Bab 32

1497 Kata
38 Hari Sebelum Persidangan Farel menatap puluhan orang yang sedang berada di lantai dansa. Sejak kemarin, sekalipun Farel terus menghabiskan waktu di dalam club ini, Farel sama sekali tidak melakukan apapun selain menghabiskan minuman beralkohol yang dia pesan. Farel tahu kalau dia akan kembali merepotkan Feli karena lagi-lagi dia pulang dalam keadaan mabuk. Farel sudah mencoba untuk menghentikan dirinya sendiri, sekalipun tidak sampai benar-benar mabuk, Feli jelas tahu apa yang dilakukan oleh Farel. Farel menghembuskan napasnya dengan pelan. Minumannya sudah habis, ini adalah waktu yang tepat untuk pulang ke apartemen. Farel tidak akan pulang ke rumah karena Feli pasti akan merasa sangat khawatir dengan apa yang terjadi pada dirinya. Jujur saja keadaannya malam ini jauh lebih buruk dari kemarin. Farel baru saja akan bangkit berdiri ketika ada seorang wanita dewasa yang mendorongnya untuk kembali duduk. Wanita itu mendekatkan dirinya ke arah Farel dan mengecup beberapa tempat di lehernya. Sungguh, Farel sebenarnya tidak ingin melakukan apapun malam ini. Farel hanya ingin pulang lalu tidur hingga besok pagi. Dia sama sekali tidak tertarik dengan apa yang dilakukan oleh wanita yang sekarang sedang duduk di pangkuannya. “Mau melakukan sesuatu yang menyenangkan?” Wanita itu semakin mendekatkan dirinya sambil berbicara dengan nada yang s*****l. Farel baru saja akan mengatakan penolakannya ketika dia melihat tangan seseorang yang langsung menarik wanita asing yang baru saja duduk di pangkuannya. Farel tidak sepenuhnya sadar dengan apa yang terjadi karena memang keadaannya saat ini sedang sangat menyulitkan. Tapi Farel melihat dengan jelas kalau wanita asing itu sekarang sudah mendaratkan tubuhnya di atas lantai yang dingin. Wanita itu terlihat marah dengan apa yang terjadi, tapi Farel tetap tidak bisa melakukan apapun. “Pergilah, jalang!” Suara lembut itu masuk ke dalam telinga Farel. Iya, Farel sudah mengenali siapa wanita itu, bahkan dari tangannya saja Farel sudah bisa mengenalinya. Farel tersenyum sambil meletakkan kepalanya pada sandaran sofa. Sebenarnya Farel sama sekali tidak menyangka kalau wanita ini akan repot-repot datang ke sini, bahkan sampai mengusir seorang jalang yang berusaha menggoda Farel. “Apa yang kamu lakukan?” “Pergilah dari sini kalau kamu masih ingin hidup!” “Kamu wanita gila!” “Benar, jadi dengarkan aku dan pergilah dari sini” Farel kembali tersenyum ketika dia mendengarkan pertengkaran yang terjadi tepat di depannya. Sekalipun sambil menutup matanya, Farel tahu dengan pasti siapa yang rela datang ke tempat ini untuk menjemput dirinya. Setidaknya Farel tidak akan sendirian malam ini. Ada seseorang yang akan mendengarkan semua keluh kesah dan perasaan marah yang dia miliki. “Bangunlah, Farel. Kita harus pulang..” Kata wanita itu dengan pelan. Farel sebenarnya ingin langsung menarik wanita itu untuk masuk ke dalam pelukannya. Sama, sama seperti yang terjadi di masa lalu. Semua ini kembali terjadi. Akan ada satu wanita yang selalu datang ke pada Farel ketika Farel membutuhkannya. “Bangunlah, Farel! Aku tidak suka berada di tempat yang menjijikkan seperti ini..” Lagi, Farel kembali tersenyum ketikan mendengar suara wanita itu. Tempat yang menjijikkan? Ah, wanita itu bahkan rela datang ke tempat menjijikkan ini untuk menjemput Farel. Ketika tidak ada satu orangpun yang mengerti keadaan Farel, wanita ini datang dan mengatakan segala hal tentang diri Farel yang bahkan Farel sendiri tidak pernah sadari. Rosaline, wanita itu selalu mengerti keadaan Farel. Rosaline adalah satu-satunya orang yang mengenal Farel dengan sangat baik layaknya dia mengenali telapak tangannya sendiri. “Bangunlah atau aku akan meninggalkanmu sekarang juga. Jangan membuat aku semakin kerepotan..” Farel bangkit berdiri sambil tertawa pelan. Menyadari keadaan dan kondisinya saat ini, akhirnya Farel melemparkan kunci mobil miliknya ke arah Rosaline yang langsung ditangkap oleh wanita itu. Tidak masalah, mungkin malam ini Farel bisa mengatakan semua keluh kesah yang ingin dia sampaikan pada Rosaline. Wanita itu ada di sini, Rosaline ada di sini untuk menjemputnya. Wanita itu rela datang ke tempat yang sama sekali bukan levelnya, Rosaline datang ke semua tempat yang ada hanya untuk menemukan Farel. Mana mungkin Farel bisa melepaskan Rosaline ketika takdir mereka saja selalu disatukan seperti ini? Sampai kapanpun, ketika Farel mulai kehilangan jalannya, Rosaline akan selalu menjadi wanita yang mencarinya, yang akan membawanya pulang, yang akan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena wanita itu sedang emosi. Ah, bahkan Farel juga mengenal Rosaline dengan cara yang sama. *** “Kamu sama sekali tidak punya otak!” Itulah kalimat pertanya yang dikatakan Rosaline ketika wanita itu masuk ke dalam apartemen Farel. Farel tersenyum ketika mendengar kalimat yang dikatakan oleh Rosaline. Wanita ini sangat peduli dengan Farel, dia tidak akan pernah membiarkan Farel berjalan sendirian ketika Farel sendiri kehilangan arahnya. Bukan hanya memberikan jalan pulang, Rosaline juga menjadi tempat Farel untuk pulang. Apa yang bisa dilakukan oleh Farel ketika segala hal yang dia miliki sekarang sepenuhnya menyatu dengan Rosaline? Wanita itu bukan hanya mimpi yang selama ini dia dambakan, Rosaline sebenarnya adalah gambaran dari sebuah kehidupan. Farel akan hidup kalau dia bersama dengan wanita itu, tapi Farel akan kehilangan segalanya kalau dia kehilangan Rosaline. “Aku tidak punya apapun..” Jawab Farel dengan pelan. Rosaline terlihat melangkahkan kakinya menuju ke luar kamar Farel. Jujur saja Farel sempat khawatir jika Rosaline memutuskan untuk langsung pulang. Farel tidak ingin sendirian, setidaknya dia ingin berbicara dengan Rosaline. Tapi begitu melihat Rosaline kembali dengan segelas air hangat, Farel tidak bisa menahan senyumannya lagi. Wanita itu masih di sini dan dia akan tetap berada di sini “Setidaknya pikirkan keadaan Feli. Adikmu khawatir sejak pagi dan dirimu malah melakukan sesuatu yang menjijikkan. Aku sama sekali tidak peduli padamu, Farel, tapi tolong pikirkan perasaan Feli!” Farel tetap diam sambil mendengarkan apa yang dikatakan oleh Rosaline. Lebih baik wanita itu terus mengomel dan mengatakan apapun yang ingin dia katakan, jujur saja Farel selalu merasa lebih baik ketika sedang mendengarkan suara Rosaline. Farel mengulurkan tangannya untuk menerima gelas berisi air hangat itu. Terlihat dengan jelas kalau ada uang yang mengepul di atas gelas itu. “Apa yang akan kamu lakukan jika tadi aku tidak datang? Tidur dengan wanita menjijikkan itu? Kamu sangat menyedihkan!” Kata Rosaline dengan suara bergetar. Wanita itu terlihat panik, khawatir, dan juga marah. Benar, Rosaline sudah kembali. Wanita itu kembali menjadi Rosaline yang selama ini Farel kenal. Apakah Farel harus datang ke club dulu agar dia bisa mendengarkan suara Rosaline yang terus mengomel seperti ini? Apakah dia harus melakukan sesuatu yang menjijikkan dulu agar Rosaline kembali peduli padanya? Tidak masalah, Farel bisa melakukan apapun asalkan dia kembali mendapatkan Rosaline. “Kamu datang, Rosaline. Kamu selalu datang. Aku tahu itu..” Kata Farel dengan pelan. Rosaline tampak semakin marah ketika dia mendengar apa yang dikatakan oleh Farel. Iya, wanita itu memang tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri ketika dia sedang khawatir dengan orang lain. Farel sudah mengatakan kalau dia mengenal Rosaline dengan sangat baik. Iya, begitulah.. sebentar lagi Rosaline pasti akan menyangkal kepeduliannya itu dan mengatakan satu alasan dengan suara yang terbata. “Aku tidak akan pernah datang lagi! Ak-aku menyesal karena selalu menjemputmu. Seandainya Feli tidak menceritakan tentang kekhawatirannya, sudah pasti aku tidak akan pernah peduli pada apa yang ingin kamu lakukan!” Farel kembali tertawa dengan pelan. Kepala Farel terasa semakin berat sekarang. Malam ini Farel sama sekali tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Farel minum tanpa mengenal batas apapun. Entahlah, secara tiba-tiba ada satu keyakinan di dalam hatinya yang mengatakan kalau Rosaline pasti akan datang kepadanya dan mengomel seperti biasanya. Semua itu sama sekali tidak direncanakan oleh Farel. Semua bayangan yang terbentuk di kepalanya beberapa jam yang lalu, Farel sendiri tidak mengerti kenapa hal itu bisa benar-benar terjadi. Keyakinan yang Farel miliki pada Rosaline sudah terbukti. “Aku sendiri tidak peduli pada diriku, Rosaline. Sudahlah, berhentilah peduli padaku kalau memang itu yang kamu inginkan..” Farel tahu kalau dia tidak akan bisa menahan Rosaline di tempat ini. Wanita itu bisa pergi sekarang karena keadaan hati Farel sudah terasa jauh lebih baik. Sepertinya Farel bisa tidur dengan nyenyak malam ini. Tapi, bukannya mendengar suara langkah kaki Rosaline yang menjauhi dirinya, Farel justru mendengar suara isakan tangis Rosaline. Tidak, ini tidak boleh terjadi. Rosaline tidak boleh menangis. Megabaikan rasa sakit yang bersumber dari kepalanya, Farel langsung membuka matanya lalu bangkit dari posisi terbaring. Iya, saat ini Farel akhirnya mendengar dan melihat secara langsung bagaimana kehancuran Rosaline yang ditunjukkan oleh wanita itu. Tidak. Farel memang tidak bisa melakukan apapun karena dia sadar dengan semua yang terjadi. Seberapa kuat tangan Farel menggenggam Rosaline, seberapa kuat lengannya memeluk Rosaline, takdir tetap tidak akan pernah berpihak pada mereka berdua. Sampai kapanpun, tidak akan ada yang mengakui jika selama ini ada sebuah kisah tersembunyi di antara Rosalien dan Farel. Sampai kapanpun, apapun yang dilakukan oleh Farel, dia tetap tidak akan bisa memiliki Rosaline. Mereka sudah kalah sejak awal. Sama sekali tidak ada hal yang tersisa sekarang.. Mungkin kisah ini juga hanya akan berada di dalam hati Rosaline dan Farel saja. Hingga suatu saat nanti Farel akan berdiri dan mengingat apa yang terjadi hari ini. Bahwa ada seorang wanita yang dia cintai, seorang wanita yang mengubah cara pandangnya terhadap dunia, seorang wanita yang mengajarkan pada Farel jika tidak selamanya dia bisa memiliki seseorang yang dia cintai. Iya, wanita itu bernama Rosaline Indira Sifabela.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN