32. Perkelahian sengit

1342 Kata

Devan menatap Ana dengan tatapan serius, wajahnya yang biasanya tenang kini tampak sedikit tegang. "Sepertinya aku tidak bisa terus-terusan berduaan dengan kamu, Ana," ucapnya perlahan, namun tegas. Ana mengernyitkan dahi, merasa kebingungan. Ia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. "Kenapa kamu tiba-tiba mengatakan hal itu, Devan?," tanyanya, penasaran sekaligus bingung. Perubahan sikap Devan ini terlalu mendadak baginya. Devan menghela napas dalam, mencoba merangkai kata-kata yang tepat. "Menurutku, kita harus menjaga jarak," katanya, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang. Ana menatapnya, mencari jawaban di balik tatapan pria yang sudah lama ia cintai. Suaranya penuh dengan ketidakpercayaan saat bertanya, "Karena apa? Apa karena Eve? Kamu sudah terpengaruh olehnya?

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN