Agusta POV Aku termenung menatap layar monitorku, memperhatikan wajah tertidur pulas Pedro. Namun kali ini bukan untuk riset, hanya untuk menyembuhkan rasa rinduku. Tidak ada pendataan, pena dan notes yang selalu menyertaiku. Hanya rasa sesal telah menghancurkannya. Aku benci perasaan seperti ini, sungguh. Jatuh cinta pada objek penelitian tidak pernah menghasilkan hal yang baik dan bodohnya lagi, ini terjadi untuk kedua kalinya. Malah lebih seperti hukuman bagiku. Berkali-kali aku menghela napas panjang. Tidak tenang dan tertekan. Aku ingin sekali menyentuhnya, tidur sambil memeluknya. Bukannya duduk di depan layar monitor mengawasinya pukul 02:00 dini hari seperti ini. Kesenanganku menguntitnya telah hilang, ini pertanda buruk. Jangan sampai aku menggila karena berjauhan darinya. Aka