Dalam sebuah rumah cantik yang berada di tengah halaman luas dengan keteduhan pepohonan rindang, Mona menutup teleponnya dengan wajah yang masih menyisakan rasa penasaran. Dion We Pe, wajah laki-laki yang berprofesi sebagai fotografer itu selalu saja mengusik hatinya. Padahal ia sadar, bocah itu juga nggak ganteng-ganteng amat dibanding dengan semua artis laki-laki yang selama ini mencoba untuk mengambil hatinya. Semua cerita bermula saat sebuah majalah dewasa menawarinya sebagai model untuk melakukan pemotretan artikel gambar yang bernuansa seksi. Jujur saja, ia belum pernah bersedia untuk melakukan pemotretan dengan pose-pose seperti itu untuk mendapatkan sebuah profit. Bagi Mona, kebutuhan ekonomi dan gaya hidupnya sudah lebih dari cukup tertutupi oleh pendapatan dari honor-honornya