BAB 50 - Kisah Bidadari-Bidadari

1997 Kata

Jakarta, pagi ini. “Sarapan dulu, Nin ...” Intan Prameswari menyapa anak gadisnya yang baru keluar kamar setelah selesai berdandan. Ibu cantik itu tersenyum simpul melihat penampilan si anak yang selama beberapa hari ini terlihat ‘gemerlap’ tak seperti kebiasaannya dulu. “Iya, Buk. Ayah kemana? Kok nggak ada? “Ayahmu pergi diajak teman-temannya untuk jogging pagi.” “Ih, Ibu kenapa senyum-senyum gitu? Ada yang aneh?” tanya Nina pura-pura membodoh saat melihat ibunya masih saja tersenyum sambil mengerling ke arah dirinya. “Oh ... Enggak, Nak. Ibu suka aja lihat penampilan kamu. Mau ke kampus atau kantor?” “Kerja, Buk. Kan Nina udah cerita kalau tanggungjawab sekarang jadi lebih berat lagi. Huh, gara-gara si plaboy, Nina jadi tambah kerjaan,” jawab Nina sambil cemberut. “Ohhh, kerja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN