“Aku akan segera kembali,” “Sya, aku pulang sendiri aja.” Sora tidak ingin Ersya meninggalkan kerjaan hanya untuk mengantarnya pulang. “Kamu hanya perlu menurut sama aku,” “Tapi, kan—” “Kamu mau sekalian kita umumkan status kamu sebagai istriku, sekarang?” Sebenarnya Ersya sudah ingin melakukannya, tapi Sora tetap bersikukuh. “Baiklah,” “Bagus,” Ersya mengusap pipi Sora sebelum berbalik pergi menemui dokter yang tadi memeriksa Sora. Memastikan sekali lagi, untuk perlu atau tidaknya Sora dibawa ke rumah sakit. Sora menghela napas, menatap jarum infus yang terpasang di punggung tangannya. “Sora,” Suara itu membuatnya menoleh, “Mbak Anna?” “Hei,” dia tersenyum dan mendekati, “gimana rasanya? Masih pusing atau apa?” “Ya, Mbak. Pusing banget, terus ini ada benjolan juga di