Ketika Danian mondar-mandir gelisah terjaga di depan tempat tidur keberadaan Azura masih terpejam lemah, di tempat berbeda yaitu di kamar hotel tempatnya menginap, Fean yang masih menyikapi keadaan dengan sangat tenang, menatap lurus undangan pernikahan milik Sendar yang Fean pungut setelah dibuang oleh Azura ke tempat sampah. Suasana di luar sudah petang dan makin lama makin gelap, baik Danian maupun Fean sama-sama menyadarinya. Karena selain kerap memastikan arloji yang menghiasi pergelangan tangan kiri, kedua pria itu juga kerap melongok ke luar melalui hamparan jendela yang hanya tertutup gorden tipis di hadapan mereka. Dering ponsel miliknya yang terkapar di sebelah undangan, mengusik Fean. Pak Bowo, selaku kontak yang menghubunginya tersebut langsung membuat Fean terjaga. Fean mera