Jeanna mengangkat wajahnya, saat tiba-tiba saja Devan memberikan potongan ikan tuna ke dalam mangkuknya. “Makan yang banyak.” ujar pria itu, lalu tersenyum cerah, secerah mentari pagi. Tapi sayangnya saat ini sudah tengah hari. Teriknya matahari mengalahkan senyuman Devan yang merekah. Jeanna memilih untuk tak menanggapi ucapan Devan. Menurutnya, akan panjang urusannya jika ia meladeni ucapan apalagi sikap Devan barusan. Jeanna melahap makanannya tanpa merasa malu ataupun canggung di hadapan Devan, yang notabenenya adalah orang yang baru dia kenal semalam. Tapi tetap dengan keadaan yang sangat rapi. Memang terlihat jelas jika puan itu adalah wanita yang sangat berkelas. “Jangan terus memberikannya padaku." tegur Jeanna, saat Devan kembali memberinya potongan ikan tuna. “Kenapa? Buk