03. Osean Micello Sané

1666 Kata
Namanya Osean Micello Sané. Dia pria paling arrogant, menyebalkan, dan penuh manipulasi yang pernah Sky temui. Secara pribadi Sky memang tak menyukai pria, tapi Osean ini menduduki peringkat paling atas pria yang paling Sky benci. Osean ini pria yang sepertinya murni terlahir sebagai pria b******k. Jangan salah paham. Sky bukan punya orientasi s*x khusus. Sky tak menyukai pria karena Sky punya kenangan buruk tentang mereka. Menikah? A'ahh, hal itu sebenarnya tak ada dalam agenda Sky. Masalahnya bukan Osean saja, tapi dengan siapapun. Sky tak punya rencana menikah.  Tapi kenapa Sky di sini sekarang? Kenapa terjerat dalam hidup Osean dengan misi 'berhasil menaklukkan si kembar' agar Sky bisa menjadi 'istri' Osean. Ya, sangat di luar konteks kehidupan Sky. Tapi kesialan memang suka sekali melekat pada diri Sky.  "Apa debt-collector sedang mencarimu?" Lamunan Sky terputus paksa oleh pertanyaan tak bermutu Osean. Sky menatap Osean kesal.  "Apa menurutmu aku tipe orang yang selalu dicari debt-collector?!" Sky ingin meneriakkan pertanyaan itu pada Osean, tapi Sky tak berani.  Ponsel Osean berdering, mengalihkan perhatian pria itu. Osean menjawab telfonnya. Ravi dan Savy tampak tenang menikmati cake dan waffle mereka. Sky menghela napas pelan. Kafe ini kosong. Jangan tanya kenapa. Jelas karena Osean menyewanya. Tak ada yang boleh mengganggu anak-anaknya saat makan. Osean benci saat anak-anaknya terganggu karena suara pengunjung lain. Arrogant? Jelas. Kita sedang membicarakan seorang Osean.  "Tidak malam ini. Kau bisa nikmati waktumu dengan teman-temanmu. Yacht? Tentu. Selamat bersenang-senang." Osean selesai menelfon. Tanpa menyebut nama atau mendengar suara, Sky sudah tahu siapa yang baru saja bicara dengan Osean di telfon itu. Siapa lagi kalau bukan Nancy, pacar kesayangan Osean. Sky tak tahu banyak tentang Nancy, Sky hanya tahu kalau Nancy adalah gadis terlama yang Osean pacari.    "Aku ada acara besok. Aku ingin kau datang sebelum aku berangkat, jam 10." Osean memberikan perintahnya.    Sky bisa apa selain mengiyakan. Meski Sky sangat kesal di dalam hati. Tapi Osean ini diktator yang perintahnya tak boleh dibantah. Disela saja haram hukumnya. Mungkin jika Osean ini Raja, ia akan menjadi Raja yang sangat diktator dan menyeramkan. Entah akan bagaimana rakyat yang dipimpinnya. Atau jangan-jangan Osean memang reinkarnasi dari seorang Raja. Itulah kenapa dia sangat suka sekali memerintah dengan sikap yang dingin dan tak punya belas kasih. Sky merinding membayangkan hal itu.  "Kau mendengarku, Sky? Apa perlu aku memberimu sesuatu agar kau bisa fokus saat aku bicara?"  "Aku mendengarnya. Ya aku akan datang sebelum kau berangkat." Menghindari timbulnya masalah jauh lebih baik daripada menyelesaikan masalah.  "Daddy, are you going somewhere?" Ravi bertanya.  "Iya, Sayang. Daddy ada urusan. Ravi dan Savy bisa menjadi anak yang manis untuk Daddy kan?" Andaikan Osean bisa bicara selembut itu, mungkin Sky akan sedikit melunak. Sayangnya Osean hanya bicara dengan manis pada 3 orang saja. Ravi, Savy, dan Nancy kekasihnya. Sky bahkan tak melihat Osean bicara semanis itu pada kedua orang tuanya.  Serempak si kembar mengangguk. Keduanya kemudian kembali menikmati makanan mereka dengan tenang. Lihatlah kedua bocah itu. Mereka begitu manis, kan? Tapi bagi Sky mereka tak benar-benar semanis itu. Sky tak ingin menyebut bocah tak berdosa itu sebagai monster, tapi mereka memang selalu bersikap layaknya monster saat bersama Sky. Seolah tahu, mereka tak memberi Sky jalan yang mudah untuk menyelesaikan misinya. Sudah 6 bulan dan belum ada tanda-tanda Sky sukses. Dua minggu yang lewat saja Sky nyaris ditenggelamkan Osean di kolam. Sky tahu itu juga kesalahannya. Kecerobohan Sky hampir membuat Savy jatuh dari lantai 2. Sky masih merinding mengingat kejadian itu.  Hanya karena kejadian satu malam, hidup Sky berubah 180 derjat. Osean benar-benar memutar balikkan dan mengacaukan kehidupan Sky. Takdir memang terkadang lucu.  Setelah Ravi dan Savy selesai dengan makanan mereka, ke empat orang itu meninggalkan kafe. Osean dan anak-anaknya kembali ke rumah sementara Sky kembali ke kantor. Sky harus menyiapkan alasan yang tepat pada bos nya nanti kalau-kalau si pemarah itu bertanya.  ...  Sky sudah bilang kan kalau Osean itu diktator? Lihatlah sekarang. Padahal perjanjiannya Sky akan datang besok pagi sebelum jam 10. Tapi tiba-tiba anak buah Osean datang ke apartemen Sky, membawa sebuah gaun untuk Sky kenakkan. Osean berangkat malam ini dan dia meminta Sky ikut dengannya.  "Setidaknya beritahu aku kami akan ke mana? Maksudku Tuan Osean akan ke mana." Sky masih mencoba membujuk anak buah Osean agar mau membuka mulut. Tapi nihil. Mereka sudah disulap menjadi robot, hanya bicara saat diizinkan bicara oleh Osean.  "Hai Sky.."  "Oh hai Gi. Mana si kembar?" Sky masih berharap ia diminta datang untuk mengasuh si kembar malam ini. Anggap saja gaun ini adalah request dari si kembar. Sky tak ingin pergi dengan Osean. Membayangkan satu tempat dengan Osean membuat Sky sesak napas.  "Sudah tidur. Kau terlihat cantik sekali malam ini," Giselle memuji. Ia tersenyum. Adik sepupu Osean satu ini lumayan baik jika dibandingkan dengan sepupu Osean yang lainnya yang pernah Sky temui. Ya meski tak benar-benar ramah, setidaknya Giselle tahu bagaimana caranya berbasa-basi.  "Terima kasih. Gi apa kau tahu ke mana rencana Tuan Osean malam ini?" Mungkin Giselle tahu, Sky sedikit berharap. Dipaksa mengenakkan gaun malam-malam jelas bukan sebuah kebahagiaan bagi Sky. Ia sama sekali tak merasakan ada kupu-kupu beterbangan di perutnya.  Giselle mengendikkan bahu. Sky pasrah. Tak lama orang yang ditunggu pun menampakkan diri. Osean menuruni tangga dengan langkah gagah seperti biasa. Harus Sky akui, Osean memang punya perawakan yang tak biasa. Rupanya tak dimiliki orang-orang pada umumnya. Pahatan wajah Osean terlalu sempurna untuk dia menjadi manusia. Kenapa Tuhan harus seperti ini?  "Jet sudah siap Tuan," anak buah Osean datang memberi informasi.  "Hm." Osean memandangi Sky beberapa detik. Pujian? Jangan bermimpi. Sky tak akan mendapatkannya dari Osean.  "Kuda yang baru sudah datang. Lebih berhati-hatilah besok. Ravi mungkin tak akan menyukai kudanya di awal."  Giselle mengangguk. "Tenang saja."  "Ayo." Itu perintah untuk Sky. Dengan zero clue, Sky menyeret langkahnya mengikuti Osean. Mobil itu membawa mereka ke halaman belakang rumah Osean. Di halaman yang luasnya puluhan hektar itu terdapat beberapa luxury spot yang salah satunya adalah landasan jet pribadi milik Osean. Lihatlah orang bagaimana yang sedang Sky hadapi saat ini. Sudah pasti masalah yang Sky miliki dengan Osean bukanlah masalah sepele seperti tak sengaja menabrak mobil Osean di pinggir jalan. Tidak sesimple itu.  Ini bukan pertama kali Sky menaiki jet pribadi begini. Sky sudah pernah menaikinya. Katakan saja Sky beruntung memiliki teman yang pernah punya pacar seseorang yang kaya raya. Meski kekayaan pria itu sepertinya belum ada apa-apanya dibandingkan dengan Osean.  Sky hanya bisa duduk diam dengan kepala yang semrawut menerka-nerka mereka akan ke mana. Osean sendiri terlihat sibuk dengan dunianya. Osean fokus pada iPad di tangannya sejak detik pertama ia duduk di kursinya. Itu adalah bukti nyata bahwa Osean adalah sosok yang tak akan pernah bisa Sky gapai. Menjadi istri Osean hanyalah sebuah mimpi buruk. Kini Sky mengerti kenapa di antara semua pembalasan yang bisa Osean berikan, pria itu malah ingin Sky menaklukkan anak-anaknya. Sebab Osean tahu Sky akan sangat menderita. Mungkin sebenarnya Osean sudah tahu bahwa sampai kapanpun Sky tak akan berhasil menaklukkan Ravi dan Savy. Sky hanya akan menjadi baby sitter seumur hidupnya. Menjadi babu.  "Kau tak mendengar aku bertanya? Ada apa denganmu seharian ini?" Intonasi suara Osean sama sekali tak bersahabat. Pria itu menatap Sky dingin. Sky sudah biasa. Beginilah Osean yang asli. Sebenarnya saat kejadian di kamar beberapa hari lalu tak terlalu membuat Sky takut. Sebab Sky yakin Osean tak serius ingin menyentuhnya.  "Bisa ulang pertanyaanmu?"  "Aku tidak suka mengulang kalimatku, Sky. Jangan membuang waktuku."  "Aku minta maaf."  Osean kembali fokus pada iPadnya. "Kita akan bertemu dengan salah satu pejabat tinggi kerajaan Maroko. Istrinya tidak terlalu nyaman bicara dengan bahasa asing. Kau bisa bahasa Arab kan?"  "Hm.." Sky bergumam. Jadi itulah alasan Osean mengajak Sky pergi dengannya.  "Kau tak perlu melakukan banyak hal. Cukup temani dia bicara."  "Baiklah."  "Jangan membuat kesalahan."  Sky mengangguk pelan.  ...  Pesta yang sangat tertutup sekali. Pesta ini sangat mewah bahkan hanya melihat dari pintu masuk. Sky tak tahu apa yang ada di dalam sana dan apa acaranya. Sky hanya yakin kalau acara ini pasti berisi orang-orang dengan kekayaan setidaknya milyaran dollar.  Memasuki area utama, Sky disambut oleh suasana yang tenang dan mewah. Orang-orang berbincang di satu meja dan meja lainnya. Osean membawa Sky menuju ke satu meja. Seperti sudah saling mengenal orang-orang itu tampak beramah-tamah. Namun hanya sesaat karena ada orang yang datang, berbisik sesuatu pada Osean. Setelahnya Osean pamit pada rekannya, lalu melangkah menjauhi area taman tempat pesta diadakan. Sky mengekori di belakang. Ternyata mereka dituntun menuju ke ruangan tertutup, sepertinya area ini hanya boleh dimasuki oleh orang-orang khusus saja.  Selama beberapa saat Sky tenggelam dalam pertemuan itu. Walaupun Sky lebih banyak mendengarkan daripada terlibat. Sky aktif bicara saat melayani dan menemani istri dari pejabat tinggi itu berjalan-jalan menikmati pesta, sementara Osean sepertinya terlibat pembahasan lebih serius dengan mitra bisnisnya itu.  "Apa kau sudah menikah, Nona Morest?"  "Oh, belum."  "Apa kau keberatan jika aku menanyakan usiamu?"  "Tidak. Aku 27 tahun."  “Dunia memang terus berubah. Pada zaman ini, anak-anak gadis seusiamu sangat sibuk dengan karir mereka. Itu tidak salah. Kita para wanita tidak boleh kalah dari pria. Meski tidak sehebat mereka, setidaknya kita tidak berada di posisi yang bisa mereka rendahkan.”  Sky akhirnya tersenyum setelah hampir satu jam menahan napas karena tegang. Bagaimanapun wanita 40-an yang kini bersamanya ini bukanlah orang biasa. Cukup Sky hutang nyawa pada Osean, jangan bertambah lagi. Sky hanya punya satu nyawa dan Osean sudah menguasainya.  “Apa kau asli Amerika Serikat?”  “Tidak. Ibuku campuran Itali-Indonesia dan Ayahku berasal dari Argentina tapi tumbuh besar di Amerika. Mereka bertemu dan menikah di Amerika. Aku pindah ke Indonesia sejak Junior High School, tinggal bersama Kakek dan Nenekku sampai mereka menutup usia.”  “Hmm. Ibumu pasti sangat cantik dan cerdas, itu menurun padamu.”  Sky tersenyum. “Terima kasih.”  Selang beberapa saat Osean kembali. Ia bicara sebentar dengan wanita yang tadi Sky temani. Tak lama si wanita pamit pada Sky kemudian ia kembali ke dalam bersama bodyguardnya.  “Sudah selesai?” tanya Sky saat Osean sudah melangkah meninggalkan area pesta.  “Hm..”  “Sekarang ke mana?” Sky keceplosan bertanya.  “New Jersey.”  Sky melongo namun tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.  Osean diktator!    ...       
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN