10

593 Kata
"Bapak tidak ingat dengan saya?? padahal kita dulu sering berbagi peluh loh Pak?" "Maksud kamu ??" Belum juga Sania menjawab pertanyaan Sadam ,dari arah toilet terlihat Tyo dan dibelakannya ada Dimas juga. Setelah Tyo dan Dimas duduk ,datanglah waitress membawakan pesanan mereka dan menghidangkannya dan mereka mulai menyantap makanan dengan diselingi obrolan ringan. Setelah menyelesaikan makannya ,Sadam ijin ke toilet. Tak lama dari itu Sania pun ijin ke toilet namun dengan tujuan ingin bertemu dengan Sadam, Dia merindukan Sadam , terutama aliran dana ke kantongnya. Begitu sampai di depan toilet ,Sania menunggu Sadam di dekat pintu keluar toilet. Dia melihat Sadam berjalan ke arah pintu keluar toilet, Sania merapikan sedikit pada bajunya kemudian memanggil Sadam "Pak Sadam" "Ada apa? kamu mau ke toilet. kalau begitu saya balik dulu ke meja" "Tunggu Pak" Sadam kemudian menghentikan langkahnya ,menghadap ke arah Sania dan mengangkat ujung salah satu alisnya "Ada apa?" "Bapak , benar tidak ingat saya?? saya mantan sekretaris bapak, selain itu saya juga teman di atas ranjang juga" Sania berucap dengan memelankan suara dan mendekat ke kuping Sadam. "Lalu ??" "Apa bapak tidak ingin mengulangnya kembali" ucap Sania sambil mengelus d**a Sadam tanpa malu dan tanpa tau tempat membuat Sadam mengeutkan dahinya dan merasa jengah, tanpa menjwab satu kata pun, Sadam meninggalkan Sania begitu saja. Sania yang di perlakukan seperti itu langsung menghentak-hentak kan kakinya. "Kalau mau menggoda tau tempat dong mbak" celetukan dari orang yang baru keluar dari toilet yang sempat melihat Sania dan Sadam tadi. Sania melebarkan matanya sambil menggerutu dan meninggalkan toilet "Haduhhh,,,betina sekarang,pengennya instan aja" ucapan orang yang ada di belakang sania dengan nada sindiran. Tambah membuat panas Sania yang sedang berjalan ke arah mejanya. "Kenapa kamu lama sekali Sania? Sampai Pak Sadam pun sudah pulang duluan" Nada tidak enak terdengar di rungu Sania "Maaf Pak" "Beres kan barang - barangnya, seteah itu kita kembali ke kantor" "Baik Pak" Tyo adalah sosok yang disiplin terhadap semua hal, Sania pun baru bekerja dengan Tyo selama sebulan, jadi dia belum bisa mengikuti ritme kerja nya Tyo, apalagi Tyo adalah sosok yang tegas, menurut Sania ,dimana itu berbeda dengan sosok Sadam. Iya ,Sania dulu adalah sekretaris dari Sadam dan juga pemuas nafsu Sadam, dimana beban kerjanya tidak terlalu berat . Asalkan dia bisa memuaskan Sadam pasti semua lancar ,termasuk juga urusan kantongnya. **** Sadam dan Tyara sudah sampai kantor kembalii dan lansung menuju ruangannya. begitu membuka pintu ruangannya dia sedikit terlonjak karena mendengar suara dari arah sofa' "Apa kabar Bro?? lama banget gue nunggu disini, dari mana lu?" "ck...ck..ck...ngagetin aja sih!! udah lama?? mau minum apa?" "Tadi gue tanya Andre, katanya bentar lagi lu balik ke sini,makanya gue nunggu diruangan lu, lu darimana?" "Dari resto MM..tadi ..." belu selesai ucapan Sadam terdengar suara ketukan pintu dan munculah Dimas membawa setumpuk berkas yang harus di tandatangani oleh Sadam "Permisi Pak, ini ada berkas yang sudah saya periksa dan membutuhkan tanda tangan Bapak" ucap Dimas berjalan ke meja kerja Sadam dan menyerahkan tumpukan kertas dalam map tersebut ke Sadam. "Dimas, tolong buatkan minum...." Sadam menghadap ke arah tamu nya "lu mau minum apa?" "Seperti biasa kopi tanpa gula ya" "tolong buatkan kopi dua ya...yang punya saya pakai sedikit gula saja" "Baik Pak, kalau begitu saya permisi" stelah itu Tyara keluar dan menghungi OB untuk membuatkan dan mengantarkan minuman untuk Sadam dan tamunya, kemudian dia duduk di kursinya dan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda tadi. di dalam ruangan Sadam menceritakan hal yang dia rasa ketika berada di deket Dimas kepada tamunya. Namun reaksi temannya malah terbahak bahak mendengarnya. " Apa lu sekarang berganti orientasi Dam ???
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN