Bab 21. GGPPM

1916 Kata

Hasan, Ciko dan Wilan mengemasi pakaian mereka. Sejenak mereka menatap kamar yang sudah dia tempati lama. Kamar dan seluruh barang-barang di sana memang benda mati, tapi sudah menjadi saksi bisu bagaimana mereka berjuang mulai dari titik kecil dan kini sering menjadi juara. Mereka memang tidak lebih baik dari CC, tapi kejuaraan sudah pasti mereka raih meski juara dua.  Namun Duta pernah bilang kalau juara dua adalah pecundang. Saat itu lah mereka berlatih dengan giat, dan kini mereka sudah sampai pada titik akhir, yaitu berhenti sebelum berhasil mendapatkan kejuaraan dengan plakat nomor satu.  Arya menatap sekali lagi kamarnya sebelum pria itu memutuskan keluar. Saat keluar dari kamarnya, ia bertemu dengan teman-temannya yang lain yang kini tengah memeluk tas masing-masing. Mereka berpan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN