The Outside

215 Kata
Kami mulai turun dan ke luar bersama-bersama. Kondisi di lantai dasar sangat berantakan dan terdapat cukup banyak hewan pengerat yang langsung aku bunuh. "Ma, gimana caramu dapat kekuatan itu?" Tanya Fiki. "Saat aku mau mati tadi aku membayangkan sebuah tulang keluar dari perutku dan menusuk pria itu" terangku. "Wow ... Ajaib sekali" sahut mas Adi. "Sepertinya semua orang sudah termutasi ..." Kataku. "Aaarrgh" tiba-tiba semua orang kecuali kami berempat berteriak kesakitan sambil memegangi kepala mereka. "Cok ... Mereka mulai gila" umpat Lingga pasrah. "Santai, biar aku urus" kataku percaya diri. Lalu aku langsung menghabisi mereka semua yang sudah beraneka ragam bentuk dan wujud dengan brutal dan sempat membuat mataku buta sebentar tapi itu malah membuatku semakin bersemangat. "Ha ... Ha ... Ha ... Sueru cok!" Seruku kepada mereka bertiga. "Ok bro santai, musuhnya sudah mati" ucap Fiki menenangkan. "Ok ... Maaf ... Aku terbawa suasana" kataku. "Ok, ok, santai" kata mas Adi. "Matamu tadi putih semua dan juga berurat. Kau tidak apa-apa?" Tanya Lingga. "Ya, aku tadi sempat tidak bisa melihat tapi aku justru bisa merasakan semuanya" jawabku. "Yang penting sekarang baik-baik saja kan?" Tanya mas Adi. "Ya" jawabku. "Wow" ucapku. Pemandangan di luar terlihat lebih kacau daripada di dalam terlebih lagi sekarang listrik sudah padam dan kota hanya di terangi oleh kobaran api dimana-mana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN