Bagian Tujuh

1008 Kata
"Aku juga berharap kau akan menjadi menantu ku Putri." Arne terdiam mendengar perkataan dari Ratu. Dia tidak dapat menjawab nya. Ratu yang menyadari hal itu langsung tersenyum tipis dan memegang tangan Arne. "Tidak usah kau pikir kan perkataan ku Putri. Sekarang lebih baik kau baik ke kereta dan pulang lah. Keluarga mu pasti sedang menunggu kedatangan mu." Tutur sang Ratu. "Baiklah. Aku pamit Ratu. Terimakasih sudah memperlakukan ku dengan baik di sini. Aku akan terus mengingat itu." Balas Arne. Arne pun memberi hormat ke Ratu dan setelah itu berjalan menuju kereta kudanya di ikuti oleh Sally di belakang. Setelah Arne dan Sally sudah berada di dalam, kereta pun di jalankan. Arne masih berpikir tentang harapan Ratu. Ratu memang orang yang sangat baik. Tetapi Arne tidak bisa menjadi menantu untuk nya. Karena dia sama sekali tidak ingin menjadi bagian dari kerjaan Syden. Dia ingin hidup bebas sesuai keinginan nya. Dan dia juga ingin anaknya kelak tidak hidup seperti dirinya. Yang diatur dari ujung rambut sampai ujung kaki. Arne tidak mau seperti itu. Karena itu dia tidak ingin menikah dengan anggota kerjaan atau pun bangsawan sekaligus. Arne hanya ingin menikah dengan pria yang sederhana dan mampu membuatnya bahagia. Dan dia berharap jika pria itu adalah Sargon. --- Arne sangat bosan sekarang. Hanya diam dan duduk. Dia sangat ingin menikmati pemandangan yang ada di luar sana. Tetapi sepertinya Sargon tidak mendapatkan tempat yang cocok untuk istirahat sebentar. "Sally apakah kau tidak bosan?" Tanya Arne kepada Sally. Sally yang sedari tadi hanya diam, seketika langsung menoleh ke arah Arne. "Tidak terlalu Putri. Apakah anda bosan? Aku bisa memberitahu kepada salah satu pengawal untuk istirahat sebentar." Jawab Sally. "Tidak perlu. Jika memang harus beristirahat, Sargon pasti sudah berhenti sedari tadi." Balas Arne lagi. "Baiklah Putri. Ngomong-ngomong anda bilang, anda tidak akan bertemu dengan Putra mahkota. Tetapi sepertinya anda sangat menikmati pertemuan anda Putri." Ucap Sally. Dia sedikit menggoda Arne. "Dia memaksa untuk menemani ku mengelilingi Taman. Aku tidak mungkin menolaknya. Lagian tidak ada salahnya menerima ajakan nya." Jelas Arne kepada kepada Sally. "Anda tidak tertarik kepada nya kan?" "Apa maksud mu Sally? Tentu saja tidak." "Aku hanya khawatir. Bisa saja setelah melihat nya anda jadi tertarik kepada nya." "Tidak akan. Aku selalu memegang ucapan ku. Lagian kau tidak lihat sikap nya tadi? Dia terlalu menganggap rendah orang yang status nya di bawah nya. Aku tidak menyukai pria seperti itu. Terlalu sombong. Dia tidak cocok menjadi suami ku." "Tapi aku malah berharap sebaliknya Putri. Dan juga anda sangat cocok dengan nya. Dia sangat tampan." Arne langsung melayangkan tatapan yang mematikan kepada Sally. Sally hanya tersenyum melihat tatapan Arne. "Berhenti bicara tentang dia. Aku sangat lelah." Tutur Arne. Sally pun langsung diam. Dia tidak lagi membahas pembicaraan tentang Darian. Tidak beberapa lama kemudian, kereta yang Arne dan Sally tumpangi berhenti. Dan detik berikutnya Sargon sudah berada di depan pintu. Sally pun langsung membuka kan pintu dan mendapati Sargon. "Maaf Putri aku ingin memberitahu kalau di luar pemandangan sangat indah. Pengawal kerajaan Syden sendiri yang merekomendasikan nya kepada ku. Aku sangat yakin jika Putri akan menyukai nya." Jelas Sargon kepada Arne. "Tentu saja. Kalau kau setuju, pasti pemandangan nya tidak akan mengecewakan. Kita istirahat saja dulu." Balas Arne. Sargon pun tersenyum tipis dan memberitahu kepada pengawal lain untuk beristirahat sejenak. Arne pun langsung turun dari kereta dan ingin melihat pemandangan yang di maksud Sargon. Dia tersenyum lebar ketika melihat langsung pemandangan itu. Arne tidak dapat menggambarkan perasaannya sekarang. Melihat hamparan bunga berwarna merah membuatnya sangat ingin memetik semua bunga itu. Sangat indah. Dia tidak tau kalau wilayah Syden mempunyai pemandangan secantik dan seindah ini. Arne pun berjalan mendekat ke arah hamparan bunga itu. Dia tidak tahan untuk memegang dan menghirup aroma bunga itu. Arne tidak dapat membohongi perasaannya. Dia sangat bahagia sekali. Arne menatap hamparan bunga dan satu pria yang mampu membuat hati nya bergetar. Pria itu berjalan menuju ke arah Arne. Dengan wajah tegas dan postur tubuh yang bagus. Arne tidak tau kenapa dia bisa jatuh hati kepada pria ini. Sikap nya yang lembut dan juga perhatian membuat Arne berharap lebih kepada nya. Berharap jika pria ini mampu membuat nya keluar dari kerajaan dan membangun rumah tangga yang sempurna. Memiliki putra dan putri yang sangat imut dan lucu. Arne sangat berharap itu akan terjadi. Dia sangat ingin hidup dengan pria ini. Sama seperti dia ingin hidup bebas dan keluar dari kerjaan. Dia ingin pria ini lah yang menjadi alasannya keluar sari kerajaan. "Tapi itu tidak mungkin akan terjadi. Semua itu hanyalah angan semata. Kehidupan kita sebagai seorang Putri dari Raja yang berkuasa sangatlah tertutup" Seketika senyuman Arne lenyap ketika mengingat perkataan dari Ratu Syden. Dia tidak akan pernah melakukan itu. Itu semua hanyalah angan dan khayalan nya semata. Kehidupan bebas dan pendirian nya tidak bisa terjadi. Semua sudah di atur. Seketika Arne merasa semua nya menjadi mustahil. Mendapatkan Sargon menjadi mustahil untuk nya. Menikah dan membangun rumah tangga menjadi khayalan untuk nya. Dan memiliki putri dan putra yang lucu menjadi angan bagi Arne. Semua nya adalah mustahil. Senyuman yang sering Sargon berikan kepadanya akan hilang secara perlahan. Senyuman itu akan Sargon berikan kepada wanita lain. Dan Arne akan mendapat kan senyuman yang bukan dari Sargon. Semua nya terasa berat bagi Arne. Mimpi nya tidak akan pernah menjadi nyata. Sargon adalah mimpi yang terjadi di malam hari. Mimpi yang sering di bilang bunga tidur. Dan bunga itu tidak akan pernah mekar dan tumbuh. Bunga tersebut akan layu sebelum berkembang. Sekarang Arne membenarkan perkataan Ratu Syden. Semua harapan nya hanyalah angan yang ingin dia wujud kan. Tetapi semua itu tidak akan pernah terjadi. Harapan itu akan hilang dengan sendirinya. Di gantikan dengan realita yang ada. Realita jika dia adalah Putri dari Raja yang berkuasa. Putri yang harus menuruti semua perkataan dan perintah dari sang ayah. Tidak boleh ada kesalahan dan tidak boleh ada penolakan. Semua nya sudah di atur. Arne hanya perlu menjalan kan nya. "Putri?" Sargon menatap bingung kepada Arne yang hanya diam menatap diri nya. Arne masih terus berpikir dan terus berpikir. Semuanya hanyalah mimpi baginya. Sebuah mimpi ketika dia tertidur. Tidak lebih. ---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN