39 Hari Sebelum Persidangan
Feli menatap Yuda yang sudah mau kembali duduk di dalam ruangan ini.
Sekalipun terlihat sangat marah dengan fakta yang baru mereka dapatkan, Yuda sekarang tampak jauh lebih tenang. Pria itu hanya diam sambil sesekali menghembuskan napasnya dengan pelan.
Hancur, band ini akan hancur dengan segera.
Feli tidak akan bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri karena bagaimanapun juga Feli juga sadar jika kehancuran ini disebabkan oleh dirinya.
“Aku sama sekali tidak mengira kalau semua ini yang akan terjadi. Tapi mau bagaimana lagi? Kalian memang anak orang kaya yang bisa melakukan apapun setelah band ini hancur. Kalian tidak akan mengerti dengan keadaanku..” Kaya Yuda sambil tersenyum pias.
Feli tidak bisa menahan laju air matanya lagi sekarang.
Feli tahu kondisi ekonomi keluarga Yuda. Sejak awal mereka membentuk sebuah band, semua orang juga tahu kalau selama ini hanya Yuda yang menjadikan band ini tumpuan hidupnya. Tristan dan Sagara adalah anak orang kaya dan mereka juga sudah memiliki banyak sekali bisnis yang mereka dirikan sendiri. Sejak awal mereka membentuk band ini, sebenarnya tidak ada yang berharap banyak pada band mereka kecuali Yuda.
Saat itu Yuda tidak kuliah seperti Feli, Sagar, dan Tristan. Pria itu bekerja banting tulang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya yang serba kekurangan.
Setelah bergabung dengan band ini, ekonomi keluarga Yuda memang sudah jauh lebih baik. Tapi Feli tetap tidak bisa melupakan fakta jika hanya band ini yang Yuda harapkan untuk bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.
Berbeda dengan Sagara dan Tristan yang memiliki banyak sekali usaha mereka sendiri di luar band ini, Yuda sangat berbeda. Selama ini Yuda sama sekali tidak bisa melakukan apapun karena uang miliknya selalu habis untuk membiayai 6 orang adiknya yang sedang kuliah secara bersamaan. Yuda mungkin tidak bisa mencicipi bangku perkuliahan, tapi pria itu tidak ingin adik-adiknya merasakan hal yang sama dengan dirinya.
Iya, oleh sebab itulah selama ini Yuda sama sekali tidak memiliki bisnis yang lainnya.
Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Apa yang bisa Feli lakukan agar dia tidak terlalu membebani Yuda?
“Kami bisa membantumu untuk mencarikan anggota band yang lain. Nama band ini bisa menjadi milikmu dan untuk lagu-lagu lama yang sudah kita ciptakan bersama, kamu juga bisa memilikinya, Yuda..” Kata Sagara dengan tegas.
Feli tahu kalau Yuda bukan tipe orang seperti itu. Pria itu sangat keras kepala, sejak awal mengenal Yuda, Feli sudah tahu bagaimana sifat Yuda.
Yuda memang lebih sering emosi dibanding dengan yang lainnya. Apapun yang terjadi, Yuda selalu mendahulukan emosinya. Dulu Feli selalu merasa terganggu dengan semua itu, dia terganggu dengan Yuda yang sering marah hanya karena masalah kecil sebenarnya bisa dibicarakan dengan baik-baik, tapi sekarang Feli tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sejak kecil Yuda terlalu sering menghadapi masalah yang besar. Dia dididik dengan cara yang paling keras di dunianya yang tidak mudah untuk dilalui, oleh sebab itulah Yuda tumbuh menjadi pribadi keras kepala yang lebih mudah terpanting emosi.
“Aku tidak akan merendahkan diriku dengan cara seperti itu..” Kata Yuda dengan pelan.
Benar, Feli juga sudah tahu apa jawaban yang akan diberikan oleh Yuda.
“Ini bukan tentang merendahkan diri, Yuda. Kami bertiga tahu konsekuensi apa yang harus kami terima karena memutuskan kontrak seperti ini. Kamu bisa mendapatkan semua hak cipta lagu itu..” Kata Tristan dengan tenang.
Iya, ketika Feli memutuskan untuk berhenti dari band ini, Feli juga sudah tahu jika dia harus menerima konsekuensi yang cukup besar. Salah satunya adalah membayar denda dengan jumlah yang tidak sedikit. Feli sudah menerima semua konsekuensi, dia juga harus kehilangan hak atas lagu yang sudah dia ciptakan untuk band ini. Tidak masalah, Feli sudah menerima semua itu.
“Tanpa kalian semua, apakah kalian berpikir kalau band ini akan tetap berjalan?” Tanya Yuda sambil menatap Feli.
Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Sebenarnya tidak akan yang mustahil kalau memang Yuda masih ingin berjalan dengan band ini. Yuda bisa menemukan anggota band yang lainnya, pria itu bisa melakukan apapun yang dia inginkan karena sekarang memang beginilah yang terjadi.
Selain membuat Yuda kecewa, tindakan Feli pasti juga membuat semua penggemarnya merasa sedih dan kecewa. Tidak masalah, Feli sudah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi semua itu. Feli sudah siap mendapatkan semua hujatan dari banyak orang yang mungkin akan berubah haluan dari seorang penggemar menjadi orang yang tidak menyukai Feli. Tidak masalah, untuk kebahagiaan yang selama ini Feli impikan, Feli siap melakukan apapun. Feli sanggup merelakan kehidupannya sendiri asalkan dia bisa menghabiskan waktu bahagianya bersama dengan Ken.
Seiring dengan bertambahnya usia, mimpi seseorang sering kali berubah. Feli sudah memenuhi mimpi masa kecilnya, sekarang Feli harus fokus untuk mendapatkan satu mimpinya yang lain.
“Kami memang tidak bisa mengatakan apa yang akan terjadi di kemudian hari. Tapi tolonglah mengerti keadaan kami, Yuda. Kita sudah seperti keluarga selama ini, jangan sungkan pada kami. Kami akan membantumu kalau memang kamu membutuhkan bantuan..” Kata Tristan dengan tenang.
Feli sama sekali tidak bisa mengatakan apapun.
Sekalipun hubungan asmara Feli dan Yuda sudah berakhir sangat lama, Feli tetap tidak bisa melupakan sifat Yuda yang sudah melekat pada dirinya sejak dulu.
Feli sadar kalau Yuda tidak akan mau menerima bantuan dari siapapun karena dia takut dianggap remeh oleh orang lain.
Ada banyak orang yang sudah merendahkan Yuda sejak dia kecil, sangat wajar kalau sekarang Yuda memiliki ketakutan. Sejak dulu, Yuda tidak pernah mau meminta bantuan pada orang lain. Bukan, semua itu bukan karena Yuda merasa mampu, sebenarnya dari apa yang Feli lihat dan rasakan, Yuda hanya tidak ingin kembali dianggap remeh oleh orang lain.
Pemikiran Yuda tentang teman-temannya memang salah besar. Selama ini tidak ada yang ingin meremehkan Yuda. Sebagai seorang teman, saling membantu adalah hal yang sangat wajar untuk dilakukan. Tidak masalah kalau mereka memang membutuhkan bantuan orang lain. Dibantu oleh seorang teman tidak membuat kita menjadi rendah diri. Sayangnya Yuda sama sekali tidak mengerti akan hal itu.
“Mungkin aku yang salah karena selama ini terlalu percaya pada kalian. Apalagi pada Feli. Aku selalu percaya pada Feli karena memang selama ini aku tidak pernah mengira kalau Feli sampai melakukan semua ini..”
Feli menatap Yuda dengan pandangan tidak percaya. Sekarang Yuda menunjukkan kemarahannya secara terang-terangan. Sekalipun Feli mencoba menahan dirinya sendiri untuk tidak berbalik marah pada Yuda, Feli tetap tidak bisa melakukannya. Yuda boleh marah, tapi dia tidak boleh meragukan Feli.
Selama ini Feli juga melakukan hal yang terbaik untuk band ini. Masalahnya sekarang Feli memang ingin menikah. Feli ingin menghabiskan waktunya untuk kehidupan barunya.
“Aku punya hak untuk melakukan semua ini, Yuda. Aku memang ingin keluar dari band ini, tapi aku sama sekali tidak memiliki maksud untuk menghancurkan band ini, apalagi menghancurkan hidupmu..” Kata Feli sambil menatap Yuda.
Yuda mendengus lalu membuang mukanya. Pria itu sama sekali tidak ingin menatap Feli yang sedang berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Sejak kecil Feli memang dididik untuk menjadi pribadi yang sabar dalam menghadapi segala masalah. Tapi Feli tidak pernah dididik untuk tetap diam ketika ada orang lain yang salah paham dan malah merendahkan diri Feli dengan cara yang tidak pantas.
“Iya, Feli. Sejak dulu kamu memang memiliki hak untuk menghancurkan sesuatu yang sudah tidak kamu butuhkan lagi..”
Tidak, untuk satu kalimat yang dikatakan oleh Yuda, Feli sama sekali tidak mengira kalau pria itu akan mengatakan sesuatu yang menyakiti hatinya dengan cara yang sangat tidak dia duga sebelumnya.
Kenapa? Feli juga sadar akan perbuatannya saat ini, tapi kenapa Yuda malah mengatakan kalimat menyakitkan itu?
Sejak dulu? Apa maksudnya?
“Aku mohon jangan membawa hubungan pribadi kalian di dalam permasalahan ini..” Kata River dengan tenang.
“Aku sama sekali tidak memiliki hubungan pribadi apapun dengan Feli. Seperti yang kalian tahu, wanita itu akan menikah tapi bukan hanya menikah, dia juga menghancurkan band ini..” Kata Yuda.
Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Feli tidak seharusnya terpancing emosi dengan apa yang dikatakan oleh Yuda. Pria itu hanya sedang merasa marah dengan apa yang terjadi saat ini.
Baiklah, kalau memang Yuda masih belum bisa menenangkan dirinya sendiri, seharusnya mereka menunda pembicaraan ini.
“Kami memang akan keluar dari band ini. Untuk kelanjutan hidupmu, maaf untuk mengatakan ini, itu semua bukan tanggung jawab kami. Kami akan selalu membantu kalau memang kamu mau dibantu, tapi bagaimana bisa seseorang membantumu kalau kamu sendiri selalu menolak?” Tanya Sagara.
Tidak, Feli sama sekali tidak ingin kalau mereka malah akan bertengkar. Feli ingin keluar dari band ini, sudah hanya itu saja.. Feli sama sekali tidak bermaksud untuk membuat keributan ataupun pertengkaran di antara mereka semua.
Seperti apa yang dikatakan oleh Tristan, mereka adalah keluarga. Feli sama sekali tidak ingin kalau mereka jadi bertengkar seperti ini..
“Benar, kalian memang tidak bertanggung jawab atas hidupku. Kalian anak orang kaya sehingga tidak pernah mengerti kondisiku saat ini..” Kata Yuda.
Feli kembali menutup matanya karena dia mendengar apa yang dikatakan oleh Yuda.
“Jangan jadikan kondisi keluargamu sebagai batasan dirimu, Yuda. Bukan salah kami kalau kami terlahir di keluarga yang cukup berada. Semua hal yang ada di dunia ini tidak pernah diberikan secara cuma-cuma. Selalu ada usaha yang harus dilakukan lebih dulu..” Kata Tristan.
Tristan memang selalu terlihat tenang apapun yang terjadi. Tristan selalu menjadi orang yang paling dewasa dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi. Pria itu bisa mengendalikan emosinya dengan sangat baik sehingga dia selalu mendapatkan keputusan yang tepat untuk menghadapi satu masalah.
“Tapi kalian selalu—”
“Asal kamu tahu, sejak SMP aku sudah hidup di jalanan karena orang tuaku tidak menyukai hobiku dalam bermusik. Aku menjadi seorang pengamen di dekat rambu lalu lintas. Aku mulai berjualan makanan ketika aku SMA agar aku bisa berkuliah. Orang tuaku sama sekali tidak mau mempedulikan keadaanku, sejak saat itu aku hidup dengan jalanku sendiri. Tapi aku berdiri sampai hari ini.. tolong, jangan jadikan kekayaan orang tuaku sebagai sebagai hal yang akan membatasimu. Orang tuaku memang kaya, tapi apa yang aku miliki sampai hari ini, aku mengusahakannya sendiri..” Kata Sagara sambil bangkit berdiri lalu melangkahkan kakinya keluar dalam ruangan ini.
Feli menghembuskan napasnya dengan pelan.
Benar, memang tidak ada yang terlihat benar-benar sempurna di dunia ini.
Banyak sekali orang tua yang dengan sengaja malah menghancurkan mimpi anaknya sendiri hanya karena mereka berpikir kalau jalan yang mereka pilihkan akan membuat anak itu selalu bahagia.
Tidak, tidak semua hal yang dipilihkan oleh orang tua adalah yang terbaik.
Manusia memiliki jalannya sendiri, mereka memiliki hak untuk menentukan apa yang mereka inginkan.
Feli sadar kalau dalam hidup Sagara, pria itu menanggung banyak beban yang tidak pernah bisa dia bagi dengan siapapun.
Dulu Sagara dibuang oleh orang tuanya sendiri, nyaris tidak dipedulikan sama sekali, tapi ketika Sagara mendapatkan semua yang dia inginkan dari sesuatu yang dia cintai, Sagara dipanggil pulang oleh orang tuanya.
Banyak orang yang berpikir kalau orang tua bisa melakukan segala hal yang mereka inginkan pada anak mereka. Salah. Semua itu adalah pemikiran yang sangat salah.
Apapun yang terjadi, seseorang tidak akan dihargai dari cara kasar mereka dalam memperlakukan seorang anak.
Jangan lupa, suatu saat nanti akan ada saatnya dimana orang tua akan tetap membutuhkan bantuan anaknya. Saat itulah mereka akan merasa sangat menyesal karena telah berlaku buruk pada anak mereka.