MENUMPANG DI RUMAH BESAN

1292 Kata

“Sebentar ya, Mas? Aku mau ngomong sama mama sebentar,” pamit Indah pada suaminya. Roni pun mempersilahkan. Sementara bu Heni tampak takjub dengan kemegahan di Rumah sang besan. Matanya menyapu ke segala arah. Rumah sang besan jauh lebih megah dibanding rumah anak tirinya. “Biasa aja kali Bu liatnya,” tegur Roni. “Rumah mertua kamu gede banget Ron. Beda banget sama rumah Bambang.” “Ibu sadar gak sih? Mamanya Indah menyambut kedatangan kita dengan wajah tak senang?” bisik Roni. “Perasaan kamu saja kali Ron,” sahut bu Heni sembari menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa empuk di ruang tamu. “Mah! Biarkan saja mereka di sini! Dengan begini kita akan berkurang menggaji pembantu dan tukang kebun. Tukang kebun dan pembantu tetap bekerja, hanya saja waktunya dan gajinya dipangkas Mah. Karena ak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN