“Maksud kamu apa? Melamar Rena?” tanya Yumi lagi.
Gama menganggukkan kepala, ini semua demi menenangkan ibunya yang saat ini sakit-sakit, sang Ayah menjodohkannya dengan anak temannya, namun Gama menolak dan tidak mau melakukan itu, Gama seharusnya bisa memilih kehidupannya sendiri, namun nyatanya ia harus melakukan banyak hal demi menolak permintaan mereka.
Gama memiliki Adrena karena Adrena lebih bisa ia atur, Adrena juga cukup cantik dan menarik, jadi itu tak masalah. Adrena membutuhkan dirinya, dan dirinya membutuhkan Adrena. Satu sama, bukan?
“Bukankah Rena mau membalaskan dendamnya pada kekasihnya itu? Atau, bukan membalaskan dendam, tapi mengambil satu persatu miliknya lagi,” kata Gama melanjutkan.
Adrena yang terkejut belum bisa mengatakan apa pun karena ia menganggap permintaan Gama cukup konyol dan ia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya, tentu saja ia akan menolak, ia tidak siap untuk menjalin hubungan lagi, meskipun itu hanya pura-pura.
Adrena mendesah napas halus dan menoleh melihat Yumi yang juga tak tahu mau mengatakan apa.
“Kenapa kamu memilih Rena untuk kamu nikahi?” tanya Yumi lagi.
“Karena Rena membutuhkan saya,” jawab Gama.
“Aku membutuhkan kamu?” Rena menggaruk puncak kepalanya.
“Saya sudah mencari cara untuk mengambil apartemenmu kembali, dan mereka menanyakan hubungan saya dan kamu, saya katakan saja kamu istri saya, dan kamu bisa memiliki apartemen itu jika kamu menjadi istri saya, karena mereka membutuhkan jaminan untuk melunasi. Jadi, kamu tanda tangani ini jika kamu setuju, atau kamu mau pikir-pikir dulu boleh.”
Adrena menoleh lagi melihat Yumi yang ikut bingung dengan permintaan Gama barusan. Mendadak sekali. Apakah ini alasan Gama berbuat baik kepada Adrena? Karena mau menikahi Adrena? Tapi, tidak mungkin juga.
Adrena sebenarnya memang membutuhkan apartemen itu, dan itu apartemennya yang diberikan oleh ayahnya ketika ulang tahunnya, dan hanya itu satu-satunya yang Adrena miliki atas namanya. Sementara kekayaan orangtuanya yang lain bukan atas namanya. Jadi, Adrena harus berusaha mengambil apartemen itu lagi sebelum jatuh lelang.
Adrena ingin meminta tolong Adrian untuk membantunya menebus apartemennya, namun Adrena masih berpikir karena ia tidak mau menunjukkan kepada Adrian sesusah apa dirinya, ia ingin menunjukkan kepada Adrian dan keluarganya bahwa selama ini ia hidup baik-baik saja, meskipun ia sudah memberitahu Adrian bahwa miliknya telah diambil oleh Agung.
Adrena meraih kertas itu dan melihat kesepakatan yang dibuat oleh Gama, salah satunya dipoin yang menyatakan bahwa meskipun mereka menikah, mereka tak perlu sekamar, dan tak perlu saling perduli, Adrena bisa melanjutkan hidupnya seperti apa yang dia mau, begitupun Gama, jadi tidak ada keterikatan, hanya ada keterikatan kontrak saja.
Adrena menoleh lagi melihat Yumi yang ikut membaca.
“Kamu bisa pikir-pikir dulu,” kata Gama mulai merasakan jantungnya berdetak kencang.
Adrena mengelus leher belakangnya.
“Oh iya saya ada urusan kalian bisa ngobrol dulu, saya mau bertemu seseorang di lobby, dan saya akan tetap makan malam di sini,” kata Gama bangkit dari duduknya dan melangkah pergi keluar dari apartemennya. Karena tidak mau mendengar penolakan Adrena.
"Apa yang akan kamu lakukan? Kamu dengar sendiri kan apa yang dikatakan Gama tadi, sebenarnya bagi aku mungkin ini tidak masalah, tapi kan harus kamu yang menjawabnya, karena kamu yang akan jalani ini," kata Yumi.
"Aku juga nggak tahu mau jawab apa, di satu sisi aku ingin apartemenku kembali, karena itu adalah hadiah dari ayahku, tapi di sisi lain aku tidak mau menjalin hubungan dengan seseorang lagi, aku sudah trauma." Adrena mengelus jidatnya.
"Lalu bagaimana sekarang? Kamu harus benar-benar berpikir, meskipun Gama memberikan kebebasan setelah menikah. Tapi tetap saja yang kalian jalani itu adalah pernikahan, ada baiknya kamu keluar saja dari Apartemen ini, jangan terlalu merasa harus berterima kasih kepada Gama, karena kamu tidak tahu apa isi hatinya, aku lebih setuju kamu suruh Rian untuk menebus apartemenmu."
"Dan kamu mau membuatku malu di depan Rian? Dia bakal memberitahu keluargaku."
"Tapi kan kamu sudah memberitahunya tentang itu."
"Tapi aku tidak benar-benar menderita, itu yang aku katakan kepadanya dan jika Rian yang menebus apartemen itu kemungkinan aku tidak akan pernah mendapatkan apartemen itu kembali."
"Aku kurang setuju sih kamu menikah dengan Gama, karena ini cukup serius loh, apalagi ini pernikahan bukan hubungan seperti yang kamu jalani bersama Agung."
"Lalu aku ikhlaskan saja apartemenku dilelang?"
"Terus kamu mau menerima tawarannya?"
"Aku juga lagi bingung sekarang. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan."
"Ya sudah ini semua terserah kamu karena yang mau menjalani hubungan ini adalah kamu, aku sih setuju setuju aja jika memang itu yang kamu inginkan. Meskipun jauh dari lubuk hatiku, aku tidak setuju karena kamu sama Gama itu pertemuannya cukup singkat." Yumi menatap Adrena.
"Kamu lihat kan berapa nominal di sini yang bisa Gam berikan?" tanya Adrena dengan menunjuk kertas berisi perjanjian. "Jika aku mau menikah dengannya hidupku akan mudah, dengan menerima tawaran Gama aku bisa memiliki uang 500 juta ini, berbeda dengan apartemenku, aku bisa menjadikan uang ini sebagai modal usaha."
"Dengan membuat Gama memiliki kamu?"
"Gama sudah katakan bahwa dia memberikanku kebebasan meskipun kami menikah. Kami tidak akan sekamar dan kami tidak perlu peduli satu sama lain. Jadi kita masih seperti orang lain."
"Kamu percaya itu?"
"Yang penting aku dapatkan uang dan apartemennya, setelah semuanya selesai aku bisa pergi dari sini, hanya satu tahun kan bagiku itu cukup singkat."
"Berarti kamu mau menerima tawaran Gama?"
"Sepertinya iya."
"Setelah apa yang terjadi selama ini? Setelah banyak air mata yang kamu tumpahkan?"
"Tapi ini tidak ada hubungannya dengan Gama, yang harus aku lakukan sekarang adalah bertahan hidup karena hidup di luar sini tanpa sosok keluarga itu cukup berat bagiku dan hanya dengan memiliki uang dan tempat tinggal yang bisa menyelamatkanku." Adrena melanjutkan.
"Ya Tuhan aku benar-benar pusing sekarang, meskipun kamu yang bakal jalanin ini tapi aku benar-benar takut terjadi sesuatu. Apalagi kita tidak mengenal Gama dengan baik."
"Aku butuh uang, yang aku butuhkan saat ini adalah uang dan apartemenku kembali. Hanya itu yang terpenting, daripada aku mencari Agung dan tidak mungkin mendapatkan uangku dan apartemenku kembali, lebih baik aku menyelamatkan diri dengan cara ini. Lagian hidupku sudah terlanjur hancur. Aku sudah kehilangan keluarga, sudah kehilangan semuanya, jadi mulai sekarang aku ingin memperbaiki semuanya kembali, meskipun kepercayaan keluargaku tidak akan pernah kembali."
Yumi merasa kasihan kepada Adrena. Andaikan saja Agung tidak menipu Adrena kemungkinan Adrena tidak akan mengambil keputusan ini.
"Baiklah aku akan mendukung kamu apapun itu, sebagai sahabat kamu aku tidak bisa menahan kamu untuk melakukan sesuatu dengan alasan bertahan hidup, karena bertahan hidup itu susah." Yumi melanjutkan.
"Terima kasih ya, Yumi. Aku sudah tidak punya cara lain karena aku tidak punya uang bahkan untuk membeli mie instan saja aku tidak punya dan tiba-tiba saja ada rezeki di depan mata dengan tawaran yang cukup gampang menurutku."
"Oke deh aku dukung kamu yang penting ini udah jadi keputusan kamu."
Adrena mengangguk.
Adrena harus bertahan di saat gempuran masalah selalu datang, ia tidak boleh lemah jika memang dengan cara ini ia bisa mendapatkan uang dan apartemennya kembali, ia pasti akan melakukannya meskipun harus menikah dengan pria yang tidak ia cintai.