Bab 24

1711 Kata
 39 Hari Sebelum Persidangan Sagara menghembuskan asap rokok dari bibirnya dengan pelan. Selama ini Sagara memang berteman baik dengan rokok sekalipun sering kali setelah itu paru-parunya akan terasa sangat sesak. Tidak masalah, sekarang Sagara sedang membutuhkan pelarian dari keadaan yang sedang sangat kacau ini. Sagara memang memutuskan untuk kembali pada orang tuanya setelah band ini benar-benar hancur. Tidak, Sagara sama sekali tidak menyalahkan Feli. Wanita itu memiliki hak untuk melakukan apapun yang dia inginkan. Dibanding dengan menyalahkan, sebenarnya Sagara lebih ingin mengucapkan terima kasih pada Feli. Sejak orang tuanya kembali menghubungi Sagara dan mengatakan apa yang mereka inginkan, Sagara sama sekali tidak bisa tenang. Sagara terus memikirkan orang tuanya karena bagaimanapun juga, mereka akan tetap menjadi orang tua Sagara. Apapun yang pernah mereka lakukan, Sagara tetap tidak bisa memutuskan hubungan mereka begitu saja. Sejak beberapa hari lalu Sagara memang memikirkan untuk keluar dari band ini karena rasanya.. Sagara ingin kembali ke orang tuanya. Semua manusia yang ada di bumi ini tidak ada yang sempurna. Sagara sangat menyadari jika dulu orang tuanya memiliki banyak kesalahan, mereka menghancurkan mimpi Sagara, mereka membiarkan Sagara berjuang sendirian tanpa pernah memberikan sedikitpun dukungan. Tapi Sagara tidak mungkin terus menyimpan dendam dengan orang tuanya. Kalau bukan Sagara, siapa yang akan merawat orang tuanya suatu saat nanti? Sudah baik kalau orang tuanya mau menyadari kesalahan mereka dan meminta maaf pada Sagara. Sebenarnya Sagara sama sekali tidak memiliki hak untuk menghakimi apa yang sudah orang tuanya lakukan di masa lalu. Semuanya sudah berlalu, Sagara sudah melewati segala hal berat itu sekalipun dulu sering mendapatkan banyak rintangan. Sagara sudah berhasil, Sagara sudah menunjukkan pada orang tuanya jika Sagara bisa mendapatkan apa yang dia inginkan sekalipun tanpa ada dukungan dari orang tuanya. Lalu sekarang sepertinya Sagara memang harus pulang.. Pengumuman yang dikatakan oleh Feli memang membuat Sagara merasa kembali terpacu untuk mengatakan keadaannya yang sebenarnya. Iya, selama ini semua orang selalu menganggap Sagara beruntung karena Sagara lahir di keluarga yang serba kecukupan. Sebenarnya tidak seperti itu, sekalipun orang tua Sagara memiliki banyak uang, selama ini Sagara selalu berjuang sendirian karena memang orang tuanya tidak pernah mau mendukung apapun yang sedang Sagara kerjakan. Benar, kekayaan tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Sagara kembali menghembuskan asap rokok dari bibirnya, Sagara tidak akan menghabiskan semua batang rokok ini karena dia sadar akan kesehatannya sendiri. “Band hancur dan kamu malah bersantai di sini?” Sagara menolehkan kepalanya ketika dia mendengar suara Yuda yang mendekati dirinya. Benar, Yuda memang sedang berjalan untuk mendekati dirinya. Entahlah, Sagara sama sekali tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh pria itu karena setelah mereka bertengkar tadi, baik Sagara maupun Yuda belum bertemu sama sekali. Sagara datang ke sini karena dia memang ingin menenangkan dirinya sendiri. Ternyata selain patah hati, Sagara akhirnya juga harus kehilangan Feli untuk selamanya. Kalau mereka tidak lagi berada di dalam band yang sama, sudah pasti mereka akan sangat jarang bertemu apalagi sebentar lagi Sagara akan pulang ke kotanya untuk menjalankan bisnis orang tuanya. Ini mungkin adalah rencana Tuhan karena kalau Sagara terus berada di band ini, kemungkinan besar Sagara akan terus terjebak di dalam perasaannya sendiri. Sagara harus terbiasa akan rasa kehilangan ini. Sagara tidak akan mampu bangkit kalau dia terus melihat Feli di sekitarnya. Iya, ini semua adalah takdir yang harus Sagara terima. “Kamu merokok?” Tanya Yuda. Sagara seharusnya tidak merasa kesal pada pria ini, tapi entah kenapa sekarang Sagara benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Perlakukan yang diberikan oleh Yuda membuat Sagara benar-benar kecewa. Bagaimana mungkin Yuda menyalahkan Feli atas keputusan yang dibuat oleh wanita itu? Feli memiliki hak untuk melakukan apapun yang dia inginkan. Sama seperti Feli, Sagara dan Tristan juga memiliki hak yang sama. Selama ini bukan hanya Sagara yang didesak oleh orang tuanya untuk segera kembali dan mengurus bisnis keluarga. Sebenarnya selama ini Tristan juga merasakan hal yang sama. Sagara tahu keadaan Tristan sekalipun pria itu tidak pernah mengatakan apapun padanya. Tapi, berbeda dengan Sagara yang memiliki hubungan buruk dengan orang tuanya, Tristan tidak demikian. Orang tua Tristan cukup terbuka dengan apa yang ingin dilakukan oleh pria itu. Tristan bisa melakukan apapun yang dia inginkan asalkan Tristan tetap bisa memenuhi apa yang diharapkan oleh orang tuanya. “Aku minta maaf atas apa yang terjadi..” Kata Yuda lagi. Sagara hanya menganggukkan kepalanya sekilas. Sebenarnya Sagara juga tidak ingin terpancing emosi seperti tadi, Sagara ingin mereka berbicara dengan baik-baik agar masalah bisa cepat selesai. Sayang sekali, sepertinya Yuda dan Sagara malah terpancing emosi. Tidak seperti Tristan yang sangat pandai dalam mengendalikan dirinya, Sagara tidak demikian. Selama ini Sagara memang mengenal Tristan dengan sangat baik karena selain teman kuliah, mereka juga teman satu SMA sama seperti Yuda dan Feli. “Aku juga minta maaf..” Sebenarnya tidak ada yang perlu meminta maaf dalam hal ini. Mereka semua sedang sama-sama terpancing emosi sehingga tidak bisa menahan diri. Sagara menghembuskan napasnya dengan pelan lalu mematikan puntung rokok miliknya. Dibanding berbicara di studio, sepertinya Yuda ingin berbicara berdua seperti ini. Sagara tahu kalau Yuda tidak mungkin datang ke sini hanya untuk meminta maaf saja, pasti ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh pria itu. “Tentang Feli, jangan pernah menyudutkan dia. Bagaimanapun juga dia seorang wanita, tidak sepantasnya kamu berbicara kasar padanya..” Kata Sagara dengan pelan. Sepertinya Yuda juga setuju dengan apa yang dikatakan oleh Sagara sehingga pria itu hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan. Sebenarnya tadi Yuda sudah dibiarkan sendirian di luar ruangan, tapi akhirnya Yuda datang kembali karena pria itu ingin melanjutkan pembicaraan mereka. Sama seperti pembicaraan yang pertama, Yuda tetap saja terbawa emosi sehingga membuat keadaan jadi semakin memanas. Yuda mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dia katakan. Entahlah, Sagara merasa jika tadi Yuda menyudutkan Feli dan menyalahkan Feli atas apa yang terjadi di masa lalu mereka. Entah ini hanya perasaan Sagara saja atau memang benar seperti ini karena tadi Sagara mendengar dengan jelas kalau Yuda mengatakan jika Feli bertanggung jawab atas semua kehancuran yang terjadi sejak di masa lalu. Hubungan asmara keduanya memang sudah berakhir, semua orang tahu akan hal itu. Tapi siapa yang tahu isi hati seseorang? “Aku terbawa emosi karena terlalu menyayangkan keputusannya..” Kata Yuda. Sagara menganggukkan kepalanya. Mendengar keputusan yang diambil oleh Feli, sepertinya bukan hanya Yuda saja yang akan merasa kecewa. Para penggemar mereka juga akan kecewa dengan apa yang Feli lakukan. Tapi mau bagaimana lagi? Selama bertahun-tahun ini Feli sudah melakukan segala hal yang terbaik untuk menghibur semua penggemar mereka. Sekarang saatnya bagi Feli untuk istirahat dan mulai menikmati kehidupan pribadinya. Sagara sendiri akan merasa kehilangan dengan apa yang terjadi, tapi Sagara tidak akan melarang Feli melakukan sesuatu yang akan membuatnya merasa bahagia. “Kita semua juga terbawa emosi. Tapi apa yang kamu lakukan benar-benar keterlaluan..” Kata Sagara dengan pelan. Sagara kembali menghembuskan napasnya dengan pelan. Tidak, Sagara sendiri tidak boleh ikut terpancing emosi. Dia harus menjadi seseorang yang akan mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah Yuda karena tampaknya sejak tadi semua orang hanya terus membela Feli. Sagara bukan orang bodoh yang bisa menutup matanya dan tidak peduli dengan kebenaran yang sesungguhnya terjadi. Benar, sekalipun Feli memang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, mereka semua tidak seharusnya menyudutkan Feli begitu saja. “Maafkan aku, Yuda. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyudutkanmu lagi..” Kata Sagara dengan pelan. Yuda tampak menganggukkan kepalanya sehingga Sagara bisa kembali tenang. “Aku sama sekali tidak ingin band ini hancur begitu saja. Apakah kamu bisa mempertimbangkan semua ini?” Sagara menolehkan kepalanya untuk menatap Yuda yang sedang duduk di sampingnya. Sebenarnya Sagara juga tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Yuda. Sagara tidak ingin menutup matanya sendiri untuk melihat semua yang sebenarnya terjadi. Sagara juga tidak ingin band ini hancur begitu saja. Tapi mau bagaimana lagi? Sagara tidak akan sanggup melihat orang lain menggantikan posisi Feli. Sampai kapanpun, semua orang hanya akan menerima Feli sebagai vokalis band mereka. Tidak akan ada yang bisa menggantikan Feli. Sagara sendiri menyadari jika dia bersikap sangat egois pada orang lain. Tapi memang beginilah kenyataannya.. “Sebenarnya aku memang sudah mengambil keputusan untuk—” “Tidak, aku tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu. Sepertinya memang sangat sulit untuk keluar dari dunia Feli. Wanita itu memiliki sesuatu yang sangat menyenangkan untuk terus ditelusuri..” Kata Yuda dengan pelan. Sagara kembali menolehkan kepalanya untuk menatap Yuda. Secara tiba-tiba ada rasa curiga yang timbul di dalam pikiran Sagara. Apakah benar jika selama ini Yuda juga belum bisa melepaskan Feli? “Aku tahu kalau kamu tidak akan bisa melepaskan Feli begitu saja. Semua orang juga tahu akan hal itu, Sagara..” Kata Yuda sekali lagi. Sagara tertawa pelan. Tidak masalah, sejak dulu juga Sagara tidak pernah menutupi perasaan yang dia miliki untuk Feli. Tidak masalah kalau semua orang tahu jika dirinya telah jatuh cinta pada Feli meskipun selama ini Feli sama sekali tidak pernah memandangnya sebagai seseorang yang lebih dari sekedar teman. Sungguh, Sagara sama sekali tidak keberatan kalau ada orang yang tahu tentang perasaannya. Semua itu malah akan membuktikan kalau selama ini Sagara memang benar-benar mencintai Feli tanpa pernah memiliki syarat apapun. Tidak masalah kalau Feli tidak membalas cintanya, Sagara juga akan tetap mencintai wanita itu dengan caranya sendiri. Yang paling penting Sagara sama sekali tidak pernah berpikiran egois untuk mendapatkan Feli hanya agar dirinya bahagia saja. “Memangnya kenapa kalau begitu? Aku rasa tidak akan ada orang yang keberatan jika aku memang jatuh cinta pada Feli. Yuda, aku memang mencintainya, tapi aku tidak akan pernah mengganggu dirinya..” Kata Sagara sambil kembali tersenyum. Sepanjang menjalin persahabatan dengan Feli, wanita itu tidak pernah memperlakukan Sagara dengan buruk. Bukan hanya pada Sagara, Feli juga tidak pernah memperlakukan orang lain dengan buruk. Pada orang yang biasanya membersihkan studio mereka sekalipun, Feli tetap akan berlaku sopan dan ramah seakan tidak pernah ada perbedaan di antara mereka. Selama ini Sagara jatuh cinta dengan semua ketulusan yang dimiliki oleh Feli. Iya, Sagara memang jatuh cinta, tapi dia tidak pernah menginginkan balasan dari Feli. Selama dia masih bisa mencintai Feli, Sagara sudah merasa cukup dengan semua itu. “Kita akan tetap merilis album terakhir kita, setelah itu aku dan yang lainnya harus pergi. Kalau memang kamu masih ingin menggunakan naam band ini, gunakan saja.. kami tidak akan menuntutmu. Dengarkan aku baik-baik, kita adalah keluarganya.. selamanya akan tetap seperti itu. Jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan..” Kata Sagara sambil menepuk pundak Yuda. Setelah itu Sagara bangkit berdiri lalu meninggalkan Yuda begitu saja.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN