“Ambil hati putraku, dan teruskan pernikahan kalian. Itu syarat dariku.” “A-a-a-apa?” Sepasang mata Zahra membesar mendengar syarat dari mama Naka. Syarat apa itu? Zahra tidak habis pikir akan mendengar hal tersebut. Mengambil hati Naka? Melanjutkan pernikahan? Apa yang sebenarnya sedang dipikirkan oleh wanita cantik ini? Naya mendesah pelan. “Aku tahu kamu pasti bingung. Tapi, aku tidak memberimu pilihan lain. Kamu tahu kan, kami bisa menuntutmu karena kamu sudah mengaku sebagai istri putraku selama lima tahun. Sekarang kamu pilih saja.” "Bu, bisa kasih saya syarat yang lain?" tanya Zahra penuh harap. Dia akan melakukan apapun, tapi, tidak yang satu itu. "Kamu menawar?" Mengedip, dengan gerak lemah--Zahra mengangguk. Zahra menarik kedua tangan ke atas meja, lalu merapatkan tubuh deng