Bab 21

1710 Kata
39 Hari Sebelum Persidangan Feli masih berusaha untuk mengendalikan dirinya setelah dia menangis selama beberapa saat di dalam pelukan Tristan. Feli tahu kalau dirinya adalah volakis di dalam band ini, Feli membawa dampak besar kalau dia sampai keluar dari band ini. Tapi mau bagaimana lagi? Keputusan Feli sudah bulat. Dia tidak akan mengubah sesuatu yang sudah dia putuskan. Sejak kecil Feli memang sangat ingin untuk menjadi seorang penyanyi seperti Ibunya, tapi sekarang semuanya sudah terwujud. Feli sudah menggapai semua mimpinya. Sekarang Feli harus mulai menikmati salah satu mimpinya yang lain. Selama ini Feli sangat ingin menghabiskan sisa hidupnya untuk terus bersama dengan Ken. Iya, apa yang dia inginkan sudah ada di depan matanya karena hanya tinggal beberapa bulan lagi, Feli akan menikah dengan Ken. “Hentikan tangisanmu, Feli. Kita akan mencoba untuk mencari jalan keluar untuk masalah ini..” Kata River sambil mengusap tangan Feli dengan pelan. Iya, Feli tahu kalau sikap cengengnya memang sangat mengganggu. Sekarang ini bukan waktunya untuk menangis. Feli seharusnya memikirkan jalan keluar untuk masalah yang dia buat, bukannya malah menangis seperti ini. Iya, mau bagaimana lagi? Seseorang punya sikap yang berbeda. Bagi Feli, menangis adalah sebagian dari hidupnya. Feli sering menangis untuk hal-hal yang kecil sekalipun sebenarnya Feli juga tidak ingin menangis dengan cara seperti ini. Feli mencoba menghembuskan napasnya dengan pelan agar tangisannya bisa mulai berhenti. Memang sangat tidak menyenangkan ketika Feli harus mendengarkan kalimat tidak enak dari Yuda. Tapi mau bagaimana lagi? Pria itu memiliki hak untuk marah dengan apa yang Feli lakukan. Keluar dari band ini adalah keputusan tergila yang pernah Feli buat selama dia berkarir. “Aku tahu kalau keputusanku ini juga pasti membuat kalian terkejut, tapi aku tidak akan melanjutkan band ini. Aku rasa kita punya pengalaman yang begitu luar biasa selama kita bersama, aku sudah cukup tua, hidupku harus mulai berubah. Sama seperti Feli dan Sagara, aku juga akan keluar dari band ini, River..” Feli melepaskan pelukannya drai Tristan dan menatap pria itu dengan pandangan tidak percaya. Kenapa Tristan malah mengatakan hal seperti itu? Bukan ini yang Feli harapkan. Sungguh, sebenarnya Feli tidak ingin band mereka jadi kacau seperti ini. Feli memang ingin keluar, tapi Feli tidak ingin teman-temannya juga ikut keluar seperti ini. Tidak, Feli sama sekali tidak suka dengan apa yang terjadi saat ini. “Tristan..” Kata Feli dengan pelan. Tristan menatap Feli dengan pandangan lembut lalu tersenyum. Feli memang tidak pernah tahu apa yang selama ini ada di pikiran teman-temannya, tapi Feli yakin kalau teman-temannya tidak akan keluar dan band jika Feli tidak memulai semua ini. Sungguh, Feli sangat tidak ingin mendengar kabar ini. Band yang sudah mereka besarkan selama bertahun-tahun harus hancur karena keputusan yang Feli buat. Sampai kapanpun Feli tidak akan bisa menerima semua ini. Alasan di balik kehancuran band ini adalah dirinya. “Itu adalah keputusan kalian. Tapi ingat dengan baik kalau kalian masih memiliki satu album yang harus dirilis. Kalian sudah terlanjur tanda tangan kontrak..” Kata River dengan santai. Pria itu memang terlihat sangat tenang seakan dia sebenarnya sama sekali tidak terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Sagara dan Tristan. Feli menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tidak, tidak boleh seperti ini. Sagara dan Tristan tidak boleh meninggalkan Yuda hanya karena mereka ingin membela Feli saja. “Sagara.. jangan seperti ini. Tristan, aku mohon jangan..” Kata Feli sambil menatap Tristan dan Sagara secara bergantian. Air mata Feli kembali menetes karena dia benar-benar tidak sanggup menerima fakta ini. Bagaimana dengan Yuda? Pria itu pasti akan merasa semakin kecewa dengan apa yang terjadi saat ini. Feli tidak tega kalau harus membuat mereka semua kehilangan keluarga yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun ini. “Aku memang akan keluar dari band ini, Feli. Tapi ternyata kamu yang memberikan pengumuman lebih dulu..” Kata Sagara sambil tersenyum. Semua orang tahu jika selama ini Sagara tidak diberi izin untuk bermain di band. Orang tua Sagara lebih suka jika Sagara meneruskan bisnis keluarga mereka. Tapi sekala ini Sagara melawan keinginan orang tuanya. Lalu sekarang, kenapa Sagara malah ingin meninggalkan band ini? “Sagara..” “Jangan menangis, Feli. Orang tuaku sudah semakin tua, aku sadar kalau aku sudah meninggalkan mereka dalam waktu yang sangat lama. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di hari esok? Aku sudah menggapai mimpiku, aku sudah berada di tempat tertinggi yang sebelumnya sama sekali tidak pernah aku bayangkan. Sudah cukup, sekarang waktunya pulang dan menyenangkan orang tuaku..” Kata Sagara sambil tetap tersenyum. Feli tahu kalau sebenarnya bukan hanya itu alasan di balik keputusan Sagara. Tapi apa yang bisa Feli lakukan? Sama seperti mereka semua yang menerima apa yang diinginkan oleh Feli, Feli juga harus menerima keputusan mereka. Feli sama sekali tidak memiliki hak untuk melarang mereka. “Sepertinya aku juga harus mengatakan alasanku, ya?” Tristan malah menatap Feli sambil tertawa pelan. Tidak, Feli sama sekali tidak bisa mengatakan apapun. Feli tidak pernah berpikir kalau teman-temannya akan memberikan respon seperti ini. Yuda mungkin terlihat sangat marah dengan apa yang Feli lakukan, tapi dengan dukungan dari Tristan dan Sagara, Feli merasa jauh lebih baik. “Kalian bisa melakukan apapun yang kalian inginkan. Tapi ingat dengan baik kalau ada satu album yang masih harus dirilis bulan depan. Kita semua harus tetap bekerja keras setidaknya sampai album itu dirilis..” Kata River untuk yang kedua kalinya. Feli mengerti dengan jelas kalau sekarang River juga tidak bisa melakukan apapun. Bukan hanya Feli, Sagara dan Tristan juga memutuskan untuk keluar sehingga band ini hanya menyisakan Yuda seorang. Feli tahu kalau ini adalah keadaan yang cukup sulit untuk River karena pria itu adalah manager mereka. Mau bagaimana lagi? Feli tetap tidak bisa mengubah keputusannya sendiri. Keadaan ini semakin menyulitkan mereka semua.. “Kita tetap bekerja sama sampai album itu dirilis, bagaimana?” Tanya Tristan dengan sangat santai. Sagara tampak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Tristan sehingga hanya menyisakan jawaban Feli saja sekarang. Feli mengusap air matanya sekilas lalu menganggukkan kepalanya dengan yakin. Sebenarnya album ini sudah mereka kerjalan beberapa bulan sebelum mereka melakukan tuor keliling negeri, tapi beberapa minggu ini mereka sama sekali tidak memikirkan album baru mereka. Jujur saja ini juga saat yang sangat sulit untuk Feli. Feli memang masih ingn berada di band ini sampai pengerjaan album itu selesai. Setelah album baru mereka dirilis, saat itulah Feli akan benar-benar keluar dari band ini, tapi ternyata bukan hanya Feli yang akan keluar.. Feli sudah menyiapkan satu lagu spesial yang dia cipatakan untuk Ken. Benar, selain seorang penyanyi, Feli juga pencipta lagu. Feli sendiri sudah tidak bisa menghitung berapa banyak lagu yang dia cipatakan. Sebagian besar lagu miliknya memang dia nyanyikan sendiri, tapi beberapa lagu juga ada yang dinyanyikan oleh penyanyi lain dan lagu itu sukses dengan menduduki beberapa tangga lagu nasional. “Aku akan berusaha mengurus Yuda, tapi kalau bisa kalian juga harus mengatakan keputusan ini padanya..” Kata River. Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Ketika mengetahui jika Feli dan Sagara akan keluar dari band, Yuda terlihat sangat marah. Bagaimana jika pria itu tahu kalau sekarang bukan hanya Feli dan Sagara saja yang akan keluar, tapi juga Tristan. Feli menutup matanya selama beberapa detik karena dia benar-benar tidak mengerti harus melakukan apa. Feli tahu kalau dia membuat Yuda sangat kecewa, tapi mau bagaimana lagi? Feli sama sekali tidak bisa mengubah keputusannya sendiri. Kalau memang Yuda ingin band ini tetap berjalan, pria itu harus mencari anggota lainnya. Semua ini memang tidak Feli duga sebelumnya, tapi mengetahui jika Tristan dan Sagara sama sekali tidak menyudutkan Feli dan menyalahkan dirinya, Feli benar-benar merasa sangat senang. “Aku akan menemuinya nanti. Biarkan dia sendirian dulu karena sekarang keadaan hatinya sedang buruk. Jangan dulu yang menemui Yuda, biarkan dia menenangkan dirinya sendiri..” Kata Tristan dengan sangat santai. Benar, diantara mereka semua, Tristan memang sosok pria yang paling dewasa. Tristan adalah orang yang paling bijak dalam mengambil keputusan. Pria itu juga selalu bertindak hati-hati agar dia tidak salah dalam melangkah. Tristan juga selalu baik pada semua orang, pria itu selalu mengerti dengan apa yang terjadi pada orang lain. Feli sangat dekat dengan Tristan karena pria itu selalu mengingatkan Feli pada Kakaknya. “Aku rasa keadaan hatinya memang selalu buruk setiap hari. Aku sebenarnya selalu merasa penasaran kenapa dulu Feli pernah berpacaran dengan pria itu..” Kata Sagara sambil menatap Feli. Feli tertawa pelan ketika dia mendengar ejekan yang dikatakan oleh Sagara. Feli tahu kalau Sagara sama sekali tidak memiliki maksud untuk menjelek-jelekkan Yuda. Tidak, Sagara hanya ingin menghibur Feli yang sekarang sedang merasa bersedih. “Iya, aku sebenarnya juga sering merasa penasaran dengana hal itu. Aku juga penasaran tentang bagaimana mereka berpacaran saat masih SMA dulu.. Bukankah terasa aneh ketika akhirnya kalian harus bertemu setiap hari padahal pernah menjalin hubungan asmara di masa lalu?” Tanya River yang sekarang juga tampak tertarik dengan apa yang ditanyakan oleh Sagara. Feli kembali tertawa dengan pelan. Mereka memang selalu berusaha untuk membuat keadaan hati Feli jadi lebih baik. Sungguh, Feli tidak pernah mengira kalau dia akan mendapatkan teman yang terasa jauh lebih dekat dari seorang saudara. Mereka selalu memberikan dukungan terbaik untuk Feli, mereka juga selalu menghibur Feli ketika Feli sedang dalam masalah. “Kalau aku jadi dirimu, Feli.. aku mungkin tidak akan mengajak Yuda untuk bergabung di dalam band. Rasanya pasti akan sangat canggung ketika harus bertemu dengan mantan kekasihmu sendiri..” Sagara tampaknya masih belum puas untuk membicarakan tentang Feli dan Yuda. Jujur saja, sebenarnya Feli juga sudah lupa tentang perasaannya pada Yuda. Jika melihat apa yang terjadi saat ini, Feli sendiri sangsi mengenai perasannya di masa lalu. Apakah dulu Feli memang pernah jatuh cinta pada Yuda? Entahlah, itu hanya perasaan seorang anak remaja yang merasa kagum pada temannya sendiri. Feli mungkin salah mengartikan perasaan itu. Jika dibandingkan dengan perasaan yang Feli miliki untuk Ken, sepertinya perasannya pada Yuda dulu sangat berbeda. Sudahlah, semuanya sudah berlalu. Saat itu Feli berpikir kalau hubungan asmaranya dengan Yuda memang sudah berlalu, tapi persahabatan mereka tidak akan pernah bisa hancur hanya karena masalah percintaan. “Dulu kita mencari seorang pemain drum yang hebat, satu-satunya orang yang aku kenal dengan baik da aku yakini akan masuk ke dalam kriteria kalian adalah Yuda. Lagi pula kami sudah menerima semua yang terjadi di masa lalu, kami bersahabat setelah putus secara baik-baik” Jelas Feli dengan pelan. Iya, sebenarnya Feli juga tahu jika tidak pernah ada kata putus yang dilakukan secara baik-baik. Kalau memang main baik-baik saja, kenapa harus putus?   
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN