PERKOS4 SAJA SAMPAI DIA HAMIL

1578 Kata
Lala atau Pelangi Mustika Maliq tak menggubris kedatangan Prihastono Kadri atau Hasto suaminya yang membawa pel4cur atau gundik atau apalah ke dalam rumah keluarga besar Kadri. Di rumah ini Lala hanya menganggap dirinya menumpang tidur saja. Dengan bangganya Hasto memperlihatkan bagaimana dia menyerang perempuan itu di depan Lala, tapi Lala bergeming dia jalan tak peduli apa yang Hasto lakukan ini bukan pertama kali. Hasto kerap membawa pel4cur bahkan sudah sangat sering. Salah satunya adalah Dwi Mrabawani teman SMA Lala yang sejak SMA memang mengejar Hasto. Awalnya dulu Hasto minta bantuan Dwi untuk berkenalan dengan Lala. Hasto adalah anak seorang milyarder negeri ini, dia putra tunggal dan pewaris tahta kerajaan, tentunya siapa pun pasti tergila-gila padanya terhadap wajahnya juga terhadap kekayaannya terkecuali Lala. Mengetahui hal itu Dwi langsung mepet terus pada Hasto. Dia tak mau membuang kesempatan. Lala tak peduli dengan ketampanan dan kekayaan Hasto. Karena tak berhasil mendekati Lala dengan cara baik-baik akhirnya Hasto hanya menjadi stalker saja, dia selalu memata-matai semua kegiatan Lala. Kegiatan Lala untuk latihan beladiri, untuk belajar menjahit, kegiatan Lala untuk belajar kelompok mempersiapkan diri untuk ujian, pokoknya semua kegiatan Lala selalu diikuti oleh Hasto yang lebih tua tiga tahun dari Lala. Hasto sudah kuliah tentunya, Lala baru mau ujian kelas tiga SMA. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Hasto melirik istrinya, dia makin marah melihat Lala hanya berlalu begitu saja dan masuk kamarnya bukan ke kamar Hasto tentu. Kamar Lala memang berbeda. Hasto punya kamar sendiri untuk melakukan hal buruk di rumah itu, walau tiap malam dia selalu tidur bersama istrinya di kamar Lala. “Sialan! Dia selalu saja seperti itu. Tak pernah berubah. Tak ada rasa cemburu yang dia perlihatkan. Aku benar-benar tak ada artinya di mata Lala. Aku jungkir balik seperti apa pun dia tak peduli,” kata Hasto itu. Perlakuan Lala membuat Hasto makin kalap. Akhirnya Hasto melakukan kompensasi dengan berbuat brutal pada perempuan yang dia bawa. Selalu seperti itu. Sebenarnya Hasto tak ingin main perempuan sama sekali, Hasto hanya ingin membuat Lala cemburu, tapi tak ada kecemburuan dari istrinya tersebut. Bahkan Lala tetap meladeni dia walau dengan pasif tak bergerak, tak bereaksi apa pun, itu yang membuat Hasto benar-benar putus asa. Sebenarnya cinta Hasto hanya untuk Lala. Apa yang dia lakukan semuanya untuk membuat Lala marah, bukan karena dia cari kepuasan. Karena walaupun Lala hanya pasif dia lebih puas dengan Lala, itu keanehannya. Dengan perempuan lain walaupun mereka aktif seperti apa pun tak ada kepuasan dalam diri Hasto. ≈≈≈≈≈≈≈≈ “Seharusnya kamu sadar diri. Jadi perempuan itu perlakukan suamimu dengan baik di tempat tidur, sehingga dia tidak cari mainan di luar sana,” kata perempuan setengah baya yang bernama Radmila Utari ibu mertua Lala ketika dia melihat Lala melewatinya mau masuk kamar tadi. “Iya Ma saya sadar diri kok. Semoga saja apa yang saya alami juga Mama alami. Suami Mama cari pelampiasan di tempat lain, karena tidak betah sama Mama yang terlalu cerewet.” “Kita lihat saja Ma. Atau mungkin sudah banyak perempuan yang jadi teman tidurnya papa kan? Saya yakin banyak kok perempuan yang mau melebarkan selangkangannya untuk papa yang sudah botak dan gendut itu, yang penting dibayar,” kata Lala dengan santai. “Kurang ajar kamu,” teriak Utari. “Saya hanya menjawab yang sebenarnya kok. Coba saja Mama cari di mana Papa sekarang. Pasti dalam dekapan para perempuan yang sama seperti yang Hasto bahwa saat ini. Cuma papa main lebih halus tidak dibawa ke rumah karena istrinya tukang marah-marah. Kalau saya sih nggak perduli, jadi nggak perlu Mama nasehatin saya untuk menerima kondisi Hasto, karena saya nggak mencintai Hasto, dan saya nggak butuh duit dia.” “Sudah sejak empat tahun lalu ketika saya melahirkan, saya minta diceraikan, tapi Hasto tak pernah mau menceraikan saya.” Lala memang sudah melahirkan anak dan sekarang Gerhana Maliq putranya sudah hampir empat tahun. Bagaimana dia bisa melahirkan anak sedang dia tidak mencintai Hasto sama sekali? Itu adalah long story. Rupanya Dwi karena kesal pada Hasto mengusulkan suatu hal yang membuat Hasto jadi terinspirasi untuk mendapatkan Lala. “Sudah setahun lho, hubungan kita. Aku sudah selesai SMA, nggak ada halangan untuk kita menikah. Dulu kan alasannya karena aku masih SMA nggak bisa menikah,” ucap Dwi sehabis mereka bertukar peluh. “Siapa yang mau nikahin elo?” kata Hasto kesal. “Dari dulu kan gua sudah bilang, gua cuma cinta mati sama Lala. Elo yang nyodorin badan elo kan?” kata Hasto. “Kalau elo mau ya silakan, nggak mau ya sudah. Gua nggak peduli kok, dan gua kan sudah bayar. Apa kurang bayaran gue sama elo jawab Hasto lagi. Memang selama ini Hasto memenuhi kebutuhan jajannya Dwi. Dwi juga bukan anak berada seperti Lala, tapi karena dia mau menyerahkan diri pada Hasto maka dia punya ponsel terbaru. Dia punya sepatu olahraga dengan merek terkenal dan semua kebutuhan saat masih SMA dan kuliah semua digelontorkan Hasto. Dwi sengaja mengambil kuliah sekretaris agar bisa bekerja di kantor Hasto dan menjadi sekretaris Hasto nantinya, dan sekarang dia memang telah lulus karena hanya mengambil kuliah diploma dua thaun atau D2 saja. Sedang Lala mengambil kuliah kedokteran, Lala ingin menjadi dokter anak. Itu tujuan utamanya. “Kalau begitu kamu perkosa saja Lala sampai dia hamil. Kalau hamil kan mau nggak mau dia jadi milik kamu,” usul Dwi asal njeplak, karena kesal Hasto selalu mengulur waktu tak mau menikahinya. Memang sejak awal Hasto tak pernah ingin menikahi Dwi, Dwi tahu di otak Hasto hanya ada Lala. Tanpa berpikir panjang Hasto pun melakukan apa yang disarankan Dwi. Dia benar melakukan pemerkosaan bahkan bukan hanya sekali sampai tiga kali dan akhirnya Lala memang hamil. Tapi walaupun sudah hamil Lala tetap menolak ketika Hasto melamarnya secara resmi. Akhirnya karena kesal Hasto membakar warung sembako milik papanya Lala sehingga papanya Lala tak bisa mempunyai penghasilan lagi. “Terima lamaranku atau rumahmu yang aku bakar!” begitu ancaman Hasto pada Manendra Maliq, tentu saja Gendhis Laksmi, ibunya Lala tidak ingin rumah mereka yang cuma satu-satunya itu dibakar. Nanti Lala tidak punya bekal apa pun kalau mereka sudah tak ada. Akhirnya dengan berat hati kedua orang tua Lala menerima lamaran Hasto. Tapi Radmila Utari, Mama Hasto tidak menyukai Lala atau pun Dwi, dia ingin putranya menikah dengan anak orang yang sederajat dengan dirinya bukan anak miskin seperti Lala dan Dwi. ≈≈≈≈≈≈≈≈ Esoknya dan kemudian esoknya lagi, Hasto kembali membawa perempuan yang berganti-ganti dan Lala masih tetap diam dia tak peduli. Hampir setiap hari Hasto berpikir menyakiti Lala dengan kelakuannya itu akan berdampak Lala menegurnya. Tapi tanpa diduga siang ini Hasto pulang terburu-buru. Dia marah-marah karena ada berita viral di media online. Pergumulannya dengan Dwi di kantor entah siapa yang membocorkannya jatuh ke wartawan dan sekarang menjadi viral. Itu membuat Hasto mengamuk dan segera pulang ke rumah. Hanya rumah tempat sembunyi yang amand ari kejaran wartawan. ‘Kenapa dia pulang cepat dan kenapa wajahnya seperti itu ya?’ pikir Lala. Tapi dia tak peduli. Saat itulah Lala tak sengaja melihat tayangan televisi berita tentang perselingkuhan suaminya bahkan video walaupun di blur tapi terlihat bagaimana mereka making love di meja kantor, atau di sofa kantor atau di kamar kost Dwi atau di manapun. Ada beberapa potongan di beberapa tempat entah siapa yang membuat berita selengkap itu. Lala hanya tersenyum sinis. “Syukurin!” kata Lala. Dia tak peduli karena selama ini dia punya rasa apa pun pada suaminya. Sejak menikah Lala tidak pernah keluar rumah, mau ke mana? Pasti nanti akan jadi ribut kalau dia keluar. Sehingga sehari-hari dia hanya di dalam rumah atau di kebun, kadang Lala memang ke toko depan atau ke supermarket dekat rumah. Hanya itu kegiatan Lala sehari-hari bersama Gerhana putra semata wayangnya. Empat tahun lalu Gerhana lahir, tapi kondisinya dia autis, sehingga butuh penanganan special. “Kamu tuh diem saja sih? Kok nggak berkomentar?” teriak Hasto melihat istrinya tak peduli melihat tayangan berita skandalnya. Lala menengok ke suaminya yang menjerit-jerit memarahinya. “Sekali lagi aku harus bilang wow begitu?” kata Lala tenang. “Itu kan memang kelakuan bej4dmu. Nggak di rumah, nggak di kantor, nggak di mana pun. Lalu kalau sekarang orang lihat aku harus bilang apa? “Wong di rumah saja kamu biasa kok di depan semua orang melakukan hal itu. Kenapa jadi aku harus berkomentar? Pembantu di sini semua sudah melihat kamu mencium pelacurmu itu di ruang tamu, di ruang makan, di mana pun nggak peduli tempat kan? Cuma pas nembaknya saja kamu kepaksa ke kamar karena mungkin malu kali ya? Tapi kan selama ini semua sudah tahu. Kenapa aku harus berkomentar? Kenapa aku harus ngejelasin?” kata Lala. Lala pun masuk ke kamarnya, dia tidak mau ribet dengan Hasto, tapi Hasto yang sedang bingung karena kasusnya ramai masih ingin meluapkan emosinya. Hasto mengikuti istrinya ke kamar Lala. “Kamu tuh ya, bukannya ngasih solusi ke aku,” bentak Hasto geram. “Solusi apa? Aku harus bilang sama wartawan suami saya itu alim, soleh, rajin shalat, tidak mungkin melakukan hal tersebut. Begitu?” “Padahal jelas-jelas semua potongan video itu adalah wajahmu dan wajah Dwi, tak ada potongan wajah lain, lalu aku harus bilang apa?” teriak Lala. Dia tidak pernah takut bila melawan Hastodan ibunya. Apa yang dikatakan Hasto pasti dia lawan. Cuma dia tidak mau ribut di depan semua orang apalagi di depan putranya. Hasto membenarkan apa yang Lala ucapkan karena memang benar. Mau dibilang seperti apa pun jelas potongan itu ada dia bermain di meja kerjanya di sofa atau di kamar kerjanya jadi bukan satu kali dan memang tidak bisa dipungkiri. Yang aneh mengapa hanya dengan Dwi? Mengapa tak ada dengan sejuta perempuan lainnya?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN