Bab 19

1658 Kata
39 Hari Sebelum Persidangan Sagara menatap Feli yang sedang duduk sambil menundukkan kepalanya. Sagara kembali menghela napas dengan pelan untuk mencoba menenangkan dirinya sendiri. Apa yang terjadi saat ini memang cukup mengejutkan bagi Sagara. Kondisi saat ini memang sangat sulit untuk dimengerti. Sayangnya, Feli tidak akan pernah bergurau dalam hal sebesar ini. Sekalipun ada banyak sekali masalah yang sering mendatangi band mereka, Feli adalah salah satu orang yang tidak pernah terlihat menyerah dengan keadaan ini. Feli adalah wanita yang sangat semangat dan juga menyenangkan. Setiap kali berada di dekat Feli, semua orang pasti akan langsung merasakan aura positif yang dibawa oleh wanita itu. Ketika mendengar apa yang Feli katakan, Sagara jadi semakin memikirkan apa yang telah dikatakan oleh ayahnya beberapa hari yang lalu saat Sagara masih tour bersama dengan teman-temannya. Ayahnya sudah terlalu tua untuk menjalankan bisnis keluarga mereka, katanya sekarang sudah saatnya untuk Sagara menggantikan posisinya. Saat itu Sagara langsung menolak keinginan ayahnya karena dia merasa sangat marah dengan keadaan yang terjadi. Dulu saat Sagara baru mulai merintis band ini, ayahnya adalah salah satu orang yang selalu menentang kemauan Sagara, ayahnya bahkan sampai mengusir Sagara dari rumah. Lalu sekarang ketika dia sudah tua, dia kembali dan mencari Sagara untuk melakukan apa yang dia inginkan. Iya, begitulah orang tua.. memperlakukan anak dengan seenak mereka tanpa mau memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan. Manusia tidak selamanya muda, sekalipun sekarang anaknya masih belum bisa melakukan apapun, orang tua harus tetap menghargai anaknya itu karena di masa depan hanya anak-anak itulah yang akan menjadi harapan mereka. “Tidak akan ada solusi untuk masalah ini. Kalau Feli mau keluar, band kita selesai..” Suara Yuda kembali terdengar. Jujur saja Sagara memang setuju dengan apa yang Yuda katakan. Identitas sebuah band terletak pada vokalisnya. Jika ada satu pemain musik yang keluar, mereka bisa mencari orang lain untuk menggantikan. Orang bisa memainkan alat musik yang sama dengan cara yang sama agar bisa menghasilkan suara yang sama. Tapi seorang vokalis tidak akan pernah bisa digantikan. Semua orang jelas sudah merasa terbiasa dengan vokalis yang lama sehingga mereka akan merasa sulit untuk menerima perubahan besar. Lagi pula selama ini Sagara juga belum pernah bisa menemukan orang yang memiliki warna suara yang seperti Feli. Wanita itu sangat unik, suaranya sangat halus dan juga serak di waktu yang bersamaan. Suara Feli memang terasa seperti sebuah perasaan nyata yang tertuang di dalam sebuah lagu. Kalaupun mereka mencoba untuk mencari vokalis lain, Sagara berani mempertaruhkan semua koleksi gitar miliknya. Ya, Sagara yakin kalau band mereka tidak akan pernah bisa sesukses sekarang. “Feli punya hak untuk keluar dari sini. Kamu tidak bisa bicara seperti itu, Yuda..” Kata River. Sagara sama sekali tidak bisa mengatakan apapun karena sekarang dia masih mencoba untuk meredam rasa sakit hatinya sendiri. Selama ini Sagara sudah berjuang untuk tetap menahan perasaannya untuk Feli. Sagara masih bisa menahan semuanya karena selama ini Sagara selalu bertemu dengan Feli. Tidak masalah kalau Sagara memang tidak bisa memiliki Feli, yang penting Sagara masih bisa melihat Feli berada di sekitarnya. Tapi kalau Feli keluar dari band, apa yang bisa dilakukan oleh Sagara? Pada akhirnya Sagara akan tetap kalah dengan kedudukan Ken di dalam kehidupan Feli. Wanita itu akan segera menikah dengan Ken, dia akan menjadi milik Ken. Selama ini tidak pernah ada nama Sagara yang terucap dalam kisah cinta Feli, sementara Feli akan selalu menjadi nama yang paling sering Sagara ucapkan ketika dia menceritakan kisah cintanya. “Aku juga punya hak untuk menyelamatkan band ini dari kehancuran! Aku tidak ingin band ini hancur begitu saja hanya karena keputusan egois yang diambil oleh Feli!” Apa yang dikatakan oleh Yuda memang sangat menyakiti hati Feli. Wanita itu bahkan sampai menahan tangisnya ketika dia mendengar kalimat menyakitkan yang dikatakan oleh Yuda. Astaga, apa yang bisa Sagara lakukan untuk menghentikan semua ini? Sagara memang terlalu sering merasa sakit hati ketika dia menyadari bahwa Ken akan selalu menjadi yang paling utama di kehidupan Feli, tapi ketika melihat Feli bersedih seperti ini.. rasanya Ken semakin tidak terima. “Jangan berbicara seperti itu, Yuda. Jujur saja aku juga mau mengatakan semua ini sejak beberapa hari yang lalu. Tapi aku tidak berani berbicara pada kalian semua. Kali ini, karena Feli yang sudah memulainya, aku merasa kalau aku juga harus mengatakan sesuatu pada kalian” Ketika melihat Feli bersedih ternyata rasanya sangat tidak menyenangkan. Rasanya jauh lebih menyakitkan dibanding melihat Feli yang akan selalu tersenyum dan menampilkan tatapan berbinar setiap kali wanita itu menceritakan tentang Ken. Jatuh cinta ternyata sesakit ini. Feli akan selalu menjadi cinta dan patah hati terhebat yang dialami oleh Sagara. Melihat Feli yang sedang dalam keadaan menyedihkan seperti ini membuat hati Sagara merasa tidak terima sehingga dia harus melakukan sesuatu agar bukan hanya Feli saja yang menanggung kemarahan Yuda. Sekarang Sagara memang sudah dibodohi dengan cinta yang dia miliki untuk Feli. Sagara tahu kalau apapun yang akan dia lakukan tidak akan pernah bisa membuat Feli menatap ke arahnya. Ya, salah satu alasan Sagara jatuh hati pada Feli adalah kesetiaan wanita itu. Feli bisa saja bermain curang dengan hubungannya, tapi wanita itu sama sekali tidak berpikir untuk menghianati Ken. Sekarang, sekalipun tidak akan pernah terlihat oleh Feli, Sagara tetap ingin melakukan sesuatu untuk membantu wanita itu. “Ada apa, Sagara?” River bertanya. Sagara menghembuskan napasnya dengan pelan. Feli sudah membuat keadaan jadi memanas, sepertinya Sagara tidak memiliki pilihan lain selain membantu wanita itu. “Aku juga diminta keluar dari band ini karena orang tuaku sudah tidak sanggup mengurus bisnis keluarga kami..” Sagara tahu kalau apa yang dia katakan saat ini jelas akan menyakiti hati Yuda. Hanya Yuda saja yang terlihat tidak terima dengan keadaan ini. Benar, Sagara juga sangat terkejut dengan keputusan yang dibuat oleh Feli. apalagi saat ini mereka sedang mengerjakan sebuah lagu baru yang kata Feli, lagu itu dia ciptakan untuk Ken. “Aku sama sekali tidak bisa percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Kita sedang mempersiapkan sebuah lagu baru tapi satu demi satu anggota band memutuskan untuk keluar..” Sagara sama sekali tidak bisa mengatakan apapun ketika kalimat itu diucapkan oleh Yuda. Sama seperti Sagara, Tristan juga tampak tidak bisa mengatakan apapun lagi. Benar, mereka semua memang sangat terkejut dengan apa yang terjadi saat ini. Pengumuman yang Feli berikan benar-benar mengguncang keadaan ini. Sagara sangat mengerti dengan keadaan Feli yang sungguh sulit. Bukankah tidak ada salahnya kalau Sagara sedikit membantu Feli? Sagara hanya merasa tidak suka ketika Feli harus disudutkan seperti ini. Wanita itu memiliki hak untuk melakukan apapun yang dia inginkan, lagi pula kehidupan pernikahan jelas akan menyita waktu Feli. Wanita itu tidak akan bisa terus berada di band ini. Sagara menatap Tristan yang terlihat bingung dengan keadaan yang ada di depannya. Dalam keadaan yang sulit seperti ini, biasanya hanya Tristan yang bisa menyelesaikannya. Sekarang pria itu juga diam saja karena sama sekali tidak tahu harus melakukan apa. “Kalian masih bisa menyelamatkan band ini, jangan egois seperti ini..” Kata Feli dengan suara yang bergetar seperti dia sedang menahan tangis. “Kamu yang egois, Feli!” Kata Yuda. Sebenarnya semua orang yang ada di ruangan ini memiliki hak untuk marah pada Feli. Tapi.. Feli juga memiliki hak untuk melakukan apa yang dia inginkan. Sagara merasa tidak nyaman dengan Yuda yang sejak tadi sama sekali tidak bisa menahan emosinya sendiri. Apakah pria itu lupa kalau dia sedang berbicara dengan Feli. Feli, iya.. Felicia Prameswari. Wanita itulah yang selama ini mengangkat nama band mereka. Benar, apa yang dikatakan oleh Yuda memang benar. Identitas sebuah band memang melekat pada vokalianya, kalau begitu.. kenapa Yuda tidak bisa menyadari jika selama ini mereka berhutang besar pada Feli? Wanita itulah yang mengangkat nama band mereka. Feli adalah orang yang paling berjasa di dalam band ini karena semua pemain musik bisa saja diganti, tapi vokalisnya sama sekali tidak akan pernah terganti. “Lalu aku harus bagaimana, Yuda? Aku harus bagaimana? Selama ini aku memang merasa sangat senang karena mengenal kalian, tapi aku tidak bisa terus melakukan hal yang aku senangi saja. Aku harus melakukan kewajibanku juga, aku harus melakukan hal yang aku impikan, hal yang aku cintai..” Feli sepertinya juga tidak bisa menahan emosinya juga. Wanita itu menatap Yuda dengan pandangan marah. Sejak tadi Yuda memang tidak bisa menahan emosinya sendiri. Ah, sebenarnya selama ini memang Yuda yang paling sering marah karena hal yang tidak penting. “Tenanglah, Feli. Jangan khawatir, aku sangat mengerti dengan keadaanmu..”  Di antara mereka semua, hanya Tristan yang terlihat sangat tenang. Pria itu malah tersenyum untuk menghibur keadaan Feli. Entahlah, Sagara memang tidak ingin kalau Feli keluar dari band ini, tapi melihat Feli tersiksa seperti ini, Sagara lebih tidak suka lagi. Benar, Sagara memang sangat mencintai Feli. Tapi Sagara tidak egois, Sagara mencintai Feli dan dia ingin membuat Feli selalu bahagia. Apapun yang ingin dilakukan oleh wanita itu, Sagara akan selalu mendukungnya asalkan Feli bahagia. Sagara sadar kalau seorang perempuan memiliki kewajiban yang berbeda ketika dia sudah menikah. Sagara mencoba untuk mengerti dengan keadaan Feli karena sebenarnya, kalau Sagara harus menikah, Sagara juga akan lebih senang kalau istrinya tidak memiliki kesibukan yang terlalu padat. Sagara mengerti dengan keadaan Feli, wanita itu merasa kesulitan karena dia sadar jika dia terus berada di band ini, dia tidak akan bisa menikmati kehidupan rumah tangganya dengan baik. “Iya, kalian memang selalu mengerti dengan keadaan Feli tanpa mau memikirkan orang lain. Selama ini semua orang memang selalu mengagung-agungkan Feli tanpa mau melihat orang lain..” Kata Yuda sambil meninggalkan ruangan ini. Saat itulah Sagara mendengar suara tangis Feli. Wanita itu mungkin sudah tidak tahan lagi sehingga akhirnya dia melepaskan semua rasa sakit yang dia rasakan. Sagara hanya diam sambil menatap Tristan yang langsung membawa Feli untuk dia peluk. Benar, dibanding dengan Sagara, Feli memang lebih dekat dengan Tristan. Mereka berdua memiliki hubungan unik yang mungkin akan lebih tepat disebut seperti seorang adik dan kakak. Pada akhirnya, ketika Tristan sibuk menenangkan Feli yang menangis, Sagara hanya bisa diam sambil menahan sesak di hatinya sendiri. Kalau seperti ini terus, kira-kira apa yang akan terjadi ketika nanti Sagara datang ke pernikahan Feli?     
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN