Bab 43. Hari Pertama Menjadi Menantu

1052 Kata

Sasti membuka matanya perlahan. Ia mengerjap usai menengok ke arah jendela yang sudah memancarkan cahaya matahari. Gadis itu mengulat. Namun, tubuhnya tidak bisa bergerak. Ia menyingkap selimut dan terlihat Prasta yang mendekap tubuhnya dengan erat. Gadis itu tersenyum kecil. Telempapnya yang bebas terulur mengusap rambut Prasta yang berantakan. Tak ada perasaan lain selain bahagia saat ini. Prasta adalah anugerah yang Tuhan beri kepada Sasti ketika ia terpuruk. Jadi, ia harus mempertahankan pria itu sampai kapan pun. "Bangun, Sayang," ucap Sasti kemudian. "Enggak mau," bisik Prasta. "Loh, kok, enggak mau. Kamu masih libur?" tanya Sasti. "Hmm. Hari ini mau ngelonin kamu terus," sahut Prasta. Sasti terkekeh. Ia tidak tahu mengapa sang suami menjadi sangat manja saat ini. Apakah a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN