Kecelakaan Kecil

2556 Kata
Sesampainya di rumah sakit, Lola langsung menyusul Andre dan Haykal yang sudah berada di depan kamar rawat inap Evan. Lola bertanya pada kedua sahabat Evan tersebut tentang bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi dan seperti apa kondisi kakaknya sekarang. Lola sangat panik dan khawatir jika Evan mengalami luka serius. “Kak Andre, kak Haykal. Gimana keadaan kakakku?” tanya Lola. “Kita juga belum tahu keadaan Evan sekarang gimana. Sekarang lagi diperiksa dokter. Semoga tidak terjadi apa-apa sama Evan,” ucap Haykal. “Kok bisa kecelakaan sih? Perasaan tadi pas aku pergi, kak Evan pulang. Harusnya kan dia ada dirumah,” ucap Lola. “Justru karena kamu pergi, kakakmu juga pergi. Dia kesepian di rumah gak ada orang, makannya dia nyusul kita di cafe. Biasanya kan kemana-mana dia bawa mobil, cuma kebetulan tadi dia naik sepeda. Katanya sih sekalian olahraga,” ucap Andre. “Nah, pas Evan mau belok ke cafe, ada mobil dari arah utara nabrak dia. Lagian Evan juga sih yang salah, menyeberang jalan kok gak tengok kanan kiri dulu. Kalau udah kayak gitu kan gak bisa nyalahin yang nabrak. Apalagi yang nabrak punya cctv mobil yang bisa jadi bukti kalau dia gak salah,” imbuhnya. “Udahlah. Aku gak mau tahu bagaimana kecelakaan itu terjadi atau siapa yang salah dan benar. Yang aku pedulikan sekarang adalah kakakku gak kenapa-napa,” ucap Lola. “Berdoa aja La semoga kakak kamu gak kenapa-napa,” ucap Haykal. Tak berselang lama, dokter yang menangani Evan keluar dari kamar inap tersebut. Dokter mengatakan bahwa Evan baik-baik saja serta tidak mengalami luka serius. Evan hanya mengalami luka ringan pada kaki, tangan, dan kepalanya. Dan semua luka yang Evan alami bisa sembuh seiring waktu. “Gimana kondisi kakak saya dok?” tanya Lola. Dokter mengatakan, “Pasien baik-baik saja dan tidak mengalami luka serius. Meski begitu, pasien harus banyak istirahat dan minum obat agar cepat pulih.” “Apa kita boleh masuk dok?” tanya Andre. “Boleh. Silahkan,” ucap Dokter. Di Kamar Rawat Inap Andre, Haykal, dan Lola melihat Evan sudah sadar. Bukannya memperhatikan kesehatannya, Evan malah meminta untuk pulang. Evan khawatir jika ketiga pacarnya datang ke rumah sakit secara bersamaan sehingga kebohongannya selama ini terbongkar. Tak ada yang bisa melawan kehendak Evan sekalipun adiknya sendiri. “Syukurlah kak Evan udah sadar. Aku panik banget pas tahu kakak kecelakaan,” ucap Lola. “Kakak gak apa-apa kok. Cuma luka ringan kayak gini palingan besok juga sembuh,” ucap Evan. Andre berkata, “Jangan mengada-ngada deh Van. Meskipun luka ringan tapi gak mungkin bisa sembuh secepat itu. Kata dokter, lo harus banyak istirahat.” “Ya ampun!” Evan teringat sesuatu. “Kenapa kak? Ada yang sakit?” tanya Lola. “Aku harus pulang sekarang,” ucap Evan. Lola meminta Evan untuk tidak terburu-buru pulang ke rumah “Kakak istirahat aja dulu di rumah sakit kak. Nanti kalau dokter udah ngebolehin kakak pulang, baru kakak pulang.” Evan berkata, “La, kalau kakak disini, bahaya untuk hubungan kakak kedepannya.” “Maksud kakak apa sih?” tanya Lola. “Kalau Dinda, Sela, dan Mayang jenguk kakak secara bersamaan, kakak bisa ketahuan La. Kalau ketahuan bisa hancur semua apa yang kakak rencanakan selama ini,” ucap Evan. “Tenang aja Van. Gue sama Haykal bawa lo ke rumah sakit yang bukan tempat kerja Dinda. Jadi lo gak perlu khawatir karena lo gak bakal ketemu Dinda disini,” ucap Andre. “Tapi kalau Dinda, Sela, atau Mayang kesini gimana?” tanya Evan. “Gue sama Haykal belum ngasih tahu mereka kalau lo kecelakaan. Jadi mereka gak mungkin kesini,” ucap Andre. “Betul itu. Mendingan lo fokus sama kesehatan lo biar cepet sembuh. Jangan mikirin pacar-pacar lo dulu. Bilang aja sama mereka kalau lo sibuk jadi gak bisa ketemu mereka dulu,” ucap Haykal. “Kak. Maaf ya,” ucap Lola. “Maaf kenapa La?” tanya Evan. “Pas denger kak Evan kecelakaan, aku panik. Aku bingung harus hubungi siapa karena aku gak punya keluarga lain selain kak Evan. Karena itu, aku hubungi kak Sela, kak Dinda, sama kak Mayang secara berbarengan. Katanya mereka bakal kesini tapi nunggu kerjaan mereka selesai dulu,” ucap Lola. Mendengar itu, Evan bersama dengan kedua sahabatnya panik. Mereka khawatir ketiga pacar Evan akan datang ke rumah sakit secara bersamaan. Oleh sebab itu, Evan harus segera keluar dari rumah sakit agar tidak bertemu dengan ketiga pacarnya. Haykal berkata, “Lola, Lola. Aku sama Andre udah berusaha gak hubungi mereka, kok kamu malah hubungi mereka. Kalau mereka kesini bareng-bareng, Evan bisa ketahuan.” “Ya gimana kak. Namanya juga orang panik,” ucap Lola. “Panik sih panik tapi gak gitu juga caranya. Lagian mereka kan juga bukan keluarga kamu,” ucap Haykal. “Tapi mereka kan pacar kak Evan. Mereka perlu tahu kalau kak Evan lagi kena musibah,” ucap Lola. “Coba kamu hubungi mereka dulu La. Bilang aja kalau Evan udah pindah rumah sakit biar mereka gak jadi kesini,” ucap Andre. “Tadi aku udah coba hubungi mereka satu-satu tapi gak ada balasan. Mereka cuma bilang kalau mereka bakal datang ke rumah sakit ini kalau pekerjaan mereka udah selesai,” ucap Lola. “Udah cukup-cukup. Sekarang bukan waktunya untuk berdebat. Kalian semua harus bantu aku keluar dari rumah sakit ini sebelum Sela, Dinda, dan Mayang datang. Aku gak mau mereka sampai tahu apa yang aku sembunyikan selama ini,” ucap Evan. “Kak, kakak harus perhatikan kesehatan kakak juga dong. Kakak dirawat disini aja dulu sampai besok,” ucap Lola. “Kamu mau terjadi perang dunia ketiga di rumah sakit ini? Udah deh kamu nurut aja apa kata kakak. Kalau kakak bilang pulang ya, pulang. Lebih baik kakak istirahat dirumah daripada disini,” ucap Evan. “Biarin aja La. Emang lebih baik Evan istirahat dirumah biar lebih aman dan gak ketahuan dari pacar-pacarnya,” ucap Andre. “Setuju! Kita gak punya pilihan lain selain itu. Lagipula, Evan juga cuma luka ringan. Jadi gak perlu perawatan intensif,” ucap Haykal. “Kalau gitu terserah deh. Aku ngikut aja,” ucap Lola. Andre dan Haykal membantu memapah Evan untuk segera diantarkan pulang. Sementara itu, Evan meminta Lola tetap di rumah sakit untuk menjelaskan kepada pacar-pacar Evan bahwa ia sudah tidak di rumah sakit ini. Evan juga meminta agar Lola tetap berhati-hati saat berbicara dengan ketiga pacarnya. Evan berkata pada Lola, “La, kamu disini dulu. Kalau kamu lihat Dinda, Sela, atau Mayang datang kesini, kamu jelasin aja kalau kakak udah gak ada di rumah sakit. Tapi inget, kamu jelasinnya satu-satu sama mereka, jangan berbarengan.” “Iya-iya. Ya udah kak Evan buruan pulang sana,” ucap Lola. ***** Sebenarnya kekhawatiran Evan tidak akan terjadi jika Lola tidak buru-buru memberi tahu pacar-pacarnya. Berhubung Lola sudah terlanjur memberi tahu mereka, jadi mau tidak mau Evan harus keluar dari rumah sakit itu agar tidak ketahuan oleh pacar-pacarnya. Setelah Andre dan Haykal membawa Evan pulang, Lola menunggu kedatangan pacar Evan. Ketika sedang duduk di kursi tunggu di rumah sakit, Lola dihampiri oleh Mayang yang masih berseragam lengkap. Mayang menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu, setelah selesai ia baru pergi ke rumah sakit untuk bertemu Evan. Lola membuat beberapa alasan untuk menjelaskan pada pacar-pacar Mayang. “Lola,” ucap Mayang menemui Lola. “Kak Mayang,” ucap Lola. “Gimana keadaan Evan sekarang?” tanya Mayang. “Kak Evan baik-baik aja kok kak,” ucap Lola. “Terus Evan sekarang dimana? Aku mau ketemu dia,” ucap Mayang. “Kak Evan lagi istirahat kak dan gak bisa diganggu,” ucap Lola. “Tadi kamu bilang Evan baik-baik aja tapi kok sampai gak bisa ditemuin. Tolong jujur sama aku La, Evan kenapa?” tanya Mayang yang benar-benar panik. Lola berkata, “Kak Mayang gak usah khawatir ya, kak Evan baik-baik aja kok. Beneran, aku gak bohong. Tapi sekarang kak Evan emang lagi istirahat dan gak mau diganggu. Kalau kakak mau ketemu kak Evan, besok aja ya.” “Ya udah. Evan di kamar apa? Besok aku kesini lagi,” ucap Mayang. “Jangan-jangan kesini kak. Nanti malam kak Evan udah boleh pulang kok. Kalau kakak mau ketemu kak Evan, besok kakak ke rumah aja. Tapi kabari aku dulu ya kak,” ucap Lola. “Mendingan kakak pulang aja sekarang. Soalnya udah sore nih, kakak pasti capek kan habis pulang kerja. Sekarang kakak pulang terus besok baru kak Mayang ketemu kak Evan,” imbuhnya. “Iya udah aku pulang. Jangan lupa kabari aku ya kalau ada apa-apa,” ucap Mayang. “Iya kak pasti. Aku pasti kabari kakak kok,” ucap Lola. Setelah mendapat penjelasan dari Lola, Mayang kemudian pulang. Lola bisa bernafas lega karena berhasil membuat Mayang percaya. Namun, masalah tidak selesai begitu saja, Lola masih harus bertemu dua pacar Evan lainnya yaitu Dinda dan Sela. Setelah Mayang, kini giliran Sela yang datang. Tak sendirian, Sela ditemani oleh temannya Monica. Setelah menyelesaikan penerbangan, Sela dan Monica langsung pergi ke rumah sakit tanpa sempat pulang dulu. Mereka bahkan masih mengenakan seragam pramugari lengkap. Sela benar-benar khawatir dengan keadaan Evan. “Lola. Evan gimana?” tanya Sela. “Kak Sela jangan panik. Santai aja,” ucap Lola. “Gimana aku bisa santai saat tahu pacar aku kecelakaan? Aku dari bandara langsung kesini bahkan gak sempet pulang dulu karena aku mau tahu keadaan Evan,” ucap Sela. “Dari tadi Sela gak berhenti-hentinya nangis karena takut terjadi apa-apa sama kakak kamu. Dia yang sedih aku juga yang repot,” ucap Monica. Lola kemudian berbicara pada Sela, “Kak Sela tenang aja, kak Evan masih selamat kok. Kak Evan juga gak mengalami luka serius.” “Evan di ruang mana La? Aku mau ketemu dia sekarang,” ucap Sela. “Kak Evan baru aja pulang kak. Dia nyuruh aku tetep disini biar aku bisa ngasih tahu kakak kalau dia gak kenapa-napa. Kak Evan bilang kak Sela gak usah khawatir soalnya dia cuma luka ringan aja kok dan sebentar lagi pasti sembuh,” ucap Lola. “Nic, ayo anterin aku ke rumah Evan. Aku mau ketemu Evan sekarang,” ucap Sela. “Eh..Eh.. jangan kak. Kak Evan kan baru aja kecelakaan, dia butuh istirahat. Kalau kakak mau jengukin kak Evan jangan sekarang,” ucap Lola. “Tapi aku kan khawatir La. Aku pengen ketemu Evan,” ucap Sela. “Aku tahu kak tapi tolong kakak ngerti kalau keadaan kak Evan sekarang masih belum pulih seperti biasanya. Jadi biarin kak Evan istirahat dulu. Kalau kakak mau ketemu kak Evan, besok atau lusa aja. Tapi jangan lupa kabari aku dulu ya kak, nanti biar aku sampaikan ke kak Evan. Soalnya kalau sakit kak Evan jarang pegang hape,” ucap Lola. “Lola bener Sel. Biarin Evan istirahat dulu. Kasihan dia pasti butuh istirahat,” ucap Monica. “Aku juga gak bakal gangguin Evan kok Nic. Aku pengen selalu ada buat dia terutama disaat-saat kayak gini. Aku pengen merawat dia pas dia lagi sakit,” ucap Sela. “Kakak tenang aja kan udah ada aku. Nanti aku pasti rawat dan jaga kak Evan sampai sembuh,” ucap Lola. “Oh iya. Kalau kamu disini, Evan dirumah sama siapa La? Kan kalian gak punya keluarga di kota ini,” ucap Monica. Lola berkata, “Di rumah ada kak Haykal sama kak Andre kak. Mereka kan sahabatnya kak Evan, jadi mereka pasti bantuin kak Evan.” “Ohh gitu.. Kirain dia dirumah sendirian,” ucap Monica. “Gak dong kak. Semuanya aman deh pokoknya,” ucap Lola. “Tuh kamu denger sendiri kan Sel? Mendingan kita pulang sekarang. Besok atau lusa kamu ke rumah Evan,” ucap Monica. “Iya kak. Kakak pulang aja sama kak Monica. Nanti aku pasti kabarin kondisi kak Evan sama kakak kok,” ucap Lola pada Sela. “Ya udah deh. Aku pulang. Besok aku bakal ke rumah kamu,” ucap Sela. “Gak lusa aja kak?” tanya Lola. “Lusa aku ada jadwal terbang. Jadi besok aja,” ucap Sela. “Ya udah deh. Kabari dulu ya kak sebelum ke rumahku. Nanti biar aku kasih tahu kak Evan,” ucap Lola. “Iya pasti aku kabarin kok,” ucap Sela. Tak berselang lama, Lola melihat Dinda datang dan berjalan ke arahnya. Lola dibuat panik karena Sela dan Monica masih ada bersamanya. Untungnya, Sela dan Monica langsung pergi sebelum Dinda menemuinya. Lola melihat Sela dan Dinda berpapasan tetapi sepertinya mereka tidak menyadari akan itu. Hal ini karena Dinda buru-buru menemui Lola, sedangkan Sela juga sudah lelah dan ingin cepat sampai rumah. Pandangan mereka hanya fokus kedepan sehingga tidak ada waktu untuk memperhatikan hal lain. “Maaf ya La aku baru dateng soalnya tadi aku ngurus pasien dulu,” ucap Dinda. “Gak perlu minta maaf kak. Kan sudah seharusnya kakak mementingkan pekerjaan utama kakak,” ucap Lola. “Keadaan Evan sekarang gimana?” tanya Dinda. “Kak Evan baik-baik aja kok dan sudah ditangani dokter,” jawab Lola. “Syukurlah… Sekarang Evan dimana? Aku mau ketemu,” ucap Dinda. “Tadinya sih kak Evan dirawat disini tapi kak Evan gak mau karena ngerasa gak kenapa-napa. Jadi kak Evan memutuskan untuk pulang dan istirahat dirumah,” ucap Lola. “Kenapa gak kamu tahan La? Meskipun dia ngerasa gak kenapa-napa tapi kan dia masih butuh perawatan,” ucap Dinda. “Kakak kayak gak tahu kak Evan aja. Gak ada satupun orang yang bisa merubah keputusannya kecuali Mamah dan Papah. Sayangnya, orang tua kami udah meninggal. Jadi gak ada lagi yang bisa mengubah keputusan kak Evan. Apapun yang udah jadi keputusan kak Evan gak bisa diganggu gugat,” ucap Lola. “Kalau gitu, kita ke rumah kamu ya. Aku mau tahu kondisi Evan,” ucap Dinda. Karena Mayang dan Sela sudah pulang serta tidak berniat ke rumahnya hari ini, Lola pun mengizinkan Dinda untuk ke rumahnya. Dinda adalah pacar pertama Evan dan yang paling lama menjalin hubungan dengan Evan. Di tahun ini, hubungan mereka sudah memasuki 4 tahun. Di Rumah Lola dan Evan Sesampainya di rumah Lola, Dinda melihat Andre dan Haykal sedang duduk diteras rumah mewah milik Lola dan Evan. Sebenarnya, Evan meminta Andre dan Haykal berada di teras untuk memantau siapa pacar Evan yang datang. Evan khawatir ketiga pacarnya juga datang bersamaan ke rumahnya. “Loh.. Kalian kok disini? Kenapa gak masuk?” tanya Dinda pada Andre dan Haykal. “Kita lagi jaga-jaga,” ucap Haykal keceplosan. Andre menginjak kaki Haykal hingga membuat Haykal kesakitan, “Aduh!” “Maksudnya gimana sih?” tanya Dinda. Lola membantu menjelaskan, “Kak Andre sama kak Haykal ada disini karena mereka jaga-jaga kak, takutnya ada maling gitu. Iya kan kak Andre?” “Oh iya-iya. Gue sama Haykal disini buat jaga-jaga biar gak ada maling masuk hehehe,” ucap Andre. “Kan didepan udah ada satpam. Lagian rumah kamu ini kan rumah mewah dan berada di kawasan elit, pasti keamanannya udah terjaga dong. Harusnya gak perlu dijaga-jaga kayak gini,” ucap Dinda. “Sorry..Sorry.. Tadi aku salah ngomong. Sebenarnya kita disini bukan jaga-jaga tapi lagi nongkrong aja,” ucap Haykal. “Masa sahabat kalian sakit, kalian malah nongkrong di depan rumahnya?” tanya Dinda makin tidak percaya dengan omongan kedua sahabat Evan itu. “Kak Dinda gak usah mikirin omongan kak Andre sama kak Haykal. Mendingan kita langsung masuk aja yuk biar kakak bisa ketemu sama kak Evan,” ucap Lola kemudian menggandeng Dinda dan mengajaknya bertemu Evan di kamarnya. "Aneh banget sih kalian berdua," ucap Dinda. Tak ambil pusing dengan Andre dan Haykal, Dinda pun mengikuti Lola ke kamar Evan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN