Berlian akhirnya sampai di rumah setelah empat hari berbaring lemah di rumah sakit, Berlian duduk di sofa dengan helaan napas halus, ia sangat lega ketika akhirnya ia di rumah dan menghirup udara yang tidak beraroma rumah sakit. “Ini minum dulu, Berlian,” kata Eci meraih minuman yang sudah dibuatkan Juminten. “Makasih ya, Ci,” ucap Berlian lalu meneguk segelas air pintu hingga tandas. “Kamu haus, Sayang?” tanya Arsenio. Berlian terkekeh dan menganggukkan kepala. “Iya, Mas.” “Pantas saja minumnya semangat sekali.” Sesaat kemudian, Endi datang dan membungkukkan badannya. “Tuan, Ayah Anda menelpon, Anda di undang makan malam hari ini di rumahnya. Bersama Nyonya Mufta,” kata Endi. Meski Arsenio kembali ke ayahnya, namun hubungannya dengan ayahnya masih seperti yang dulu, biasa saja dan