Ting..
suara dentingan dari lift menghentikan ucapan Tyara karena sudah sampai di lantai 10 tempat untuk rapat, kemudian mereka keluar menuju ruangan rapat yang sudah terisi oleh para kepala Devisi. kalau kalian tanya bagaimana dengan devisi humas? ya...devisi humas masih kosong posisinya dan untuk pekerjaannya di handle oleh Tyara dan Andre secara bergantian , karena masih dalam proses seleksi untuk posisi tersebut.
"Sudah lupakan saja pertanyaan saya tadi, mari kita fokus pada meeting ini "
"Baik Pak "
Begitu ruang rapat dibuka ruang rapat sudah terisi oleh kepala Devisi dengan para sekretarisnya.
" Selamat siang Pak Sadam" serentak mereka semua mengucapkan salam dengan membungkukkan badan untuk pimpinan mereka.
"Selamat siang, silahkan duduk kembali...
perkenalkan ini sekretaris saya , namanya Dimas. Dimas silahkan mulai rapat ini " perintah Damar dengan suara tegas
"Selamat siang semua, mari kita mulai rapat ini dengan meng evaluasi laporan dari devisi marketing, silahkan dimulai..terimakasih."
Dengan sopan manager marketing berdiri dan mengucapkan salam kemudian memaparkan laporannya. Begitu seterusnya disambung dengan devisi lainnya hingga sampai pada devisi humas yang ternyata kosong di kursnya. Tyara menegang mukanya dan mulai panik, bisa - bisa reputasinya sebagai manager humas ternoda karena tidak hadir dalam rapat kali ini.'aduh gimana ini' bathin Tyara.
"Kemana manager Humas, kenapa tidak hadir??" tanya Sadam entah ke siapa ,karena dia baru menyadari bahwa ada yang tidak hadir dalam rapat ini. Terdengar suara kusak kusuk dari beberapa peserta rapat, karena merasa aneh tidak biasanya seperti ini. Tyara sudah mulai mengeluarkan keringat di pelipisnya dan mulai resah. Tak berapa terdengar suara ketukan pintu menghentikan kebisingan di ruangan tersebut.
Tok...tok..tok
munculah Andre di ikuti sekretaris Tyara dibelakang nya setelah membuka pintu ruangan.
"Maaf Pak Sadam mengganggu rapat dan maaf saya datang terlabat"
Sadam bingung ,kenapa Andre datang dalam rapat ini?, kenapa juga bilang datang terlambat? apakah dia di suruh papa untuk mengawasiku? bathin Sadam dengan berbagai pertanyaan.
"Kenapa kamu datang dalam rapat ini Andre?"
"mohon maaf sebelumnya , saya disini mewakili devisi humas karena Ibu Tyara sedang cuti jadi laporan dari devisi Humas di limpahkan ke saya untuk sementara waktu.
" Oke ,silahkan duduk Andre dan jelaskan tentang laporannya "
"Baik Pak, terimakasih"
Tyara merasa sedikit lega karena kedatangan Andre seakan Andre menyelamatkan dia dari kasak kusuk peserta rapat di ruangan ini.
" Selamat siang semua, sekali lagi mohon maaf atas keterlambatan saya , dan berikut laporan dari devisi humas..." Andre menjelaskan semua secara jelas karena dia sudah berdiskusi dengan Tyara di hari sebelumnya . Tyara pun yangturut mendengarkan dengan perasaan sedikit cemas akirnya merasa lega setelah rapat di tutup oleh Sadam , sebelum Tyara keluar mengikui langkah Sadam ,dia masih mendengarkan suara beberapa orang yang menanyakan keberadaan dia yang tidak hadir dalam rapat kali ini, Tyara menghembuskan nafasnya ' begini amat ya kerja, udah kayak maling aja ngumpet sana ngumpet sini' dia membathin.
Sesampai diruang Sadam , Tyara bertanya ke Sadam
"Bapak mau makan sekarang atau nanti sekalian di Resto?" karena jam sudah menunjukkan pukul satu lebih lima menit dimana sudah lewat dari jam istirahat kantor.
"Nanti saja sekalian, kamu tolong siapkan berkas - berkas yang akan dibawa ya"
"Baik pak"
Tyara kembali ke ruangannya dan menghubungi Andre. Tak menunggu lama ANdre sudah mengangkat telepon nya
"ya Dimas, ada apa?" itulah Andre yang selalu to the point...
"Pak Andre untuk bahan meeting dengan XY apakah sudah semua yang ada di saya atau ada tambahan lain?"
"sepertinya sudah cukup, nanti kalau ada yang kamu butuhkan lagi ,kamu hubungi saya aja "
"Baik Pak" Tyara mengakiri percakapannya dengan Andre ,namun terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan. Dia lekas berdiri dan membukakan pintu
"Ya Pak?"
" Sepertinya saya mendengar suara perempuan dari ruangan kamu, emang ada siapa?"
Deghh