“Apanya yang sempit?” Jeanna dan Tania lekas menoleh ke arah suara. Keduanya sama-sama menatap Devan yang tiba-tiba saja muncul di hadapan mereka berdua. Padahal, keduanya sama sekali tidak sadar akan kehadiran pria tersebut. “Astaga, Devan! Mengagetkan saja kau ini.” seru Tania, sementara Jeanna memilih untuk diam. “Tiba-tiba saja muncul, seperti hantu.” “Jangan lebay begitu, Tania.” sahut Devan. Lalu tatapannya tertuju pada Jeanna yang memilih untuk mengabaikannya. “Kau lihat Jeanna, dia sama sekali tidak kaget. Malah biasa saja sekarang.” Jeanna sontak menoleh, dan tatapannya tak sengaja bertemu dengan Devan. Namun, Jeanna lekas mengalihkan kembali wajahnya. Hal itu tentu saja diperhatikan oleh Tania. “Sudah selesai merokoknya? Kenapa kembali masuk sendirian? Bara mana?” “Bara