Semalaman penuh hingga terdengar azan subuh, Yama masih mendekap pinggang Arsy. Pria itu tidur di hadapan perut Arsy saking bahagianya sang istri akhirnya hamil. Pinggang Arsy menjadi terasa sangat sakit dan wanita itu kesulitan untuk sekadar bergerak lebih-lebih bangun. “Sakit banget? Kita ke dokter, ya?” Yama langsung siaga dan berusaha membopong Arsy, tapi istrinya itu malah merengek kesakitan. “Mi ...?” “Sakit banget, Mas. Sakit. Efek Mas peluk dari kemarin kayaknya,” heboh Arsy masih merengek dan minta diurut. “Coba bentar. Yang sakitnya bukan perut, kan?” lanjut Yama terlalu khawatir. “Pinggang ke bawah, Mas. Kesemutannya sakit banget kayak mau mati rasa.” “Oh, oke ... oke.” Yama langsung membaringkan sang istri dengan hati-hati. Kini, ia paham perihal apa yang harus ia lakuka