Pedro POV Aku langsung membuang muka saat kami tidak sengaja berpapasan di lorong kelas, berjalan lebih cepat melewati si setan. Ia tidak berkata apa-apa, juga tidak menyapa atau sekadar mengganggu aku seperti biasanya. Langkah kakinya juga bergerak lebih cepat menjauhi aku, seolah-olah kami ini hanyalah orang asing yang tidak saling mengenal. Refleks kugenggam dadaku, terasa sakit. Kenapa? Bukankah ini yang aku inginkan? Bebas darinya, tapi kenapa aku malah merasa sedih dianggap tidak ada oleh k*****t tua bangka itu? "Kau baik-baik saja, Pedro?" tanya Nathan yang sedari tadi berjalan di sampingku. Aku mengernyit heran, menatapnya bingung. "Ya, memangnya aku terlihat seperti orang sakit?" Kepalaku langsung dijitak dan ketiak bau itu berhasil mengurung leherku. "Lepaskan Nat, ketiakmu