ABANG & ADEK

1040 Kata
“Kalau data saya sudah ada di tangan Anda, berarti Anda tahu dong siapa istri saya,” jawab Hasto dengan pedenya. Dia merasa uang dan nama besar keluarganya akan membuat para cecunguk di depannya takut. “Justru kami tidak tahu Pak. Kami tahunya Bapak sudah talak 3. Berarti Bapak tidak ada istri. Bagaiaman bisa bapak mengakui punya istri sedang Bapak belum ada catatan menikah lagi?” “Apalagi istri Bapak ada di sekolah atau yayasan ini. Jadi kalau Bapak tidak pergi dalam tempo 1 X 60 menit kami akan laporkan ke polisi dan segera satu kompi polisi datang untuk menjemput Bapak.” “Kami tahu walau hukuman percobaan Bapak yang berlaku dua tahun sudah berlalu. Tapi bila baru selesai masa percobaab, lalu melakukan kesalahan lagi tentu akan fatal.” “Karena dua minggu ini Bapak selalu mengamati siswa dan guru-guru di sini. Kami akan melaporkan Bapak dengan alasan mengganggu kenyamanan siswa dan pegawai di sini Pak,” kata satpam. Hasto yang mendapat teguran seperti itu kaget karena satpam memang sudah memegang data dirinya. Jelas-jelas di situ dia sudah memberi talak 3 pada Pelangi, tapi barusan dia mengakui dia sedang mengamati istrinya. Itu akan bisa berdampak buruk pada kebebasannya lagi, walau dia sudah terbebas dari hukuman dua tahun untuk tidak terlalu dekat dalam radius 500 meter. Tapi setidaknya nanti bisa ada kasus baru lagi. ‘Aduh jangan-jangan kasus itu akan viral lagi kalau aku tidak segera mundur. Baiklah untuk sementara aku mundur dulu,’ pikir Hasto. Dia benar-benar harus mencari langkah aman dulu. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Sudah Enggak apa-apa,” kata satpam yang tadi memberi teguran pada Hasto. Rupanya itu semua adalah perintah dari Biru datanya pun ada dari Biru. Dan orang itu sebenarnya body guard Biru, bukan satpam biasa. Dia dan teamnya memang khusus menjaga keamanan dan keselamatan Senja. Karena sekarang ada kasus Pelangi maka diberi tugas tambahan. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Miss Lala, maaf tadi ada seorang lelaki yang mengatakan sudah dua minggu dia mengamati istrinya dan kami sudah usir. Tapi tetap saja mungkin dia ada di sekitar sini, hanya tidak terlalu dekat dengan Yayasan.” “Jadi Enggak apa-apa Biru memberi perintah kalau bisa Miss Lala hati-hati. Lelaki itu sudah mengatakan bahwa dia mengamati istrinya loh. Artinya dia masih merasa sebagai suami Anda. Jadi terserah Miss Lala, sekarang untuk berangkat kuliah mau pakai motor atau mobil.” “Kalau mau pakai mobil, itu mobilnya. Non akan bersama saya, mobilnya juga anti peluru termasuk bannya. Kalau motor, ini kuncinya motornya ada di sebelah mobil termasuk jaket dan helmnya,” seorang sopir mendatangi Pelangi yang hendak pulang untuk berangkat kuliah. Pelangi sudah makan apa yang dibawakan dari rumah tadi. “Apa???” “Dia mengaku mengamati istrinya?” tanya Pelangi tak percaya. “Iya. Satpam yayasan juga langsung menegur dengan data dari Pak Biru yaitu bahwa dia sudah memberi talak 3 pada Anda. Dari situ sudah jelas kalau kami tidak punya fakta bahwa dia sudah menceraikan dia tetap akan ngotot bahwa Anda adalah istrinya. Jadi enggak apa-apa Biru memberi pilihan pada Non sendiri.” “Kami tidak mau memberi arahan atau paksaan. Semua tergantung mau pakai motor silakan. Mau pakai mobil silakan. Nanti motor kami simpan lagi.” Pelangi tentu saja merasa tak nyaman bila Hasto mengejar dia ke kampus. Pelangi yakin Hasto akan menemuinya di kampus. Jadi dia harus ditemani oleh driver yang kata Biru punya kemampuan yang bagus untuk beladiri. “Baiklah sementara saya ikut mobil saja Pak, karena katanya kan Bapak akan menemani saya selama di kampus,” ucap Pelangi pasrah. “Jangan panggil Bapak Non. Kita pura-pura saja pasangan kekasih. Saya jemput Non dari sekolah buat nganter ke kampus. Kita pacaran dan saya nanti akan menunggu Non keluar dari kampus.” “Saya akan datang lebih dulu dari waktu Non keluar. Saya sudah menyimpan nomor Non, nanti saya miscall mohon disimpan nomor saya.” “Nama saya Adnan. Kita sepasang kekasih. Nanti saya infokan data yang sudah ada di saya. Berapa lama kita pacarana, kenalannya di mana dan segala macamnya agar kalau mantan suami non tanya, jawaban kita sama karena saya yakin dia akan terus menguntit Non,” jelas Adnan detail. Pelangi tak percaya semua sudah di arrange detail agar tak ada celah untuk dicurigai Hasto. “Baiklah,” kata Pelangi. Dia bersiap menuju mobil yang tersedia, dan Pelangi terbelalak melihat motor yang dsediakan untuknya. Motor matic terbaru dengan harga super mehong serta helm dan jaket mahal sudah ready menunggu dia gunakan. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Jangan duduk di belakang Non, masa duduk sama pacarnya di belakang. Dia pasti mengamati kita, gestur tubuh jangan kaku,” Adnan memperingatkan Pelangi saat masih ada jarak beberapa langkah dengan mobil. “Astagfirullah, maaf kalau saya mengacaukan sandiwara kita, maaf. Oke saya akan ikuti sandiwaranya,” ucap Pelangi. Dia lupa sedang diamati Hasto. “Iya Non, memang harus seperti itu. Kalau tidak ada orang saya tetap akan panggil Non karena saya tahu diri. Tapi apabila di depan orang lain kita harus pura-pura sebagai sepasang kekasih. Mohon maaf kalau saya tidak panggil Non di depan orang.” “Iya Pak nggak apa-apa, saya berterima kasih atas bantuannya.” “Biasakan panggil saya MAS Non. Jadi lebih enak saja.” “Jangan Mas lah. Nggak enak. KAK saja ya?” kata Pelangi. Soalnya Pelangi kemarin dengar Biru minta dipanggil mas. kalau Adnan juga dipanggil mas rasanya nanti akan ribet. “Oke, Abang juga enggak apa-apa, kayaknya Abang lebih enak deh,” ucap Adnan. “Nah oke. Kayaknya Abang saja deh. Abang lebih familiar dan lebih hangat,” kata Pelangi. “Oke saya akan panggil Non dengan panggilan DEK ya. Jadi mulai sekarang saya akan berupaya belajar manggil dek dan panggil saya Abang, agar kita tak kaku.” “Iya Bang. Insya Allah kita saling menyesuaikan diri demi rencana berjalan lancar. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Hasto mengikuti mobil yang mengantar Pelangi ke kampusnya. “Siapa lagi itu? Mengapa sekarang dia diantar mobil. Apa dia jual motor karena mau diantar jemput seperti itu, sehingga merasa tak perlu pakai motor?” “Tapi lelaki pengangguran mana yang jemput dia untuk berangkat ke kampusnya?” Hasto tak sadar diri padahal dirinya sendiri dari pagi sebelum Pelangi mengajar sampai nanti Pelangi pulang kampus malah nungguin Pelangi tanpa melakukan kegiatan apa pun. Dia yang pengangguran tapi mengatakan orang pengangguran karena menjemput Pelangi saat jam Pelangi pulang mengajar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN