Setelah Tyara keluar dari ruangan Sadam ,sekitar sepuluh menit Sadam pun juga keluar dari ruangannya dengan maksud mengajak Dimas untuk berangkat ke Resto ,sebelumnya dia sudah ingin menghubungi Dimaas melalui interkm ,namun di urungkannya. Saat sudah dekat dengan ruangan Dimas, samar - samar dia mendengar suara perempuan ,namun dia tidak mendengar jelas ucapannya. akirnya dia mengetuk pintu ruangan itu, dan keluarlah Dimas dari balik pintu dengan wajah sedikit kaget
" Iya Pak"
"Kita ke Resto sekarang saja , saya sudah lapar "
"Baik Pak ,Saya ambil berkas - berkasnya dahulu"
"Tadi saya dengar ada suara perempuan dari ruangan kamu ,Dim ? ada siapa?"
" Hah..?? maksudnya Pak ?
"Ada orang lain kah diruanganmu?"
Tyara berdehem untuk mengulur waktu menjawabnya
"Ehmm...ehmm..
emmm i-itu pak, s-sa-saya lagi dengan nenek saya lewat telpon" Tyara menjawab dengan tergagap, dia bingung mau ngomong apa, akirnya alasan itu yang keluar dari mulutnya. Sadam mencoba percaya ucapan Tyara, namundari ekor matanya dia mencoba mengamati ruangan Tyara , dan Tyara pun menyadarinya. Dengan membawa dua map Tyara berjalan ke arah Sadam.
"Ehm..ehm...mari Pak" ucapan Dimas membuat Sadam tersadar kalau dia sedang mengamati ruangan Dimar bahkan secara terang- terangan bukan melalui ekor matanya lagi. dia merasa tidak enak dengan Dimas , akirnya dia jalam duluan tanpa melihat Dimas.'Gini amet ya bos gue, semoga sebelum tiga bulan tugas ini berakir' bathin Tyara . Kemudian Tyara berjalan mengikuti Sadam sambil membetulkan letak kacamatanya. Di dalam lift mereka berdua sama - sama bungkam hingga suara dentingan lift terdengar dan mereka keluar dari kotak besi itu menuju lobby, kemudian Dimas mengambil alih kemudi mobil yang sudah di siapkan oleh sopir kantor di pintu utama,
"Dimas, berkas sudah semua dibawa kan? " setelah perjalanan hampir lima belas menit akirnya Sadam bersura, karena sudah mendekati lokasi Resto yang di tuju.
"Sudah Pak, tadi sudah di cros cek dengan Pak Andre juga"
"Kamu sudah menikah Dim?" pertanyaan random dari Sadam membuat Dimas terbengong beberapa detik sampai panggilan ulang dari Sadam menyadarkan kembali kesadaran Dimas.
"Belum Pak, belum terpikirkan"
Sebenarnya Sadam juga bingung kenapa pertanyaan itu bisa keluar dari mulutnya, diapun sampai sekarang juga bingung ,kenapa berdekatan dengan Dimas ,jantungnya selalu berdetaklebih cepat, apa ada yang salah dengan dirinya?.
Dimas memarkirkan mobil dan membukakan pintu untuk Sadam, namun Sadam masih asik dengan pikirannya sendiri. Akirnya Dimas memanggil namanya ,Sadam sedikit gelagapan
"kenapa?"
"kita sudah sampai pak"
Sadam menganggukkan kepalanya, merapikan jas nya kemudian turun dari mobil mewah tersebut. ' kenapa aku bisa melamun ya? sampai tak sadar kalau sudah sampai...aneh nih isi kepala, udah mulai terkontaminasi kayaknya...gawat ..'Sadam membathin dan menggelengkan kepala, Dimas pun yang melihat merasa aneh dengan bos nya itu.
"Ada masalah kah pak?" Sadam yang mendengar ucapan Dimas pun mengangkat salah satu alisnya pertanda dia tidak paham dan menanyakan apa maksud ucapan Dimas itu.
"Maksud kamu?"
" Tadi Bapak geleng - geleng kepala, apakah ada masalah ?"
"oohhhh" Sadam berucap sambil berjalan menuju ke dalam Resto, Tyara pun sampai terbengong ' orang ditanya jawabnya malah oh doang, untung bos kalau enggak udah aku tabok pakai map ini dah' gerutu Tyara samil mengejar langkah Sadam.
Ternyata sampai di dalam Resto sudah ada pimpinan perusahaan YX dengan sekretarinya yang berpakaian sangat ketat.
" Selamat siang pak Tyo ,maaf kita datangnya telat. " Ucap Sadam sesampainya di meja yang telah dipesan oleh sekretarisnya dan menjabat tangan pria yang di panggil dengan Tyo tadi.
" Selamat siang pak Sadam . kita juga baru sampai kok pak Sadam dan ini juga belum ada jam dua kok. tadi saya ada keperluan di sekitar sini pak Sadam, jadi langsung ke Resto saja sekalian. Jadi mau makan dalu atau langsung ke topik utama pak Sadam?"
" Langsung ke topik utama saja pak Tyo, setelah itu baru kita lanjut makan. Bagaima Pak Tyo?"
"Baiklah....Sania mana berkasnya?oiya kamu sekalian pesan makanannya dulu ya , tapi di sajikannya nanti saja" ujar Tyo kebada sekretarisnya
"Tidak perlu Pak Tyo nanti sekretaris saya saja yang memesankan makanan, sepertinya dia sudah pesan makanan juga waktu reservasi tempat ini. Dimmas??"
" Iya pak, sesuai dengan permintaan pak Sadam"
Sadam dan Tyo menganggukkan kepalanya pertanda mengerti ucapan Dimas. 'padahal aku laper banget...huff' batin Tyara. Kemudian dia menyerahkan berkas yang dibawanya ke Sadam dan meeting pun dimulai sampai kesepakatan antara dua perusahaan tersebut akirnya tercapai. Sadam memberikan kode ke Dimas untuk minta waitres menghidangkan makannanya. Sementara Pak Tyo ijin untuk ke toilet, jadi yang ada di meja tersebut hanya Sadam dan Sania yang merupakan sekretaris dari Tyo.
"Apa kabar Pak Sadam?? jadi sekarang pakai sekretaris laki - laki Pak?"
"Maksud kamu?..." Sadam bukan tidak paham dengan ucapan sekretaris dari partner kerja nya itu, namun dia tidak mengerti kenapa si sekretaris itu bertanya seperti itu, Dia juga merasa tidak asing dengan wajah sang sekretaris itu...siapa ya dia??