“Kalau kata orang-orang den Banyu kasih izin boleh, asal kamu cuma main sama saya. Tapi saya nggak tahu juga sih masa nanti suami istri enggak main kan nggak mungkin. tapi perjanjian katanya antara neng Wangi sama den Banyu begitu.” “Ternyata den Banyu meninggal. Tapi pas meninggal dia ninggalin pesan suara, bukan surat, bukan pesan tulisan, tapi suara Non. Jadi kan enggak bisa dipalsukan. Dia ninggalin pesan suara buat den Biru sama tuan Tara. Den Banyu bilang enggak usah sedih, saya pergi, saya sudah punya pengganti saya, yaitu ada di perutnya Wangi!” “Nah di situlah den Biru kaget, karena Wangi itu sudah tunangan sama den Biru. Mereka sudah tunangan!” “Jadi awalnya den Biru dikenalin sama neng Wangi, katanya teman kampusnya den Banyu. Terus neng Wangi itu ngedekatin den Bir uterus.”