Bab 02 DIA DIBUNUH PAPANYA!
“Kamu memang yang bikin aku seperti ini!” teriak Hasto kalap.
“Kalau kamu membalas cintaku aku nggak akan seperti ini, tidak akan pernahmain perempuan,” teriak Hasto lagi.
“Sudah tahu aku tak pernah mencintaimu sejak SMA, kenapa kamu hilang akal Ketika Dwi mengusulkan kamu memperkosa kamu agar aku hamil?”
“Kamu main sama Dwi sebelum kamu memperkosa aku kan? Kalian sudah terbiasa, kenapa aku yang dijadiin alas an?” teriak Lala karena memang Lala tahu sebelum dengannya Hasto sudah biasa dengan Dwi.
“Dwi selalu menceritakan bagaimana pertarungan hebat kalian agar aku cemburu dan TIDAK MENERIMA KAMU! Dwi juga selalu bangga bilang cerita dapat bayaran dari kamu! Jadi jangan salahkan aku, salahkan pel4curmu itu!”
Hasto kalap, ternyata Dwi biang pangkal yang membuat Lala semakin menjauhinya sejak SMA, tentu Lala tak mau dekat dengannya karena Dwi selalu pamer semuanya. Kemaran Hasto telah salah sasaran, dan Hasto semakin yakin skandal ini memang dirancang Dwi agar mereka menikah walau hanya sekadar menikah siri seperti permintaan Dwi dan juga Hasto mengizinkan Dwi hamil. Sebab selama ini Hasto selalu mecekoki pil anti hamil setiap mereka selesai berhubungan.
Hasto makin kalap karena telah salah menyakiti Pelangi sedemikan lama. Saat itulah Gerhana masuk dan menjerit ketika melihat papanya marah pada sang mama.
Hasto yang sedang kalap tambah gusar mendengar teriakan dan jeritan Gerhana, dia mengangkat tubuh Gerhana di lehernya sehingga Gerhana tercekik lalu dia lemparkan ke bawah. Kepala Gerhana terbentur lantai Lala langsung menjerit begitu melihat kepala Gerhana keluar darah.
Hasto terkesiap melihat anak mereka demikian keadaannya.
Tanpa banyak cerita Lala langsung teriak memanggil Bik Siwa untuk membawa dia ke rumah sakit saat itu Bik Siwa, pengasuh Gerhana langsung minta seorang sopir untuk mengantar mereka ke rumah sakit terdekat.
Hari itu ke mana pun Hasto selalu diikuti wartawan karena beritanya sedang santer. Jadi begitu Hasto keluar rumah dengan mobilnya wartawan pun mengikuti karena mobil Hasto mengikuti mobil Lala ke rumah sakit.
Biar bagaimanapun Hasto sangat mencintai Lala. Sebenarnya dia juga cinta sama Gerhana hanya karena tak sabar akhirnya dia melakukan hal itu tadi.
Hasto tentu saja sangat ketakutan bila terjadi hal yang tidak diinginkan kepada Gerhana karena Gerhana adalah hidupnya Lala.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Maaf Bu, maaf anak ibu sudah meninggal sebelum kami terima,” kata dokter yang memeriksa Gerhana pelan.
Pelangi tidak menangis. Dia hanya menatap wajah kekasih kecilnya. Dia mengusap wajah ganteng anaknya. Satu-satunya keluarga yang dia miliki setelah kematian kedua orang tuanya.
Pelangi menciumi wajah tersebut, dia sungguh tak percaya di usia empat tahun Gerhana sudah meninggalkan dirinya. Bik Sumi terisak melihat momongannya sudah tiada.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Apa yang terjadi Bu? Apa yang terjadi?” tanyak banyak wartawan saat Pelangi keluar karena diminta perawat, mereka akan membersihkan dan memandikan tubuh Gerhana serta membuat surat kematian anak itu.
“Suami saya marah karena kalian membongkar rahasia perselingkuhannya dengan Dwi Mrabawani! Mereka sudah menjalin hubungan sejak kami SMA. Jadi bukan hal baru. Bahkan yang saya tahu Hasto memperkosa saya juga atas sarannya Dwi. Itu Hasto yang bilang. Dan Dwi juga bangga telah memberi saran agar Hasto memperkosa saya. Dwi bangga mengakui itu pada saya, sehingga akhirnya saya hamil dan harus menikah dengan Hasto.”
“Sekarang anak saya dibunuh oleh Hasto, karena dia marah beritanya tersebar. Dia marah pada kalian tapi anak saya yang dibanting. Kepala anak saya pecah. Jelas-jelas pecah itu karena dibanting oleh bapak kandungnya. Kalian sebarkan saja berita ini. Saya saksi dan dokter semua di sini saksi. Zaman sekarang sulit untuk menutup berita yang benar seperti ini,” kata Lala dengan tegasnya.
“Katakan pada semua orang, kalau keluarga Kadri bilang CCTV kamar saya rusak itu HOAX. CCTV kamar itu tidak rusak, CCTV kamar saya selain ada di panel pusat, juga langsung ada di ponsel Hasto. Kalau barang bukti itu dimusnahkan, katakan di mana keadilan. Apa karena keluarga Kadri punya nama dan uang maka mereka bisa melenyapkan barang bukti seenaknya. Siarkan ini, CCTV di rumah keluarga Kadri tidak ada yang rusak. Dan saya punya semua rekamannya yang saya simpan di tiga tempat terpisah!”
Tentu saja itu membuat Radmila Utari ibu mertua Pelangi makin marah melihat tayangan live langsung Lala yang mengatakan Hasto membunuh cucunya.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Apa tanggapan Anda Pak Hasto, istri Anda mengatakan Anda membunuh anak Anda. Ada bekas cekikan kata dokter di lehernya, juga tengkoraknya pecah sehingga darah keluar,” cecar wartawan pada Hasto yang hanya duduk lemas melihat Lala memberi keterangan pers.
“Saya tidak berniat melakukannya. Mohon maaf saya tidak mau berkomentar apa pun lagi. Nanti hubungi saja pengacara saya,” kata Hasto. Dia tak bisa berkelit lagi. Jelas dokter mengatakan ada bekas cekikan dan juga darah keluar dari kepala Gerhana.
Walau tak ada bukti CCTV sekali pun, Hasto tak mungkin akan mengatakan bahwa Lala lah yang membunuh Gerhana, karena itu tak akan mungkin. Dan Hasto juga tak mau Lala yang dipenjara. Tidak akan mau. Dia sangat mencintai Lala, sehingga dia akan menerima kalau dia akan dipenjara akibat perbuatannya tersebut.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Ada apa Ma?” tanya Pridantono Kadri, papa Hasto yang mendapat telepon bertubi-tubi dari Radmila Utari, istrinya yang sangat menjijikan versi dia.
“Gerhana meninggal Pa,” jawab Utari, akhirnya setelah berapa puluh kali dia hubungi suaminya mengangkat telepn darinya. Sudah lebih dari tiga tahun Utari jarang bicara dengan Pridantono baik secara langsung apalagi melalui telepon. Semua karena Hasto menghamili Pelangi dan menikahinya membuat Utari sering marah pada Lala, dan Pridantono tak menyukai hal itu dilakukan seorang perempuan pada perempuan lain yang sudah terluka seperti yang Lala alami.
“Ya sudah kubur saja, kenapa lapor Papa,” tanya Pridantono yang sedang asyik menunggangi kuda baru yang dia dapat. Tentu saja kuda yang sangat mulus dan mampu berdesah dengan yahud, sehingga membuat Pridantono tak ingin berhenti menunggangi kuda tersebut sepanjang hari. Bahkan hari ini dia sama sekali tak ke kantor hanya sibuk dengan kuda barunya.
“Masalahnya Gerhana dibunuh oleh Hasto,” kata sang istri.
“Apa?!” teriak Pridantono, dia bukan berpikir tentang meninggalnya Gerhana tapi nama besar Kadri yang akan rusak dengan kasus pembunuhan cucu kandungnya dan pelaku adalah anak kandungnya sendiri atau ayah kandung si cucu.
“Beritanya sudah ada di televisi karena semua orang mengikuti mobil Hasto yang keluar rumah hari ini. Hasto sedang marah-marah karena kasus perselingkuhannya viral. Entah siapa yang menyebarkan banyak video dia bermain dengan Dwi di ruang kantornya juga di kamar kost Dwi. Mungkin Dwi yang sengaja menyebar atau memang ada orang lain yang menyebarkan video tersebut. Sehingga banyak foto dan video Dwi dan Hasto bermain di manapun. Di kamar kerja Hasto, di sofa ruang kerja Hasto, bahkan di meja kerja Hasto juga di kamar kostnya Dwi. Semua ada nah karena itulah Hasto marah lalu dia melampiaskannya pada Gerhana,” jelas Utari.
“Kurang ajar. Hasto memang anak tidak tahu diuntung. Seharusnya dia mikir kalau mau menghabisi nyawa orang. Ini yang dihabisi anaknya sendiri dan viral pula. Kalau kayak begini kan Papa harus turun tangan kata Pridantono. Dia pun terpaksa menyudahi main kuda-kudaannya gara-gara masalah Hasto.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Dari rumah sakit Lala tidak membawa Gerhana ke kembali ke rumah keluarga besar Kadri, dia membawa putranya ke rumah keluarga papanya di ujung Utara Jakarta. Papa dan mamanya sudah meninggal papanya meninggal ketika Gerhana berusia tujuh bulan dan mamanya meninggal ketika Gerhana berusia tiga tahun. Jadi dia sudah sebatang kara.
Sejak saat itu Hasto tentu saja langsung ditahan polisi. Berkali-kali Pridantono memanggil Lala, tapi Lala tak mau peduli begitu pun dengan Radmila Utari, menyuruh Lala pulang. Tapi Lala tak mau peduli. Dia tahu bila dia menuruti panggilan itu dia akan diintimidasi agar memberi keringanan pada Hasto.
Tanpa dia beri keringanan saja Lala yakin hasto tak akan dikurung lama. Pernah satu kali Pelangi pulang saat tahu rumah kosong taka da Utari. Dia pulang hanya untuk mengambil semua surat pentingnya termasuk paspor. Waktu dia keluar dari rumah sakit adalah keluar dari rumah membawa Gerhana ke rumah sakit, saat seperti itu dia tak membawa apa pun. Tak membawa selembar baju atau apa pun kecuali dompet dan ponsel sebab diapikir akan butuh uang guma biaya rumah sakit. Jadi keluar dari rumah keluarga Kadri dia tidak membawa sepotong barang pun.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Satu bulan kemudian pengadilan Hasto digelar. Pelangi pulang dari tempatnya sembunyi di negara bersalju. Dia memang sengaja menghilang agar tak dikejar Pridantono dan Utari.
Uang berkuasa! Dengan mudahnya Hasto berkelit dengan bantuan pengacara yang bukan hanya satu tapi barisan pengacara. Sejuta alas an Hasto kemukakan berdasarkan arahan pengacara.
Di hari ke 45 sejak kematian Gerhana putusan pun akan diberikan, walau di sidang pertama Pelangi memberi bukti rekaman CCTV saat kejadian dan dia minta langsung ditayangkan saat itu juga, jangan hanya disimpan oleh hakim dengan alas an akan dipelajari seusai sidang.
Dua hari lalu Lala pulang ke rumah keluarga Kadri dia hanya mengambil baju yang dia miliki dan dia perlihatkan pada Utari bahwa yang dia bawa adalah koper miliknya, juga pakaian miliknya, tak membawa apa pun lagi. Pelangi benar-benar membuka kopernya di depan Utari dan sebelumnya dia minta dua satpan serta tiga orang pembantu menyaksikan. Tidak ada baju, sepatu atau apa pun yang diberikan oleh Hasto dibawa oleh Lala. Yang dia bawa beberapa mainan dan baju Gerhana.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Hari ini Pelangi siap mendengar putusan yang dia sudah yakin tidak akan mungkin Hakim memutus Hasto bersalah dan mendapat hukuman berat. Mungkin lebih tepat hukumannya hanya sekedar gambaran bahwa ada hukuman. Daripada dihukum bebas, tentu nanti akan disorot oleh media.
Pelangi sudah mengetahui hal itu, kekuatan uang dan nama besar keluarga Kadri pasti akan berperan dalam keputusan kali ini, sehingga Pelangi tidak berharap banyak keadilan akan ada di pihaknya.