Si Bebal dan Rayuannya

1048 Kata

Dinding kaca transparan yang ada di samping kantor, dan tepat berada di sisi taman lainnya langsung menghadap keluar. Ada seberkas cahaya sore yang masuk lewat dinding kaca itu. Meski matahari sore tidak bisa terlihat langsung, tapi sinarnya terasa menghangatkan. Aku masih duduk di sisi Ari menikmati caffe latte beserta satu piring churros yang kini tinggal setengah saja. Mungkin sudah ada sekitar tiga puluh menit aku bersamanya. Aku baru saja menghabiskan sisa latte. Namun, aku tak sanggup untuk meneruskan memakan camilannya. "Udah waktunya aku bekerja. Dan jangan ajak aku membahas aneh-aneh lagi," ujarku sembari meletakkan cangkir. "Yang aneh yang mana sih, Va? Semua yang kita bahas tadi itu aku serius." "Jangan diperpanjang. Kerjaanku masih banyak. Lebih baik kamu fokus sama Chi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN