"Morning, Sayang ...," sapa Evan saat ia membuka pintu ruang kerja Mey. Meylira yang sedari tadi duduk di kursi kebesarannya lantas berdiri dan menuju Evanders. Ia langsung memeluk Evan dengan erat sesaat setelah pintu itu tertutup sempurna. "Hey, kamu kenapa? Ada masalah?" Meylira hanya menggelengkan kepalanya, tetapi jelas Evan mengerti bahwa jika Mey bertindak demikian pasti ada sesuatu yang ia pendam. Evan lantas mengajak Meylira untuk duduk di sofa ruangan itu. Wajah perempuan itu murung, mempertegas dugaan Evan bahwa ada sesuatu yang mengganjal di benak kekasihnya itu. "Kamu kenapa?" tanya Evan yang mengusap pipi Mey. "Ya, biasalah ... Papaku." "Kenapa? Kamu berdebat lagi dengan Papamu? Masih tentang hubungan kita?" Mey mengangguk tegas, ia lantas hanya tertunduk di depan Eva