29

1520 Kata
Malam itu akhirnya Rendra sudah mengantarkan mereka berdua menuju ke rumah mereka masing-masing. Setelah sudah mengatakan mereka berdua ia pun pulang ke rumahnya dengan Atlas. Atlas merasa sangat bahagia ketika melihat Randra yang sekarang ini tampak berbeda dari biasanya. Rendra terlihat sangat segar dan juga ia terlihat sangat bahagia. Entahlah yang pasti sekarang ini Rendra terlihat benar-benar menginginkan bahwa ia ya sekarang sedang merasakan dimabuk asmara lagi untuk yang kesekian kalinya dan bersama orang yang sama yaitu seorang Rania. "Cie elah yang bahagia banget nih bisa kali ya kalau bagi-bagi bahagianya buat kita kita nih hehehe." ujar Atlas kepada Randra tersebut. "Hahaha apa sih Lo tlas, tapi bener kata Lo kalo gua emang lagi bahagia banget sama Lo. Rasanya gua ga tahu lagi harus gimana nantinya. Gua bahagia karena akhirnya Rania kayak bisa nerima gua ya meskipun baru jadi temen aja sih. Ya doain aja semoga dari temen jadi demen ya." ujar Randra. "Iya deh iya bos ku pokoknya gua mah dukung apa pun tentang Lo asalkan itu masih di batas wajar. Gua lihat Lo sama Rania juga cocok. Kalo jodoh ga bakalan kemana kok. Santai aja." ujar Atlas lagi kepada Randra. "Iya, gua juga yakin kalo jodoh ga akan kemana. Pasti Tuhan bakalan lebih dekatin gua lagi sama Rania. Gua berharap banget semoga menang benar kalo Rania itu jodoh gua Tlas. Gua pikir dulu dia ga mau sama gua karena gua selalu pakai kacamata hitam gua setiap siang. Tapi makin kesini gua yakin kalo itu bukan alasannya." ujar Randra menjawab ke Atlas. "Emangnya dia belum tahu yang sebenarnya Ndra? Maksud gua, sampai sekarang Rania belum tahu kalo sebenarnya ada alasan khusus kenapa Lo ga bisa melepas kacamata Lo itu?" tanya Atlas dan Randra langsung saja menggelengkan kepalanya karena memang ia belum beri tahu. "Gua belum ngasih tahu Rania karena gua ga mau kalo nantinya Rania malah nganggep gua gimana-gimana nantinya. Maksudnya gua ga mau kalo Rania nantinya jadi kasihan sama gua dan mau dekat sama gua karena rasa kasihannya itu. Jadinya gua bakalan ngasih tahu dia setelah gua udah beneran jadian sama dia. Kalo belum jadian gya ga mau. Menurut Lo keputusan gua ini gimana? Apa udah bagus atau belum Tlas?" tanya Randra meminta nasihat dari Atlas saat mereka berada di perjalanan pulang ini. "Apa pun yang buat Lo nyaman pokoknya bakalan gua dukung kok jadi santai aja. Lo lakuin apa pun yang buat Lo senang asalkan jangan nyakitin orang ya Ndra. Pokoknya gua dukung Lo mau itu Lo sama siapa. Tapi kalo Lo beneran jodoh sama Rania gua pun juga bakalan ikut seneng." ujar Atlas. "Thanks ya Tlas. Lo beneran baik banget sama gua." jawab Randra. Sekarang ini mereka sudah sampai di rumah Rendra. Rencananya atlas akan tidur di rumah randra jadinya mereka sekarang ini masuk ke dalam rumah. Sementara itu Aruna tengah melakukan skincare routinenya setiap malam dan ia melakukannya sembari membuka i********: dan scroll i********:. Namun tiba-tiba ia berhenti melakukan hal itu karena sekarang ini ia fokus pada pesan yang dikirimkan oleh temannya. Temannya itu mengirimkan satu pesan yaitu itu ia mengatakan bahwa Aruna harus melihat ini. Aruna pun penasaran dan sekarang ia mulai membukanya juga. Aruna sudah membuka dan ternyata ada foto yang dikirimkan oleh temannya itu. Ia membuka foto tersebut dan betapa terkejutnya dia ketika foto itu adalah foto dari Agam dan Kiara yang tengah berpelukan di sebuah cafe. Temannya itu juga mengatakan bahwa foto ini diambil hari ini juga. Di sana memang tidak hanya Agam dan Kiara saja karena juga ada Dilan dan yang lainnya. Namun mereka semua tetap diam ketika melihat agama dan Kiara berpelukan seperti itu. Aruna merasa sangat kesal sekali saat ini. "Gue bilang juga apa, pasti kejadian ini bakalan terjadi lagi dan ke ulang lagi kalau Agam sih dekat sama Kiara. Apa sih Agam nggak bisa pergi dari ke arah? Padahal mereka juga cuman temenan aja nggak lebih." ujar Aruna. Malam itu sebenarnya Aruna ingin langsung menanyakan kepada Agam tentang masalah ini. Namun ia urung melakukannya karena ia tahu jika ia melakukan hal ini nanti pasti Agam akan merasa ketakutan sendiri dan Aruna masih memiliki hati untuk tidak membuat Agam seperti itu karena bagaimanapun juga ia mencintai Agam. Maka dari itu malam ini Aruna mencoba untuk bersabar untuk hari esok agar ia bisa membicarakannya secara langsung kepada Agam. Meskipun ia yakin bahwa hal itu nantinya akan membuat dirinya dan Agam mungkin bertengkar lagi seperti kemarin. "Sabar Aruna, jangan bahas ini malam ini karena rentan banget bagi Agam buat sakit karena ini. Tahan sampai besok biar semuanya lebih baik untuk dibicarakan secara langsung. Ya, semuanya akan terasa lebih berat dari hari kemarin tapi semoga hal ini bisa di selesaikan dengan baik." ujar Aruna. Pagi ini Agam menjemput Aruna ke rumahnya. Maka dari itu sekarang ini iya sudah menggunakan mobilnya untuk pergi ke rumah Aruna. Pagi ini ia membawakan bunga untuk Aruna sebagai tanda terima kasih karena kemarin karena telah mengijinkan dirinya untuk pergi bersama dengan teman-temannya. Ya meskipun Aruna belum tahu bahwa kemarin dia pergi ke cafe. Namun tetap saja saat ini Agam merasa bersalah karena sudah membohongi Aruna. Agam berharap bahwa nanti Aruna akan memaafkan dirinya setelah mengetahui semua. Hanya itu yang diharapkan oleh Ayam untuk saat ini. Agam akhirnya sampai juga di rumah Aruna, ia pun tersenyum kala ia menatap wajah Aruna. Kini Agam sudah turun dari dalam mobilnya tersebut. "Good Morning Aruna sayang." sapa Agam kepada Aruna tapi Aruna tak menjawabnya. Hal itu membuat Agam berpikir kenapa lagi Aruna sekarang. "Aruna, kamu kenapa kok ga jawab sapaan aku?" tanya Agam lagi. "Ga papa kok, ayo kita berangkat Gam." jawab Aruna yang sebenarnya sudah sangat bad mood dan ingin langsung membahas tentang foto itu tapi ia masih menahannya karena ia pikir semua ini akan lebih aman dan lebih nyaman jika baru di bicarakan nanti setelah mereka sampai di sekolahan. "Ya udah, ayo kalo gitu kita berangkat." jawab Agam dengan penuh semangat. Agam masih semangat seperti tadi meskipun ia tak mendapatkan sapaan balik dari Aruna. Namun ia memikirkan bahwa mungkin saja sekarang ini Aruna memang sedang malas untuk berbicara apa-apa jadi ia diam saja. Paginya, Agam dan Aruna kembali bertengkar dengan hebatnya. Agam dan Aruna memang seringkali bertengkar hanya karena masalah yang sepele saja yang seharusnya tidak dipermasalahkan tapi malah dipermasalahkan mereka. Seperti apa yang sedang terjadi pada saat ini dimana mereka berdua bertengkar hanya karena Agam kemarin memeluk Kiara. Aruna mengetahui hari itu ketika ternyata ada temennya yang memfoto saat Kiara dan Agam berada di cafe. Maka dari itu Aruna sangat marah kepada Agam karena kemarin Agam hanya berjanji untuk pergi mengerjakan tugas aja tapi kenapa foto yang beredar adalah foto antara agama dan Kiara yang berada di kafe dan berpelukan. Ia sangat cemburu melihat hal itu terjadi tadi malam. Memang di sana ada yang lain selain Agam dan Kiara tapi mereka semua juga melakukan hal-hal yang lainnya yang tidak ada hubungannya dengan Agam dan Kiara, mereka juga tak masalah dengan apa yang dilakukan oleh Agam dan Kiara karena mereka merupakan teman dari Kiara juga. Yang pasti hanya Agam dan Kiara saja yang berpelukan seperti itu juga. Mereka berdua sudah sampai di parkiran sekolah tapi yang dilakukan oleh Aruna saat ini seperti tadi saat ia bertemu dengan Agam. Aruna hanya diam saja sembari masih menatap ke arah Agam tanpa penyesalan juga. "Sayang, kamu kenapa? Kok kayak gini? Salah aku apa sayang?" tanya Agam kepada Aruna tersebut. Aruna kini menghela nafas kasar sembari ia menatap ke arah Agam. Sebenarnya ia merasa kasihan jika Agan terus menerus ia marahi seperti ini. Namun tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan. Ia sendiri tidak akan tenang dan nyaman jika Agan belum memutuskan hubungan dari Kiara. Kenapa sangat susah memutuskan hubungan itu? "Kamu kemarin kemana aja?" tanya Aruna membuat Ayam kini tahu. Sepertinya Aruna sudah mengetahui bahwa kemarin ia tak hanya pergi ke rumah Kiara saja tapi juga pergi bersama dengan mereka ke sebuah Caffe. "Aku kemarin ke rumah Kiara, terus habis itu di ajak Kiara sama yang lain ke Caffe sayang. Aku tahu aku belum ngomong apa-apa sama kamu. Karena itu aku mau minta maaf sama kamu, ini bunga untuk kamu sayang. Aku harap kalo kamu ga akan marah lagi sama aku." ujar Agam ke Aruna. "Aku ngga butuh bunga kamu ya Gam. Aku butuh kejujuran kamu. Kamu kenapa sih selalu bohong sama aku dan itu selalu Kiara yang jadi penyebabnya. Kamu tahu apa yang bikin aku marah banget?" tanya Aruna yang mendapatkan gelengan kepala dari Agam yang sudah menciut nyalinya. "Kamu pelukan sama Kiara lama banget. Aku punya fotonya bahkan! Temen-temen aku yang ngirimin foto itu ke aku. Kamu kenapa sih kayak gitu sama aku Gam? Aku marah dan cemburu kalo kamu kayak gini terus Gan. Aku ga tahu lagi harus gimana kalo kamu kayak gini terus. Capek juga aku Gam sebagai cewek kamu yang ga pernah kamu hargai." ujar Aruna kepada Agam. Aruna marah dan saat ini Aruna mengatakan pada Agam jika Agam seperti ini terus, mungkin Aruna akan meninggalkan dirinya. Entah selama seminggu ini sudah berapa kata seperti itu yang terucap dari bibir Aruna. Namun memang itu adanya, ia tak kan sanggup. Ia tak mungkin bisa bertahan jik terus menerus seperti ini. Ia juga memiliki rasa cemburu kepadanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN