Sekitar pukul setengah sembilan malam, seseorang menekan bel pintu kamar hotel Arsy menginap. Arsy yang baru selesai salat isya terusik dan bergegas untuk memastikan tanpa terlebih dulu melepas mukenanya. Karena hanya di kamar sendiri dan ia pun belum tahu siapa yang datang, Arsy sengaja memastikannya dari lubang kunci. Bukan Yama yang datang dan tengah Arsy tunggu kedatangannya, tapi Arsy mengenalinya sebagai nyonya Humairah. Nyonya Humairah yang memakai piama kimono merah maroon, langsung tersenyum hangat ketika sang menantu membukakan pintu untuknya. Arsy pun balas tersenyum kepada wanita yang kini menghiasi kepalanya dengan banyak rol rambut tersebut. “Mamah ... ada apa, Mah? Ayo masuk.” “Kamu lagi salat, ya?” “Tadi kebetulan baru beres Mah, salatnya.” Nyonya Humairah menganggu