"Jadi, kapan kalian akan menikah?"
Anna hampir saja tersedak air liur nya sendiri saat mendengar pertanyaan yang di lontar kan oleh Mulan.
"M-menikah?"
Mulan mengangguk antusias. "Iya, menikah. Kapan kalian akan menikah? Mama sudah gak sabar, ingin menimang cucu dari Sam dan kamu," jawabnya yang diakhiri kekehan pelan.
Anna tersenyum kaku melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah wanita tua itu. "Eum, maaf, Tante. Sepertinya---,"
"No, no, jangan panggil Tante, tapi Mama." Mulan menyela.
Anna menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. Bagaimana bisa wanita itu menganggap Anna sebagai calon menantunya? Bertemu dengan Samuel saja baru kemarin, itu juga sebuah ketidaksengajaan. Sekarang Anna bingung harus bagaimana? Mulan terlihat sangat bahagia dan antusias dengan kesalahan pahaman ini.
Anna tersentak kaget saat Mulan membelai rambut panjangnya dengan lembut. Anna bisa melihat tatapan hangat dan tulus dari wanita tua ini.
"Sejak kapan kalian saling mengenal? Sam tidak pernah mengatakan kalau dia mempunyai kekasih. Padahal Mama sudah sangat ingin melihatnya nikah. Mama iri saat melihat teman-temannya Sam sudah menikah, bahkan mereka sudah memiliki anak. Tapi anak Mama sendiri belum pernah sekalipun membawa teman perempuannya ke rumah," ujar Mulan, mencurahkan isi hatinya.
Anna berpikir, apa benar dengan apa yang Mulan katakan? Seorang Samuel yang notabene nya dokter tampan dan juga mapan, tidak pernah membawa teman perempuannya ke rumah? Anna sangat meragukan itu.
"Anna," panggil Mulan membuat perempuan itu menoleh. "Boleh Mama bertemu dengan orang tua kamu?"
"Ha?" Anna melongo terkejut sambil mengerjap kan mata beberapa kali.
Melihat keterkejutan Anna, membuat Mulan terkekeh pelan. "Bukankah memang wajar, jika keluarga laki-laki ingin bertemu dengan keluarga perempuan?"
"Tapi, Tan---, ah maaf, maksudnya Mama, sebenarnya aku dan Pak Dokter gak memiliki hubungan apapun."
Seketika senyum yang semula menghiasi wajah Mulan mulai menghilang. Anna yang menyaksikan perubahan ekspresi wanita tua itu, meringis pelan dan tidak tahu harus melakukan apa.
Mulan menatap wajah perempuan di depannya dengan tatapan menelisik. "Kamu tidak sedang berbohong bukan?"
Anna menggelengkan kepala. "Enggak, Ma. Aku mengatakan yang sejujurnya. Aku dan juga Pak Dokter bahkan baru bertemu kemarin. Kami belum saling mengenal. Bahkan aku gak tahu nama asli Pak Dokter siapa," jawabnya.
Mulan menghela napas berat. Tampang nya menjadi lesu dan tidak bersemangat, membuat Anna merasa bersalah tapi ini memang kebenarannya. "Padahal Mama sudah sangat senang, melihat Sam yang memeluk kamu seperti tadi. Jadi Mama berpikir, kamu adalah kekasihnya, Sam. Maafkan Mama ya, Anna."
Perempuan itu tersenyum hangat menatap Mulan. "Gak apa, Ma."
"Sam itu anak pertama Mama dan Mama sangat berharap pada Sam untuk segera menikah dan memberikan Mama cucu. Tapi dia selalu mengalihkan topik pembicaraan saat Mama berinisiatif untuk mengenalkan nya pada anak teman-teman Mama," ujar Mulan bercerita.
Anna diam, membiarkan Mulan mengeluarkan uneg-uneg di hatinya.
"Mama sengaja pergi ke sini tanpa mengabari Sam terlebih dahulu. Mama sudah sangat merindukan nya, karena dia sangat jarang pulang kampung."
Melihat Mulan yang diam, Anna tertarik untuk bertanya padanya. Meski baru bertemu, tapi Anna merasa nyaman bicara dengan wanita yang tak lagi muda ini.
"Memang nya, kalian gak tinggal satu rumah?"
Mulan menggeleng lesu. "Tidak. Sam merantau ke luar kota dan tinggal di apartemen nya."
Anna mengangguk-anggukan kepala. Dia bisa menyimpulkan jika Mulan sangat menyayangi Samuel dan tidak bisa jauh dari lelaki itu. Anna bisa merasakan kesedihan Mulan. Memang sangat berat, menahan rindu kepada orang yang paling kita sayangi.
"Sekali lagi Mama minta maaf karena telah salah sangka pada kamu," ucap Mulan.
Anna tersenyum sambil mengangguk. Dia mengusap bahu Mulan dengan lembut.
"Ah ya, apa kamu sudah memiliki kekasih? Atau mungkin suami?"
Anna menggelengkan kepala. "Enggak, Ma. Aku masih single."
Mulan mengangguk-anggukan kepalanya. Melihat Anna dari atas kepala hingga ujung kaki. Dia menyukai perempuan muda yang terbaring di atas brankar ini.
"Anna."
"Iya, Ma?"
"Apa kamu sudah bekerja?"
"Sudah, Ma."
"Apa pekerjaan kamu?"
Anna tersenyum malu. "Aku dipercaya sama Ayah untuk menjadi CEO di perusahaan keluarga, Ma."
Mulan terbelalak kaget. Menatap kagum pada Anna. "Wow, kamu sangat hebat. Berapa usia kamu, Nak?"
"Aku juga masih belajar, Ma. Tahun ini masuk usia ke dua puluh empat tahun," jawab Anna.
"Dua puluh empat?" Mulan menggeleng tak percaya. "Bahkan di usia yang masih sangat muda, Ayah kamu sudah memberikan kepercayaan yang begitu besar kepada kamu."
Senyum di bibir Anna sedikit memudar, saat teringat pertengkaran yang terjadi tadi pagi di rumah. Anna menjadi khawatir jika Edo menyakiti Kinan lagi seperti tadi pagi.
Mulan mengusap punggung tangan Anna, membuat perempuan itu tersentak kaget dan sadar dari lamunan nya. "Kamu sedang memikirkan apa?"
Anna tersenyum. "Aku hanya tersanjung dengan pujian dari Mama tadi."
Mulan terkekeh pelan. Lalu seorang dokter masuk ke dalam ruangan dan meminta izin untuk mengecek kondisi Anna. Dalam diam, Mulan memperhatikan Anna. Dari apa yang Anna katakan tadi, Mulan bisa menyimpulkan jika Anna adalah anak baik-baik. Bukan hanya cantik, tapi dia juga seorang perempuan yang mandiri. Terbukti dia yang sudah mendapatkan kepercayaan untuk menjadi CEO perusahaan.
•••
Pintu ruang operasi terbuka. Samuel berjalan menuju ruang kerjanya setelah menyelesaikan operasi dengan lancar.
Dia mendorong pintu ruangan dan langsung dibuat terkejut dengan keberadaan Mulan yang sedang duduk di bangku kebesarannya.
"Mama?"
"Sudah selesai operasi nya?"
Samuel mengangguk seraya mendudukkan tubuhnya di atas sofa. "Sudah, Ma. Semuanya berjalan dengan lancar."
Mulan mendesah lega mendengar ucapan Samuel. Kemudian dia berjalan menghampiri putranya. Mendapatkan tatapan intens dari Mulan, mendadak perasaan Samuel tidak enak.
"Ma, ada apa?"
Detik selanjutnya, dia ingat pada kejadian tadi sebelum menangani operasi. Samuel berpikir, apa Anna sudah menjelaskan kesalahpahaman itu?
"Oh iya, soal kejadian tadi, aku dan juga---," ucapan Samuel terpotong oleh Mulan.
"Kenapa tidak kamu jadikan Anna sebagai istri saja?" serobot Mulan, membuat Samuel tersentak.
Mulan duduk di samping tubuh Samuel. "Mama sudah tahu siapa Anna. Dan Mama rasa, dia cocok untuk menjadi pendamping hidup kamu."
"Ma...."
"Mama tahu, kalian baru saling bertemu. Tapi apa salahnya, jika kamu memulai pendekatan dengannya?"
"Tapi, Ma...."
"Dia perempuan baik-baik, Sam. Di usianya yang masih muda, dia sudah mendapatkan kepercayaan besar dari Ayah nya. Dan itu cukup membuktikan jika dia merupakan perempuan yang mandiri."
"Ma...."
"Kamu mau mencari yang seperti apa lagi, Sam? Tidak ada manusia yang sempurna. Itulah sebabnya kenapa manusia diciptakan untuk saling berpasangan. Agar mereka bisa saling melengkapi kelebihan dan kekurangan dari pasangannya."
Samuel memijat pelipis nya dengan mata terpejam sejenak. Dia jadi tidak enak pada Anna. Bagaimana kalau Mulan telah mengatakan yang tidak-tidak pada Anna tadi?
DDRRRTTTT
DDRRRTTTT
Mulan segera mengangkat panggilan masuk dari anak bungsunya, Safira.
"Halo, Sayang."
"Ma! Kenapa Mama gak ajak Fira bertemu Abang? Fira juga kan rindu sama Bang Sam," rengek Safira yang protes karena di tinggal pergi oleh Mulan tanpa pamit.
"Kamu kan sibuk kuliah, nanti bisa terganggu. Lagi pula, akhir bulan ini Abang kamu akan pulang ke rumah. Sekalian datang ke acara pernikahan Satya."
"Ya sudah, tapi Mama jangan lama-lama ya. Cepat pulang dan bawakan Fira oleh-oleh yang banyak."
"Iya, Sayang. Besok Mama juga akan langsung pulang."
"Okay, Ma. Bye!"
Sambungan telepon terputus. Mulan memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas, lalu menatap Samuel yang sedang bersandar di penyangga sofa.
"Mama mau ke apartemen kamu dulu," pamit nya.
"Aku antar."
"Tidak perlu. Kamu di sini saja."
"Gak apa, Ma. Gak ada jadwal operasi sampai jam dua siang nanti."
Mulan menggelengkan kepala, lalu bangun dari posisi duduk. "Kamu temani saja, Anna. Sepertinya dia sedang memiliki masalah."
Saat Mulan sudah akan membuka pintu, dia menghentikan langkahnya dan menoleh pada Samuel. "Sekalian coba untuk melakukan pendekatan dengan Anna," ucapnya tersenyum genit.
"Ma...."
"Jalani saja dulu."