Rosmaria menatap heran sang anak yang tiba-tiba saja seperti mencemaskan suatu hal yang sangat serius. Fean sampai menyudahi dekapan kedua tangan Rosmaria sambil meminta maaf. “Sayang, kamu kenapa?” “Aku ada urusan sebentar, Mah.” “Kita akan menghadiri acara makan malam besar, Sayang. Danian dan kakek, semuanya sudah menunggu apalagi ini pertama kalinya kita bertemu mereka secara khusus setelah lima belas tahun kita tidak bertemu.” Rosmaria terus meyakinkan, tapi untuk kali pertama, ia tak mampu mengontrol putra semata wayangnya. Fean yang begitu lembut dan sangat pengertian berkat didikannya, kini menggeleng, memberinya penolakan meski pemuda ramah itu melakukannya dengan hati-hati dan masih sarat pengertian. “Aku beneran ada urusan penting, Mah. Kalau urusanku sudah selesai, aku pa