17

1300 Kata
Seribu kali pun Lo cegah gua buat ga kayak gitu lagi, seribu kali juga gua bakalan kayak gitu Rania. Apa Lo ga bisa lihat effort gua sedikit aja? Apa benar kalo gua ga ada harapan sama Lo Dan? Batin Randra sekarang ini. Randra sudah sampai di dalam mobilnya dan sekarang ini ia sudah mendapatkan powerbank. Ia pun kembali berjalan, saat ia sampai di tempat ia mendengar suara Rania tadi sudah tak ada siapa-siapa. Mobil Rania sudah pergi dari sekolah. Sepertinya Rania hanya menunggu dirinya saja tadi, maka dari itu setelah mengatakan satu kalimat tadi Rania langsung pergi dari sini. "Andai aja gua ga kayak gini, apa Lo akan mau sama gua Rania?" tanya Randra entah pada siapa sembari sekarang ini dirinya sudah berjalan juga. Randra sudah sampai di kelasnya sekarang, ia bisa melihat Kiara dan Dilan sedang makan sembari mengobrol. Disini sangat terlihat bahwa Dilan mencintai Kiara. Entah apa yang membuat Dilan tidak mengatakan hal itu pada Kiara, padahal dilihat dari segi manapun mereka berdua sangat cocok. Ia rasa kekurangan yang ada pada diri Kiara juga bukan lah penyebab kenapa sampai saat ini Dilan belum memacari Kiara, tapi ada hal lainnya juga. "Randra, udah ambil powerbanknya?" tanya Kiara yang mana sekarang ini ia tahu jika Randra sudah datang disana, Randrs pun semakin mendekat. "Iya Kiara, gua udah balik lagi. Lama ya? Mobil gua soalnya ada di pojok banget sih hehehe. Jadinya ya gua harus jalan lama." ujar Randra tersebut. "Iya lama banget sumpah. Sini Randra, makan sama-sama lagi." ujar Kiara yang memang sangat lembut. Randra sudah duduk di dekat mereka semua dan sekarang ini sudah melanjutkan obrolan mereka sembari makan. Sementara Agam sekarang sudah bersama dengan Aruna, mereka berada di kedai es krim untuk membeli es krim sekarang. Agam terlihat bahagia ketika bersama dengan Aruna karena memang Aruna adalah hidupnya. Aruna yang selalu membuatnya bersemangat tapi sekaligus membuatnya ketakutan. Ia ketakutan ketika Aruna akan pergi darinya. "Sayang, kamu janji kan ga akan pergi ninggalin aku?" tanya Agam. "Iya, janji asalkan kamu juga janji kalo kamu bakalan ga temenan lagi sama Randra dan yang lainnya. Mereka ga suka sama aku." ujar Aruna yang memberikan pilihan sangat berat bagi Agam. Bagaimana ini tidak menjadi pilihan berat jika Agam harus memilih antara Aruna dengan sahabatnya. "Sayang, kamu kenapa ngasih aku pilihan berat banget. Tentu antara kamu sama mereka aku sama sekali ga bisa milih, kalian benar-benar sangat berarti buat aku. Kamu tahu itu Aruna, aku cuma punya kalian di hidup aku dan aku ga mau mengurangi salah satu diantara kalian." ujar Agam yang mana Agam berharap jika Aruna mau untuk mendengarkan dirinya saat ini. Aruna tampak terdiam cukup lama sembari ia memakan es krimnya. Kini ia kembali menatap ke arah Agam yang sepertinya mulai ketakutan lagi jika ia akan meninggalkan Agam. Aruna pun kini memegang tangan Agam. "Okay, kalo gitu aku cuma minta kamu biar kamu lebih banyak waktu sama aku. Gimana? Just it, kamu masih bisa kumpul sama mereka but, you must to remember that i'm your priority. So?" tanya Aruna kepada Agam. "Iya, aku janji sayang. Makasih udah mau stay sama aku baby. I love you so much and more." ujar Agam yang kini sudah mencium tangan Aruna. Aku juga ga mungkin mutusin kamu Gam, aku sayang banget sama kamu dan ga mau ninggalin kamu. Tapi kalo kamu terus menerus buat aku cemburu dengan kedekatan kamu sama Kiara, aku juga ga sanggup kalo tiap hari harus dengan laporan kamu begini, kamu begitu. Aku juga punya hati Agam, aku ga suka kalo cowok aku lebih perhatian sama cewek lain meskipun itu merupakan sahabat kamu dan dia juga punya kekurangan. Tapi aku bukan cewek yang ngelihat seseorang dengan kekurangannya. Harusnya kekurangan itu ga menjadikan alasan supaya orang itu bisa ambil simpati dari orang banyak kayak apa yang terjadi sama Kiara. Aku harap kedepannya kamu akan menepati janji kamu itu Agam, aku ga tahu juga sampai mana dan sampai kapan aku bisa bertahan kalo kamu kayak gitu terus. Batin Aruna tersebut. "Ah ya sayang, sebelum kamu marah. Aku mau ijin sama kamu, ini benar-benar buat tugas kelompok ya sayang. Besok aku mau ngerjain tugas kelompok di rumah Kiara sama Dilan dan Randra juga. It's okay right?" tanya Agam dan Aruna mengangguk pada Agam. Ini masalah yang berbeda jadi Aruna rasa ia tidak boleh mencampuri urusan pekerjaan kelompok milik Agam. "Tapi kamu harus ingat ya Gam, kamu itu milik aku." ujar Aruna dengan sangat otoriter. "Iya sayang, makasih banyak ya sayang." ujar Agam dengan senyuman manisnya. Aruna ikut tersenyum, kini mereka menghabiskan es krim mereka dan selanjutnya mereka pergi bermain bersama seperti yang mereka inginkan. Sementara itu, Kiara, Randra dan Dilan sudah keluar dari kelas mereka. Kini mereka bertiga sedang berjalan menuju ke lobby sekolah mereka karena Kelvano sudah selesai les jadinya sekarang ini mereka akan bertemu untuk Kiara nanti akan pulang bersama dengan Kelvano. Tampak sekarang ini mereka masih menunggu Kelvano sembari mengobrol bersama juga. "Udah lama nunggunya ya? Sorry ya guys soalnya tadi baru aja keluar. Biasa agak telat baliknya." ujar Kelvano kepada mereka bertiga tersebut. "It's okay bang, ga masalah kok. Lagian kita juga ngobrol-ngobrol tadi." ujar Randra kepada Kelvano dan Kelvano mengangguk. Kelvano juga sekarang ini berterimakasih kepada mereka berdua karena sudah mau menjaga Kiara. "Ya udah kalo gitu gua sama Kiara balik dulu ya, yok lah kita bareng ke parkiran." ujar Kelvano pada mereka dan sekarang mereka pergi dari sana. Dilan masih terus menerus melihat ke arah Kiara. Bahkan sampai Kiara masuk ke dalam mobil Kelvano, ia masih melihatnya seakan ia takut jika Kiara akan pergi dari kehidupannya itu nanti. Mereka pun akhirnya berpisah di parkiran, tampak Kelvano sudah mengendarai mobilnya keluar dari sekolahnya ini. Ia bertanya pada Kiara apakah Kiara menginginkan sesuatu sebelum mereka pulang ke rumah dan Kiara menjawab bahwa ia sedang tidak menginginkan apa-apa untuk sekarang. Akhirnya sekarang Kelvano membawa Kiara untuk pergi dari sana. "Ah ya Bang, Kiara besok mau belajar kelompok sama Dilan, Randra dan Agam di rumah. Besok beliin jajanan yang banyak ya Bang." ujar Kiara itu. "Iya sayang, kakak pasti akan belikan kamu makanan yang banyak besok. Terus kamu besok pulang bareng siapa?" tanya Kelvano tersebut. "Mungkin barenga Dilan atau Randra atau Agam Bang." ujar Kiara dan Kelvano mengangguk. Jika itu mereka ia akan sangat setuju tapi jika itu bukan mereka akan akan berpikir ulang mengingat ia sangat susah untuk percaya pada orang lain yang berada di sisi Kiara. Ia hanya takut jika kekurangan yang dimiliki oleh Kiara dijadikan orang lain sebagai suatu hal yang menguntungkan mereka. Ia sungguh tidak mau hal itu terjadi, makanya ia sangat selektif pada teman-teman Kiara. Ia hanya memercayakan Kiara pada tiga orang itu. "Sekarang beneran nih ganmai apa-apa?" tanya Kelvamo memastikan. "Iya Bang, Kiara lagi ga mau apa-apa. Lanjut aja pulang." jawab Kiara. Sebenarnya ada yang Kiara mau bang, dan belum terwujud juga sampai sekarang. Kiara mau melihat warna dunia dan seisinya. Kiara mau hidup dengan bisa melihat semua orang yang sayang sama Kiara. Kiara mau hidup tanpa menyusahkan orang lain seperti sekarang ini. Tapi kayaknya Abang pun juga ga bisa mewujudkan keinginan Kiara satu itu ya Bang. Hahahaha, keinginan Kiara satu ini emang benar-benar ga bisa di wujudkan. Batin Kiara. "Kiara, sayang ayo turun udah sampai loh. Kamu mikirin apa sih sayang sampai sekarang kamu kayak gini?" tanya Kelvano dan Kiara menggeleng. "Kiara cuma kecapekan aja tadi Bang, ya udah Kiara ke kamar dulu ya Bang. Makasih Abang." ujar Kiara sembari memeluk Kelvano dan Kelvano pun menjawabnya. Setelah sudah, kini Kiara berjalan ke kamarnya dan ia sudah masuk ke dalam kamarnya. Tampak ia langsung duduk di tempat tidurnya lalu ia memikirkan berbagai macam hal yang bisa saja terjadi kepadanya itu. Jika ia tidak hidup di keluarga ini, mungkin saat ia tak bisa melihat seperti ini ia juga tidak bisa bersekolah. Ya, karena ia bisa bersekolah dengan biaya yang sangat fantastis mengingat ia berbeda dari mereka semua.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN