MEMILIH PUTUS

1271 Kata

“Kurang ajar Kamu! Tidak tahu diuntung! Ibu sudah melakukan dan memberikan semua untukmu, ini balasan kamu, Ndah?” ucap Bu Heni emosi, lantaran di rumah sang besan, menantunya berubah kasar dan suka memerintahnya. “Kenapa, Bu? Ibu tidak terima, dengan perubahan sikapku sekarang? Silahkan Ibu pergi dari rumah ini, jika merasa keberatan! Siapa lagi, yang mau menampung manusia macam kalian? Anak Ibu pengangguran, sedangkan Ibu suka memanfaatkan.” “Cukup! Jangan mengina kami! Iya kami akan tetap jadi pembantu di rumah orang tuamu. Tidak masalah harga diri kami kamu injak-injak. Istri durhaka sepertimu, akan mendapatkan azab nantinya,” sungut Roni sembari mencengkeram lengan Indah dengan kuat. Indah meringis kesakitan dan mendorong sang suami hingga terjengkang. “Jangan main kasar, Mas! Se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN