Mulai Terlihat Sifat Aslinya

1195 Kata
Ketika Evan sampai di rumah, ia melihat adiknya hendak pergi. Evan heran mengapa akhir-akhir ini Lola sering keluar rumah. Padahal sebelumnya, Lola sangat jarang keluar rumah kecuali untuk hal-hal penting. Setelah diinterogasi, ternyata Lola pergi bersama pacarnya. “Kakak baru pulang kok kamu malah mau pergi. Mau kemana kamu?” tanya Evan. “Ada deh,” jawab Lola. Tak terima dengan jawaban Lola, Evan menarik tangannya dan tidak mengizinkannya pergi sebelum ia memberitahukan kemana ia akan pergi. “Lepasin kak!” “Jawab dulu yang jujur. Kamu mau kemana?” tanya Evan. “Aku mau keluar sebentar,” ucap Lola. “Akhir-akhir ini kamu sering keluar dengan penampilan kayak gini. Kamu mau kencan kan? Kencan sama siapa?” tanya Evan. Akhirnya Lola jujur, “Iya deh-iya. Aku mau pergi sama pacarku.” “Pacar? Kamu  pacaran sama siapa? Sama Zen?” tanya Evan. “Bukan kak, kok malah sama Zen. Ogah banget aku sama cowok kayak gitu. Aku mau pergi sama Viko,” ucap Lola. “Viko siapa lagi itu?” tanya Evan. Lola berkata, “Dia gebetan aku yang pernah aku ceritakan sama kakak. Beberapa waktu yang lalu, dia nembak aku terus aku terima deh.” “Cieeee… Punya pacar nih. Kapan dikenalin sama kakak?” ucap Evan menggoda Lola. Lola menjawab, “Sebenarnya sih Viko udah beberapa kali main ke rumah tapi gak pernah ketemu kakak, soalnya pas Viko ke rumah, kakak gak ada di rumah sih.” “Ya udah tapi kapan-kapan jangan lupa kenalin pacar kamu sama kakak ya,” ucap Evan. “Iya kak. Nanti pasti aku kenalin sama kakak deh,” ucap Lola. Setelah itu, Lola bergegas pergi menjemput Viko di rumahnya. Umumnya saat akan pergi jalan, laki-laki yang akan menjemput perempuan. Namun, yang terjadi pada Viko dan Lola malah sebaliknya. Setiap mereka pergi, Lola yang menjemput Viko di rumahnya. Lola tak masalah dengan itu. Lagipula mereka juga suka sama suka. Di Rumah Viko Sesampainya dirumah Viko, Lola tak langsung masuk ke dalam rumahnya. Viko menyuruh Lola untuk tetap didalam mobil sampai ia menyusulnya di mobil. Kemudian, Viko juga lah yang mengendarai mobil Lola sehingga seolah-olah Viko yang terlihat memiliki mobil tersebut. “Sorry ya La kalau aku udah bikin kamu nunggu lama. Soalnya tadi aku lagi bantuin Papah benerin lampu,” ucap Viko. “Iya gak apa-apa,” ucap Lola. “La, aku boleh gak yang nyetir mobil kamu? Aku kan cowok masa disetirin sama cewek,” ucap Viko. “Boleh. Nih kamu aja yang nyetir,” ucap Lola kemudian memberikan kunci mobilnya. Setelah itu, mereka bertugas posisi dimana Viko yang menyetir mobil dan Lola yang duduk disampingnya. Di Mall Hari ini Viko mengajak Lola ke Mall untuk melihat-lihat sesuatu. Viko dan Lola menuju sebuah brand pakaian pria. Viko melihat berbagai macam baju yang bagus serta menarik baginya. Sayangnya, harga baju-baju tersebut terbilang cukup mahal sehingga ia mengurungkan niatnya. “Gimana menurut kamu La? Bagus gak kemeja ini?” tanya Viko pada Lola. “Bagus kok. Cocok kalau kamu yang pakai,” ucap Lola. Bukannya dibeli, Viko malah meletakkan baju itu kembali “Loh kenapa dibalikin ke tempatnya Vik? Padahal kemeja ini cocok banget loh sama kamu.” “Kemejanya mungkin cocok di badan aku tapi harganya gak cocok buat dompet aku,” ucap Viko. “Harganya dibawah 1 juta Vik, masa gak bisa kamu jangkau sih?” tanya Lola. “Bagi kamu, harga kemeja ini murah tapi bagiku mahal. Aku bukan orang kaya seperti kamu yang bisa beli apapun yang kamu mau. Jika barang itu cocok di kantong, aku beli. Tapi kalau itu menguras kantong, gak jadi aku beli. Kebutuhanku banyak bukan cuma mikirin baju doang,” ucap Viko dengan nada tinggi, sampai beberapa orang di sekitarnya mendengar ucapannya. “Maaf ya Vik kalau aku salah ngomong. Aku gak bermaksud menyinggung kamu,” ucap Lola. Viko menarik nafas dan mengeluarkannya untuk membuatnya sedikit lebih tenang. Kemudian ia berbicara pada Lola dengan nada rendah “Gak, kamu gak salah kok. Aku yang salah udah bentak-bentak kamu tadi. Maafin aku ya.” “Aku lagi banyak pikiran. Makannya pas kamu ngomong kayak gitu aku langsung gak enak di hati. Maafin aku ya,” ucap Viko. “Gak.. Bukan kamu yang salah. Sebagai tanda permintaan maafku, kamu boleh pilih kemeja apapun yang kamu mau disini. Nanti aku yang bayar,” ucap Lola. “Kamu ngomong apa sih La. Aku kan cowok masa dibayarin sama cewek,” ucap Viko. “Vik, kita kan udah pacaran. Jadi kamu gak usah sungkan sama aku,” ucap Lola. “Duh.. gimana ya aku gak enak nih,” ucap Viko. Lola mengambil baju pilihan Viko tadi, “Gak usah kelamaan.. Cepet pilih baju lain yang kamu mau. Nanti aku yang bayar.” “Makasih ya La,” ucap Viko. Karena ditawari oleh Lola, Viko pun mengambil beberapa baju. Selain membeli baju, Viko juga membeli sepatu dan jam tangan mahal. Semua barang yang Viko beli menggunakan uang Lola. Tak tanggung-tanggung, belanjaan Viko mencapai Rp 70 juta. Nominal yang cukup besar untuk sekali belanja. Entah mengapa Lola tidak keberatan dengan itu. Padahal ia sudah membelanjakan Viko dalam jumlah yang banyak. Jika Evan tahu, Evan pasti akan marah karena adiknya membelikan berbagai barang hanya untuk laki-laki yang belum tentu menjadi suaminya kelak. Lagipula, tak seharusnya juga Lola membelikan barang-barang untuk laki-laki sekalipun itu pacarnya sendiri. Justru, biasanya pria yang membelikan hadiah untuk wanita bukan malah sebaliknya. Lola sudah dibutakan oleh cinta hingga rela memberikan apa saja untuk pria yang dia cinta. “Udah Vik?” tanya Lola. Viko mengatakan, “Semua udah La. Makasih ya La. Aku beruntung banget punya pacar sebaik kamu. Aku janji kalau aku punya uang, aku pasti ganti semua uang kamu.” “Gak usah Vik, kamu kayak sama siapa aja deh. Aku beliin kamu bukan minjemin kamu. Udah ambil aja gak usah mikirin balikin ah,” ucap Lola. “Ya udah kalau kamu maunya gitu. Yang penting aku udah ada niat baik buat bayar ya hehehe,” ucap Viko.   “Pokoknya kamu gak perlu bayar apapun. Semua barang ini aku belikan buat kamu,” ucap Lola. Ketika mereka hendak keluar dari Mall, Lola mendapat telepon dari Andre bahwa Evan mengalami kecelakaan. Lola diminta untuk segera ke rumah sakit untuk menemani kakaknya. Hal ini karena Lola satu-satunya keluarga yang Evan punya, sehingga hanya Lola yang bisa dihubungi. “Halo.. La.. Kamu dimana?” tanya Andre. “Aku lagi di Mall nih kak. Ada apa? Kok tumben kak Andre nelpon aku?” tanya Lola. “Kakak kamu kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit. Kamu cepetan kesini ya,” ucap Andre. “Apa? Kecelakaan? Iya-iya kak. Aku kesana sekarang,” ucap Lola panik. Setelah menutup telponnya, Lola meminta izin pada Viko untuk pergi lebih dulu karena ia ingin menyusul kakaknya di rumah sakit. “Vik, sorry nih, aku gak bisa nganter kamu pulang. Soalnya kakakku kecelakaan dan aku mau ke rumah sakit sekarang,” ucap Lola. “Iya gak apa-apa. Aku bisa pulang sendiri kok. Kamu susul kakak kamu sekarang ya,” ucap Viko. Setelah itu, Lola bergegas pergi ke rumah sakit. Lola panik dan khawatir sesuatu akan terjadi pada Evan. Tak ada yang bisa Lola lakukan selain berdoa agar Evan tidak mengalami luka serius.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN