18 : Titik Nadir

1529 Kata

Ditemani Yama, Arsy mengurus administrasi dan keperluan yang harus diurus agar pak Parman bisa menjalani operasi hari ini juga. Arsy memang masih berusaha tegar meski apa yang terjadi sudah membuat perasaan bahkan hatinya tak karuan. Hatinya pun sudah menangis, sedangkan kedua matanya yang panas juga sudah berembun. Rasa kantuk akibat sepanjang perjalanan ke rumah sakit terjaga demi memastikan dirinya baik-baik saja karena biar bagaimanapun ia pergi dengan Yama dan bukan suaminya, telah hilang tak tersisa terkikis oleh rasa nelangsanya. Bagaimana tidak, setelah ia pergi dari rumah Daven dengan tujuan yang Daven sekeluarga ketahu, belum ada dari mereka yang menanyakan kabarnya. Karena jangankan dibantu perihal biaya, dianggap saja Arsy tidak merasakannya. Mereka terasa sangat asing, setela

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN