“Lun, kamu yakin mau nunggu di sini?” Lia khawatir meninggalkan Aluna di bangku taman, dekat gedung tempat ruangan dosen. “Aku takut kamu diserbu sama fansnya Mister Angkasa.” Aluna memutar bola matanya, kemudian mengembuskan napas kasar. “Kamu tenang aja, fokus ketemu pembimbing. Dan jangan berlebihan soal fansnya Mister Angkasa. Mereka nggak mungkin sebarbar itu.” Lia menghela napas pelan, menuruti ucapan sahabatnya. “Oke deh, aku tinggal dulu ya.” “Sip, semangat dan semoga lancar.” Setelah kepergian Lia, kini Aluna memilih menyibukkan diri dengan laptop untuk revisi. Setelah bimbingan dengan dosen pembimbing dua kemarin sore di kediaman dosen tersebut, kini waktunya Aluna membereskan beberapa revisi pada skripsinya. Pandangan matanya juga awas pada sekitar karena sejak tadi ia sudah