"Dimana Devan?" tanya Wira dengan nada serius, membuat suasana ruangan menjadi tegang seketika. Raisa menoleh dengan wajah terkejut. "Mama pikir dia bersama papa?" Wira menggeleng, ekspresinya menunjukkan kekhawatiran. "Lalu, kemana anak itu? Seharusnya dia di sini menjaga Eve." Eve merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Ia tahu, kalau ia tidak segera menjawab, situasi bisa semakin memburuk. Dengan suara lembut dan hati-hati, ia berkata, "Pa, Ma. Devan bilang dia ada urusan mendadak." Ia terpaksa berbohong, mencoba meredakan ketegangan yang mulai memuncak. Raisa menatap Eve dengan penuh rasa curiga, mencoba membaca ekspresi wajah menantunya. "Urusan mendadak? Urusan apa yang lebih penting daripada istri sendiri yang sedang sakit?" Eve menunduk, mencoba menyembunyikan kegelisahannya.