MIMPI BERAKHIR

1608 Kata

“Bu Nanda ke mana, Bu? Sudah dua hari dia tidak pulang, Bu. Apa Ibu tidak khawatir? Sepertinya, Ibu tenang-tenang saja.” Rima memberondong ibu mertuanya dengan begitu banyak pertanyaan. Rima tidak menemukan kekhawatiran di wajah ibu mertuanya. “Paling dia pergi ke rumah temannya." Benar saja, bu Heni menjawab tanpa beban. "Kalau tidak, pulang ke kota untuk bekerja. Untuk apa mencemaskan anak durhaka seperti dia? Melawan saja kerjanya.” “Bu, jangan bilang Ibu lebih peduli pada mbak Indah, dibanding Nanda? Dia anak Ibu, sampai kapan pun akan selalu ada untuk Ibu. Menantu kesayangan Ibu, belum tentu." “Halah diam, kamu! Indah itu menantu yang baik. Dia juga tidak pernah membentak Ibu, tidak seperti Nanda, sama kamu yang selalu melawan setiap Ibu memberi nasihat.” “Sini Bu, makan! Mas R

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN