Bagian Enam

1277 Kata
"Jika aku memberikannya kepada mu, apa kau bersedia menikah dengan ku, Putri?" Arne langsung menatap wajah Darian. Darian pun juga membalas menatap wajah Arne. Darian tersenyum tipis kepada Arne. "Akan aku pikirkan soal itu." Jawab Arne. "Baiklah. Jika pohon ini sudah berbuah, aku akan langsung memberikan nya kepada mu, Putri." Arne yang mendengar nada serius dari Darian langsung tertawa. Sedangkan Darian yang melihat Arne tertawa sedikit binggug. "Aku hanya bercanda Putra Mahkota." Tutur Arne masih dengan tawa nya. "Aku tidak suka bercanda Putri. Aku serius." Balas Darian kepada Arne. Mendengar perkataan Darian, Arne langsung mengentikan tawanya. Dia menatap Putra mahkota dengan serius. Begitu pula sebaliknya. Arne tidak menyangka jika Darian menganggap serius perkataan nya. Dia serius murni bercanda mengucapkan kata itu. Mereka berdua masih saling bertatapan. Hingga Sargon memanggil Arne. Dan membuat mereka langsung menyadari kedatangan Sargon. "Putri!" Panggil Sargon. Sargon langsung berlari menuju ke arah Arne dan Darian di ikuti oleh Sally di belakangan nya. "Sargon? Ada apa?" Tanya Arne ketika Sargon sudah ada di depannya. Wajah khawatir dan juga napas Sargon yang masih belum teratur membuat Arne sedikit khawatir. "Apakah Putri baik-baik saja?" Tanya Sargon kepada Arne. "Tentu saja. Ada apa ini? Kenapa kalian terlihat sangat khawatir?" Tanya Arne lagi kepada Sargon dan Sally. "Putri kami dari tadi mencari Anda. Kami kira terjadi apa-apa kepada Anda. Kenapa anda tidak membangunkan ku?" Jelas Sally kepada Arne. "Maaf. Aku tidak tau jika kalian akan mencari ku seperti ini. Aku tadi hanya berniat untuk lihat pemandangan saja." Tutur Arne. Dia merasa bersalah kepada Sally dan Sargon. Dia tau dia tidak seharusnya pergi begitu saja tadi. "Putri.. seharunya kau tidak pergi begitu saja." Nasihat Sargon. "Aku tau Sargon. Aku sudah minta maaf kepada kalian. Ak--" "Ada apa ini? Seorang Putri meminta maaf kepada pengawal dan pelayan?" Darian membuka suara. Dia menatap rendah Sally dan Sargon. "Ah bukan seperti itu. Di sini memang aku lah yang salah. Aku sudah membuat mereka berdua khawatir." Tutur Arne. "Itu tidak masalah. Mau bagaimana pun, kau salah atau tidak, seorang Putri tidak seharusnya meminta maaf kepada bawahan seperti itu. Sama sekali tidak pantas." Ucap Darian lagi. Mendengar perkataan Darian yang seperti itu, Arne langsung menatap Darian tajam. "Apakah kau selalu bersikap seperti ini?" "Maksud mu?" "Kalau kau tau aku bukan seorang Putri, apa kau akan menemani ku berkeliling kerajaan Syden?" Tanya Arne. Dia menatap tajam Darian. "Kau ini kenapa? Aku mengatakan yang sebenarnya." "Terlahir sebagai Putra mahkota membuat mu menjadi sombong. Dan aku sangat membenci orang yang sombong." Ucap Arne. Setelah mengatakan itu dia langsung berjalan meninggalkan Darian. Sargon dan Sally pun dengan cepat langsung menyusul Arne. --- Sesampainya di kamar, Arne langsung menoleh ke arah Sally. "Bereskan semua barang-barang kita Sally. Kita akan segera pulang. Bilang juga kepada Sargon untuk bersiap." Tutur Arne. Sally pun menganggukkan kepala nya. Dia segera keluar dan memberitahukan kepada Sargon perintah Arne. Arne pun berjalan ke kasur dan duduk di atas kasur. Arne mencoba untuk menenangkan pikirannya. Dia masih tidak percaya dengan perlakuannya kepada Putra mahkota kerajaan ini. Kenapa dia bisa tersulut emosi seperti tadi. Dia sudah bersikap tidak sopan kepada penerus kerajaan ini. Tidak berapa lama kemudian, Sally kembali ke dalam kamar dan menghadap kepada Arne. "Sudan di sampaikan Putri. Kapten Sargon juga sedang bersiap-siap." Tutur Sally kepada Arne. "Baiklah. Siapkan baju ku Sally. Aku mau berbenah terlebih dahulu. Selagi aku berbenah, kau bisa membereskan barang-barang kita." Ucap Arne. Sally pun menganggukkan kepalanya. Setelah itu, Arne langsung berdiri menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya. --- Arne sedikit gugup ketika ingin berhadapan dengan Raja Syden. Dia ingin berpamitan dengan Raja dan Ratu Syden. Tetapi ketika dia hendak berpamitan dia sedikit gugup. Tapi mau gimana pun dia harus berpamitan dengan Raja dan Ratu dari kerjaan ini. Dia tidak mungkin pergi begitu saja. Arne menghela napas panjang dan hendak berjalan memasuki kediaman Raja. Tetapi belum sempat dia mengetuk pintu, seseorang memanggil nya dan membuat Arne langsung menoleh untuk melihat siapa yang memanggil nya. "Ada apa?" Tanya Arne. "Maaf Putri.. Raja tidak ada di ruangan nya. Raja dan Ratu sedang menunggu anda di balai utama." Balas nya. Arne pun berjalan mendekati pelayan itu. "Di mana tempat nya?" Tanya Arne kepada pelayan tersebut. Pelayan tersebut pun tersenyum kepada Arne. "Mari saya antar Putri." Ucap nya. Arne pun berjalan dan diikuti pelayan tersebut di samping nya. Arne akhirnya sampai di balai utama kerjaan Syden. Dia pun berjalan memasuki balai utama itu. Arne dapat melihat Raja dan Ratu yang sudah duduk di singgasana nya. Arne pun tersenyum tipis dan berjalan mendekat. Dia juga dapat melihat Putra Mahkota yang berada di samping sang Raja. Arne pun berhenti tak jauh di depan singgasana. Dia memberi hormat kepada anggota kerajaan itu. "Ku dengar kau mau kembali ke kerajaan mu Putri. Apakah itu benar?" Tanya sang Raja kepada Arne. "Benar Raja. Aku sudah menginap dan merasakan suasana kerjaan Syden. Aku rasa Syden telah menyambut ku dengan baik. Dan sudah waktunya untuk ku kembali ke kerajaan ku." Jawab Arne. "Bukan karena Putra mahkota kan?" Tanya sang Raja lagi. Arne sedikit terkejut mendengar pertanyaan Raja. Bagaimana bisa dia tau kalau dia hendak pulang di karenakan Putra mahkota. "Aku tidak mengerti maksud anda Raja." Tutur Arne. "Aku sudah mendengar semuanya dari Putra mahkota. Soal kejadian di taman tadi." Jawab nya. Arne langsung menoleh ke arah Putra dan Putra mahkota juga menatap Arne sedari tadi. "Putra mahkota memang seperti itu. Dia selalu berkata kasar. Padahal tidak seperti itu nyatanya. Mungkin tadi dia hanya kesal kepada pengawal dan pelayan mu. Kau bisa mengerti kan Putri?" Arne pun langsung mengalihkan pandangannya ke pada Raja dan tersenyum tipis. "Tentu saja Raja. Tapi tentu saja aku ingin pulang bukan karena alasan itu. Memang sudah waktunya aku kembali ke kerajaan. Aku juga tidak boleh terlalu merepotkan Raja dan Ratu." "Bicara apa kau ini Putri? Tentu saja kami tidak keberatan. Kau ini tamu kami. Sudah sewajarnya kami melayani mu." Jawab sang Ratu kepada Arne. Arne hanya bisa tersenyum mendengar itu. "Kalau kau ingin pulang, ijinkan pengawal kerajaan kami mengawal mu sampai di gerbang perbatasan." Tutur sang Raja. "Tidak perlu seperti itu Raja. Aku sudah memiliki pengawal yang sangat berani. Dan juga aku takut jika aku akan merepotkan Anda lagi. " Balas Arne. "Tentu saja tidak. Keselamatan mu di sini adalah tanggung jawab ku sebagai seorang Raja. Aku tidak mau kau terluka. Jika kau terluka di perjalanan mungkin akan ada peperangan antara dua kerajaan. Jadi terimalah tawaran ku Putri." Arne sekali lagi tidak bisa mengatakan apapun. "Benar Putri. Terimalah. Mereka tidak akan menganggu mu. Setelah sampai di perbatasan kau pasti akan aman. Kami takut jika ada yang menganggu mu." Balas Ratu. "Baiklah. Terimakasih atas perhatian Raja dan Ratu. Aku akan menunggu kedatangan kalian di Cayson." Ucap Arne. "Tentu saja." Balas Ratu. "Kalau begitu aku pamit." Arne pun menundukkan kepalanya. Memberi hormat kepada Raja dan Ratu. Setelah itu dia berjalan keluar. --- Arne menoleh ke belakang dan melihat kerajaan Syden untuk yang terakhir. Tapi entah kenapa perasaan nya mengatakan jika dia akan kembali lagi ke kerajaan ini. Arne pun mulai berjalan menuju kereta kudanya. Tapi belum sempat dia sempat dia naik, seseorang memanggil nya. Arne pun langsung menoleh dan mendapati Ratu berjalan menuju ke arah nya. "Putri." Arne langsung tersenyum ketika mendapati Ratu yang memanggil nya. "Ratu.. apa yang membuat mu menghampiri ku seperti ini?" Tanya Arne. "Aku ingin melihat mu pergi Putri. Dan juga aku ingin melihat wajah cantik mu ini untuk yang terakhir." Tutur sang Ratu. Arne tersenyum malu mendengar perkataan Ratu. "Jangan bilang yang terakhir Ratu. Kita tidak akan tau takdir ke depannya seperti apa." Balas Arne. "Kau benar Putri. Aku berharap takdir mempertemukan kita kembali." "Aku juga berharap seperti itu Ratu." Balas Arne. "Aku juga berharap kau akan menjadi menantu ku Putri." ---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN