Jamal hanya bisa menahan rasa perih di punggungnya dalam diam saat Dina mencoba untuk meredakan rasa sakitnya itu mengunakan es batu. Dina melihat merasakan sendiri bahwa Jamal sering terkejut ketika lukanya perih sakit, rasanya Dina merasa sangat bersalah kepada Jamal. "Maafkan aku, Jamal ..." ucap Dina dengan suara lirihannya. "Tidak perlu meminta maaf, seharusnya aku yang meminta maaf kepada mu." "Meminta maaf padaku?" "Hem. Maafkan aku ...." "Maaf untuk apa? Memangnya kamu melakukan kesalahan apa sehingga kamu meminta maaf padaku?" tanya Dina bingung. "Maaf sudah membiarkan kamu dan sahabat kamu tidur di sofa sampai kedinginan," jelas Jamal. "Oh, itu." "Kamu bisakan memaafkan aku?" "Tumben laki-laki ini meminta maaf padaku?" gumam Dina dalam hatinya. "Kenapa diam saja?" "Hah