Tristan menahanku dengan lengannya untuk pergi, aku menyingkirkan lengannya lalu berjalan lebih jauh ke depan untuk mengetahui apa yang terjadi. "Bagaimana jika ada keluargamu yang terluka? Bagaimana jika dia membutuhkan pertolongan?." Aku berlari dan Tristan mengejar namun perlahan-lahan kakiku berhenti, pandanganku mengabur karena mataku mulai berkaca-kaca. Aku melihat dalam penerangan yang mengabur di antara pepohonan, perlahan-lahan aku mendekat untuk melihat apa yang terjadi. Melihatnya membuatku sangat terkejut. Ada seorang pria yang tengah berlutut dengan kepala yang berlumuran darah dan memar yang membiru, bajunya terlihat kotor dengan darahnya sendiri. Rambutnya di cengkram seorang yang berdiri di sebelah kanannya. Tubuhnya gempal dengan ekspresi yang menyeramkan. Tatapan ka