“Sora apa yang kamu lakukan?!” Bella-Istri papanya tidak terima. “Ini!” Sora mengangkat kalung yang berhasil dia ambil, “berani-beraninya kamu menyentuh barang Mama, terus mengomentari cara Mama mendidikku! Mulutmu yang kotor itu, sangat tidak pantas—” “Sora!” Satu seruan marah membuat Sora memejamkan mata, ia menoleh menemukan Hanum menegurnya. “Kamu marah sama ucapan Bella? Tapi, lihat tingkahmu! Seperti memang tidak punya nilai—” “Tante mau ikut memberi komentar tentang diriku? Iya?!” Sudah kepalang, semua ingin Sora mengungkitnya. Dia mengepal kuat, matanya memerah, menahan tangis. “Tante itu adik mamaku, tapi Tante malah membela wanita yang jelas-jelas perusak rumah tangga Papa dan Mama dulu!” “Itu sudah lama berlalu, Ra. Tante hanya menghormati keputusan Mas Sakti yang mema