Setelah empat puluh lima menit akirnya Tyara yang berpenampilan menjadi Dimas sampai di tempat itu. Dia merasa risih karena mendengar suara yang memekakkan telinganya dan membuat jengah dengan pemandangan yang dilihatnya sekarang. Tyara bukannya tidak pernah menginjakkan kakinya di tempat seperti ini, namun sekarang dia merasa sangat amat jengah karena banyak wanita yang menggodanya.' Gini amat nasib kamu Dimas' gerutu Tyara pada dirinya sendiri.
"Kenapa lama sekai Dimas,
tuh lihat bos kamu sudah tepar gak jelas"
"Maaf Pak, jarak rumah saya kesini lumayan jauh ,ini juga sudah saya usahakan secepat mungkin"
"Ya udah kamu anter Sadam pulang geh, soalnya kami masih mau lanjut disini"
Dimas melongo mendengar ucapan dari teman bos nya itu. 'Hadeh mana kuat nyeret orang segede ini ke mobil sih' batin Dimas.
" bentar saya bilang dulu ke mereka dulu, ntar saya bantu ke mobil"ucap Darko kemudian berlalu ke arah kedua temannya yang penampilannya sudah acak-acakan karena ulah wanita- wanita yang duduk di dekat mereka.
"Lah katanya mau nguji si o***g? kenapa malah udah teler gak jelas gitu? biasanya dia kuat minum? " ucap Marco ketika Darko bilang mau anter Sadam. Tyara hanya memperhatikan dari kursi yang di duduki Sadam tanpa tau apa yang dibicarakan oleh mereka. Setelah beberapa menit Darko kembali ke tempat Sadam Dan Dimas
"Ayo, saya bantu angkat Sadam ,kacau nih orang minum sampe gak sadar gini" Darko mengerutu sambil mengangkat salah satu tangan Sadam dan mengalungkan di lehernya, begitupun dengan Tyara juga melakukan hal yang sama seperti Darko.
"Gila nih orang berat bener yak,,kebanyakan dosa lu Dam sampe seberat ini" Darko kembali menggerutu yang di dengar oleh Tyara. 'Lah kan kalian sama aja, pake ngomentarin temennya lagi' batin Tyara
"Anter ke apart nya aja Dim, jangan ke rumahnya, bisa ngamuk kalo sampai Tante Fatma tau"
"Baik Pak , kalau begitu saya permisi Pak Darko"
"Iya, hati - hati Dim" Dimas membunyikan klakson nya stau kali kemudian dia berlalu mengemudikan mobilnya ke apartemen Sadam. Tadi Darko bilang kalau mobil Sadam dia yang akan mengurusnya. Tanpa Tyara sadari, Darko mengikuti mobilnya dari belakang sengaja dengan menjaga jarak agar tidak di curigai oleh Dimas. Sesampai di apartemen ,Tyara kesusahan memapah Sadam, meskipun Tyara berpenampilan sebagai Dimas, tetap saja tenaganya tetap tenaga sang Tyara. Dengan susah payah akirnya sampai juga di unit nya Sadam. Tyara menempelkan ibu jari Sadam di door lock untuk membukanya, mengantar Sadam ke kamarnya, membukakan sepatu kemudian menyelimutinya. Dia bingung apakah akan meninggalkan Sadam atau menunggunya sampai sadar, tapi nanti bagaimana kakeknya mencari. Setelah berpikir hampir satu jam ,akirnya Tyara pulang ke rumahnya. Tyara tidak tau kalau masih di intai oleh Darko. Padahal Darko bisa saja mengantar Sadam sendiri, karena diajuga menempati unit di lantai yang sama dengan Sadam. Darko terus mengamati Dimas, tanpa Dimas tau. Darko bersembunyi di belakang pilar yang berbeda arah dengan arah lift berada. Saat Dimas memasuki lift dengan memunggungi pintu lift yang belum tertutup, dia melepas wig nya dan tergerailah rambut sebahunya dan kemudian pintu lift tertutup. Darko yang melihat itu pun tak percaya kepada matanya sendiri, dia kucek- kucek matanya untuk memastikan pandangannya tidak salah.'Siapa sebenarnya kamu Dimas? Apa tujuan mu?' monolog Darko kemudian masuk ke unit apart nya. 'Aku akan menyelidikinya sendiri'.
***
Sadam bangun dengan memegangi kepalanya yang terasa berat, dia bingung dan mengamati ruangan itu. ' ah ternyata kamar ku sendiri'
kemudian bangun menuju ke pantry mengambil gelas lalu mengisinya dengan air hangat untuk mengurangi mual di perutnya. Dia baru menyadari sesuatu, bukannya semalam dia ke club bersama teman - temannya??
terus siapa yang mengantar nya ke apart? ahh..nanti aku tanya ke mereka aja' kemudian dia beranjak dari kursi yang di dudukinya menuju kamarnya untuk bersiap ke kantor.
Sesampainya di lantai ruang kerjanya ,Dia melihat Dimas yang sudah sibuk dengan berkas - berkas yang ada di meja kerjanya. Dimas pun berdiri menyapa Sadam ,kemudian menghubungi OB untuk membuat kan kopi untuk Sadam. Dimas masuk ke ruangan Sadam setelah mendapat ijin dari sang pemilik ruangan.
"Selamat pagi pak Sadam" Dimas kemudian membuka tablet yang dipegangnya dan membacakan jadwal sang bos untuk hari ini. "Ada yang perlu ditambahkan atau di rubah Pak?"
"kamu atur ulang untuk yang ke PT. XX ya !! atur menjadi lusa saja, saya hari ini kurang enak badan, jadi mau pulang cepat"
"Apa perlu di panggilkan dokter Pak?"
"Tidak usah"
"Baik, Ada lagi pak?"
"Tidak"
"Baik, kalau begitu saya permisi kembali ke ruangan saya pak"
Dimas membungkukkan badannya kemudian berlalu dari ruangan Sadam setelah mendapat anggukan kepala dari Sadam. Setelah Dimas keluar ,Sadam memegangi dadanya,'sebenarnya aku kenapa? setiap berdekatan dengan Dimas kenapa detak jantung tidak dapat di kontrol?' monolog Sadam.
Sadam kembali pulang ke apartemennya, namun setelah keluar dari mobilnya dia melihat Darko berjalan bersisian dengan seorang gadis, Sadam pun memanggil Darko untuk menanyakan apa yang terjadi di club semalam. Dan disinilah mereka sekarang, di Cafe yang ada di gedung apartemen, mereka duduk berdua saja, sedangkan gadis yang bersama Darko tadi duduk di meja lain.
"Gila lu bro,,masih kurang emang semalam??
"Tau apa lu semalam?? lu aja mabok sampai gak sadar gitu!! obrolan mereka terjeda saat pesanan mereka diantarkan oleh waitress.
"ahh iya ...kenapa gue bangun - bangun ada di unit ya?
lu yang anter ya??"
"Dimas yang nganter lu, gue telpon dia buat jemput.
Bentar ...gue mau tanya !!Dimas bisa jadi sekretaris lu itu gimana ceritanya?"
"Kenapa emangnya"
"Penasaran aja"
"Papa yang pilihin" Darko menganggukkan kepalanya lalu menyesap kopi yang masih mengepulkan asapnya itu
"BTW lu masih deg-deg kan gitu gak?"Darko mencoba mencari informasi dari Sadam sebelum nanti dia akan menyelidiki Dimas tanpa sepengetahuan Sadam.
"Iya...gue juga tambah bingung deh"
"Terus si o***g gimana?
maksud gue bereaksi gak?
apa lu mau uji si o***g sekarang? mumpung ada tuh" Darko berujar dengan mengedikkan dagunya ke arah gadis yang dibawanya tadi.
"Gak bro, gue lagi gak selera saat ini, kepala gue masih kerasa beratnya"
"nah,,,,obat pusing ya begituan men!!! atau mau gue cariin yang lain?"memang ahlinya Darko ini, biarpun dia sudah bertunangan tidak menghentikan kebiasaan berpetualangnya.
"Gak Bro, ya udah gue balik dulu ya!!!lu juga sana, tuh dia nungguin lu sampe jamuran noh"
"Sialan lu" diakiri dengan tawa mereka , kemudian beranjak ke unit mereka masing- masing.
bersambung